Islam mengakui eksistensi Taurat

Benar, Islam mempercayai keberadaan Taurat sebagaimana yang ada ditangan Umat Yahudi. Quran juga mengklaim sejumlah peraturan yang ada dalam Quran bisa ditemukan padanannya dalam Taurat, demikian pula beberapa kisah nabi. Misalnya ada beberapa ayat Quran yang paralel dengan Bible: QS 5:45 paralel dengan Exodus 21:24–25 QS 48:29 paralel dengan Psalms 1:3, 72:16, 92:14 Ilustrasi gulungan Taurat Saat di Yatsrib Nabi menempati posisi sebagai arbitrator kota. Salah satu tugas arbitrator adalah sebagai penengah dalam konflik yang muncul diantara para warga, untuk itu Nabi berkonsultasi dengan ahli agama Yahudi untuk memutuskan hukuman yang pantas dijatuhkan atas sebuah perkara sesuai kepercayaan mereka, yakni Taurat. TIndakan Nabi ini terekam dalam hadits yang dikompilasi oleh Abu Dawud dan dinarasikan oleh Abdullah ibn Umar. Menunjukkan kepercayaan Nabi akan otoritas dan otentisitas Taurat yang dimiliki oleh Umat Yahudi. Permasalahan muncul ketika ada beberapa kasus yang masuk ke Nabi, tapi si terdakwa memelintir isi Taurat guna mendapatkan putusan hukum yang lebih ringan dari yang tertulis di Taurat. Disinilah Quran secara keras mengecam pelakunya dengan frase yuharrifunal kalima 'an mawadhi'ihi atau tahrif. Guna membongkar praktek kecurangan tersebut, Nabi biasanya berkoordinasi dengan sahabat yang menguasai Taurat yang kemudian membuktikan dengan adil letak kecurangan si terdakwa dan konsultan hukumnya. Konteks pemelintiran putusan Taurat inilah yang kemudian disalahpahami banyak umat Islam bahwa kitab tersebut telah dikorupsi dan diubah isinya. Dari sejumlah riwayat kita bisa melihat bahwa yang korup itu ya sejumlah oknum umat Yahudi bukan kitab sucinya. Meski mengakui otentisitas Taurat, namun mayoritas umat Islam tidak memahami: Taurat terdiri dari lima buku: Genesis, Exodus, Leviticus, Numbers, dan Deuteronomy. Bible berisi Taurat dan buku-buku keagamaan lainnya termasuk Zabur (Psalms) Buku-buku agama diluar Taurat yang membentuk sistem hukum Judaisme macam Talmud yang merupakan tafsir atas Taurat dan Gemorah yang merupakan tafsir atas Talmud. Sejumlah material Quran misalnya kisah tentang Nabi Sulaiman tidak memiliki paralelitas dengan Bible melainkan Talmud dan buku-buku keagamaan umat Yahudi lainnya. Selain itu juga ada perbedaan konsep antara proses penerimaan wahyu dan bagaimana wahyu tersebut mewujud menjadi sebuah buku dalam Judaisme, Kristen dan Islam. Hal inilah yang sering menimbulkan kesalahpahaman dalam komunikasi antar ketiga tradisi Abrahamik. Semoga membantu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi