Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2023

Islam mengakui eksistensi Taurat

Benar, Islam mempercayai keberadaan Taurat sebagaimana yang ada ditangan Umat Yahudi. Quran juga mengklaim sejumlah peraturan yang ada dalam Quran bisa ditemukan padanannya dalam Taurat, demikian pula beberapa kisah nabi. Misalnya ada beberapa ayat Quran yang paralel dengan Bible: QS 5:45 paralel dengan Exodus 21:24–25 QS 48:29 paralel dengan Psalms 1:3, 72:16, 92:14 Ilustrasi gulungan Taurat Saat di Yatsrib Nabi menempati posisi sebagai arbitrator kota. Salah satu tugas arbitrator adalah sebagai penengah dalam konflik yang muncul diantara para warga, untuk itu Nabi berkonsultasi dengan ahli agama Yahudi untuk memutuskan hukuman yang pantas dijatuhkan atas sebuah perkara sesuai kepercayaan mereka, yakni Taurat. TIndakan Nabi ini terekam dalam hadits yang dikompilasi oleh Abu Dawud dan dinarasikan oleh Abdullah ibn Umar. Menunjukkan kepercayaan Nabi akan otoritas dan otentisitas Taurat yang dimiliki oleh Umat Yahudi. Permasalahan muncul ketika ada beberapa kasus yang masuk ke Nabi,

Mengapa etnis di Eropa tidak banyak

adi begini, Romawi jago banget menghancurkan suku-suku, tapi soal ngitungnya agak amburadul. Mereka sering mencampuradukkan suku-suku dengan nama yang sama atau bikin nama baru tergantung siapa yang ngomongin. Mereka bahkan suka mencampur, menawan, atau memindahkan orang-orang yang masih hidup setelah pertempuran mereka, jadinya susah nge-track nasib mereka. Angka pasti suku-suku yang dibabat habis sama Kekaisaran Romawi? Enggak ada yang tau, tapi kita bisa menebak dengan logika. Salah satu cara canggih untuk nebak jumlah suku yang dibabat adalah lihat lawan-lawan Romawi. Mereka menghadapi suku dari mana aja – Gaul, Britania, Jerman, Spanyol, Afrika, dan Asia. Mungkin udah dengar tentang beberapa, kayak Karthago, Galia, Briton, Partia, Dacia, Goth, Vandal, sama Hun. Tapi enggak semua suku ini dibabat habis sama Romawi. Ada yang bertahan, melawan, atau malah bikin Romawi kerepotan. Contohnya, orang-orang Karthago hampir punah setelah Romawi ngebantai kota mereka, tapi sebagian kabur ke

Mengapa pasukan Jepang dapat menguasai medan geografis Indonesia

Jepang tentu punya mata-mata. Berawal dari keinginan untuk memperbaiki nasib, gelombang imigran Jepang mulai tiba di Hindia Belanda awal abad ke-20. Sebagian besar memulai aktivitas perdagangan dengan cara berdagang keliling sampai cukup modal untuk membuka toko kecil, yang kemudian diikuti oleh pembukaan toko jaringan. Toko milik para pedagang Jepang inilah yang kemudian dikenal dengan nama Toko Jepang. Sampai dengan tahun 1940, firma - firma yang dimiliki oleh para pegang Jepang ini berjumlah 189. Berbeda dengan toko milik orang China yang lebih menyukai proses tawar menawar, Toko Jepang memilih strategi harga pas, yang kadang diikuti dengan pencatuman label harga serta mengadakan obral harga pada waktu tertentu. Zaman keemasan Toko Jepang berakhir tahun 1941 pada saat hubungan Jepang - Hindia Belanda memburuk, orang-orang Jepang kembali ke negaranya dan assetnya disita pemerintah Hindia Belanda. Banyak yang berpendapat bahwa para para pedagang dan pegawai toko Jepang semua me

Mengapa orang Sunda jarang merantau

Sebagai orang Sunda aku mau coba jawab menurut pendapat ku saja. Ibu kota Indonesia itu Jakarta sebenarnya dulu tanah Sunda, Sunda Kelapa. Jadi buat apa merantau ke luar pulau sementara lapangan pekerjaan ada di Jawa bagian Barat. Kebetulan saja orang Sunda sejak dulu sudah ada disana. Jika suatu saat nanti Ibu kota negara yang baru lebih menjanjikan mungkin mereka akan merantau ke Kalimantan Timur. Berbeda dengan orang pesisir yang terbiasa melihat pendatang, orang Sunda itu banyak tinggal di dataran tinggi. Dimana orang-orangnya homogen sehingga akan berbeda dengan mereka yang orang pesisir yang terbiasa bertemu orang asing. Tapi memang ada juga orang Sunda yang suka merantau terutama dari daerah Tasikmalaya, Garut, Majalengka. Mungkin alasan nomor 1 membuat mereka ingin merantau untuk mencari pekerjaan. Orang Sunda itu terutama anak muda kebanyakan kalau diluar lingkungan keluarga mereka akan berbicara bahasa Indonesia dari pada bahasa Sunda. Bahkan sesama teman pun mereka lebih se