Langsung ke konten utama

Sang Sapurba

Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.
Sang Sapurba merupakan tokoh 'mitos' legenda di Bumi Melayu, keturunan dari Iskandar Zulkarnain(sosok iskandar/Aleksander dan Zulkarnain adalah dua tokoh yang berbeda!)
Dalam Sulalatus Salatin, disebutkan melalui tokoh ini semua raja-raja Melayu diturunkan. Sementara dalam Tambo Minangkabau, tokoh ini disamakan dengan Maharajadiraja pendiri 'Alam Minangkabau'.[1]

Biografi

Sang Sapurba menikahi Wan Sundaria, gadis Demang Lebar Daun, penguasaPalembang, dan dari hasil pernikahan tersebut mempunyai 4 orang anak, 2 orang anak perempuan, Putri Sri Dewi dan Putri Chandra Dewi, kemudian 2 orang anak lelaki, Sang Mutiara dan Sang Nila Utama.[2]
Sebagai pewaris kekuasan aleksander(walau kekuasaan di berikan kepada para jenderal bawahannya) dan salah satu daripada tiga ahli waris tahta di tempatkan di beberapa tempat yakni, tiongkok (imperium Cina) dan Romawi timur (cikal bakal kerajaan byzantium di Turki) waktu itu. Sang Sapurba punya impian memelihara kebesaran kerajaannya, kemudian menjelajahi semua kawasan Melayu. Dia melakukan perjalanan bermula dari Palembang(awal perjalanan menyelusuri nusantara), Tanjungpura sehingga ke Lingga dan Bintan, lalu masuk Batang Kuantan hingga sampai ke Minangkabau. Dari setiap kawasan yang dilaluinya menyatakan sumpah setia sebagai rakyatnya.[2] Dalam Tambo Minangkabau, kedatangan Maharajadiraja bersama pembantunya Cati Bilang Pandai serta diiringi oleh 4 orang yang dikiaskan denganHarimau CampoKucing SiamKambing Hutan dan Anjing Mu'alim.[1] Nama-nama ini mungkin juga menunjukan asal daerah dari para pengiring tersebut(ada yang berasal dari campa/campo(kamboja), siam/thailand, asia tengah dan persia/iran .[3]
Di Minangkabau, Sang Sapurba dinobatkan menjadi raja, setelah sebelumnya diminta oleh masyarakatnya untuk mengalahkan Ular Sakti Muna(tokoh yang sifatnya diumpakan seperti ular!), seekor ular besar yang telah memusnahkan  di kawasan tersebut.[2] Maharajadiraja ini kemudian membangunkan pusat pemerintahan di Lagundi Nan Baselo yang dirujuk kepada kawasanPariangan (Parhyangan/sekarang batusangkar).
Keturunan dari Sang Sapurba ini kemudian tersebar di Dunia Melayu, Sang Mutiara kemudian menjadi raja di Tanjungpura, Sang Nila Utama menjadi raja di Bintan sebelum berpindah ke Singapura. Sementara anak perempuannya dinikahkan dengan raja Jawadwipa(Majapahit).[4]

Identifikasi dengan Raja Melayu

Sulalatus Salatin menyebutkan nama pendiri Singapura adalah Sri Tri Buana.[2] Kemudian berita ini dikaitkan dengan Prasasti Padang Roco yang bertarikh 1286, diketahui Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa sebagai Maharaja di Bumi Melayu yang mendapat kiriman hadiah Arca Amoghapasa dari Raja Jawa Kertanagara.[5] Pararaton menyebutkan kepulangan pasukan Ekspedisi Pamalayu ke Jawa pada tahun 1293 sekaligus membawa dua orang puteri raja Melayu, Dara Jingga dan Dara Petak[6] yang kemudian dinikahi olehsira alaki dewa dan pendiri Majapahit Raden Wijaya.[7]

Rujukan

  1. ↑ Panjat ke:1.0 1.1 Datuk Batuah, A., Datukt Madjoindo, A., (1957), Tambo Minangkabau, Jakarta: Balai Pustaka.
  2. ↑ Panjat ke:2.0 2.1 2.2 2.3 Raffles, T. S., (1821), Malay annals (trans. John Leyden), Longman, Hurst, Rees, Orme, and Brown
  3. Panjat Marihandono, Djoko, (2008), Titik balik historiografi di Indonesia, Wedatama Widya Sastra bekerja sama dengan Departemen Sejarah FIB UI, ISBN 9793258802.
  4. Panjat Raffles, T. S., (1817), The history of Java, Volume 2, Printed for Black, Parbury, and Allen.
  5. Panjat Muljana, Slamet, (1981), Kuntala, Sriwijaya Dan Suwarnabhumi, Jakarta: Yayasan Idayu
  6. Panjat Mangkudimedja, R.M., (1979), Serat Pararaton. Alih aksara dan alih bahasa Hardjana HP. Jakarta: Departemen P dan K, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah.
  7. Panjat Muljana, Slamet, (2006), Tafsir Sejarah Nagarakretagama, Yogyakarta: LKIS, ISBN 979-25-5254-5

Bibliografi[sunting | sunting sumber]

Menu pandu arah


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi