Perbandingan Federasi dan konfederasi

 Bayangkan Anda tinggal di sebuah kompleks perumahan. Tiap gang/jalan sudah punya organisasi pengurusnya sendiri. Tiap gang punya portal sendiri, satpam sendiri, petugas kebersihan sendiri, dsb.

Lalu supaya efisien, satu kompleks perumahan yang besar memutuskan untuk mewadahi seluruh organisasi gang-gang jadi satu. Ini namanya adalah serikat.

Permasalahan berikutnya muncul, yaitu sistem organisasi apa yang akan disetujui?

Ada orang yang mengusulkan agar serikat dipimpin oleh satu ketua. Lalu tiap organisasi gang akan mengirimkan dua perwakilan sebagai anggota komite yang mengawasi kerja ketua. Ketua tidak boleh buat keputusan sembarangan. Tiap kebijakan harus tanya dulu ke anggota komite. Lalu ketua perannya juga hanya mempersatukan organisasi gang-gang agar tidak ada overlap kebijakan. Atau juga untuk koordinasi, misalkan Gang I mengadakan pesta rakyat, maka nanti jalan masuk-keluar akan numpang ke Gang II, III, dan seterusnya.

Usulan lain mirip dengan paragraf di atas. Serikat dipimpin oleh satu ketua dan akan ada dua perwakilan dari tiap organisasi gang sebagai anggota komite yang mengawasi kerja ketua. Bedanya, segala macam isu yang arahnya ke kepentingan bersama satu perumahan berada dalam tupoksi si ketua dari Serikat. Keputusannya hanya boleh dipertanyakan oleh komite. Tupoksi kepemimpinan dibagi rata 50–50 antara ketua Serikat dan ketua organisasi gang.

Usulan pertama bisa dikatakan konfederasi, usulan kedua adalah federasi. Sekarang, bedanya apa tuh?

Konfederasi bisa dikatakan sebagai very strong, close, and codified alliance. Konfederasi mempersatukan berbagai negara dalam sebuah wadah perserikatan, namun wadah ini tak seberapa mengikat. Tiap negara bisa memiliki kebijakan lokal masing-masing, dan tiap negara juga punya otonomi yang sangat luas, bahkan mendekati otonomi negara yang merdeka.

Wadah konfederasi ini hanya akan memastikan agar tidak ada overlap kepentingan antar negara. Misalkan negara A akan menetapkan kebijakan moneter yang bisa merugikan negara B, maka ini akan dibicarakan dan diperdebatkan dulu. Salah satu kanalnya adalah lewat senat.

Tiap area, tak peduli seberapa besar atau kecil populasinya, akan memiliki representasi yang sama dalam legislatif. Bahkan idealnya, pimpinan dari konfederasi dipilih dengan suara yang setara di tiap negara. Katakan negara A populasinya 100 ribu jiwa, dan negara B populasinya 10 ribu jiwa, dua-duanya harus punya wakil yang sama untuk memilih pimpinan konfederasi. Semuanya harus setara, tak boleh ada yang lebih tinggi atau lebih rendah.

Konfederasi biasanya hampir selalu merugikan negara yang posisinya lebih kuat, dan sangat menguntungkan negara yang posisinya lemah.

Bayangkan saja kalau ASEAN jadi konfederasi. Mengikuti standar ideal di atas, Indonesia relatif dirugikan. Kalau tiap negara ASEAN punya 5 vote untuk memilih Presiden ASEAN, maka nilai vote orang Indonesia jauh lebih rendah ketimbang nilai vote orang Singapura.

Federasi, sebetulnya semacam spin-off dari konfederasi. Konfederasi itu bisa menimbulkan banyak masalah dan inefisiensi birokrasi, terutama di negara yang pertumbuhan ekonomi serta nominal ekonominya besar.

Negara yang nominal ekonominya besar, sekalinya jatuh itu macam terjerembab. Analoginya mirip sepeda vs mobil. Negara yang nominal ekonominya rendah macam Indonesia, sebetulnya mirip sepeda. Kalau jatuh ya cuma macam jatuh dari sepeda. Negara-negara barat lain cerita, mereka itu ekonominya macam mobil. Sekalinya jatuh, bruk, auto beli nisan.

Ini pernah terjadi di AS sebelum Depresi Hebat. AS sebelum Depresi Hebat itu tidak karuan. Tiap negara bagian saling bertengkar dan berkubu-kubu sendiri.

Contoh efek buruk konfederasi pertama adalah Perang Sipil Amerika Serikat.

Tiap negara bagian bisa punya kepentingan masing-masing sehingga bisa beda pendapat dan berperang. Kubu utara lebih suka industrialisasi karena ekonomi mereka sudah mengalami revolusi industri yang menyebabkan tenaga manusia tak seberapa krusial lagi. Adapun kubu selatan lebih suka budak karena tenaga manusia masih belum tergantikan di ekonomi agraris pada bagian selatan AS. Perang ini berlangsung dari 1861–1865.

Pada tahun 1868, akhirnya untuk pertama kalinya terjadi transfer tupoksi dari pemerintah negara bagian ke pemerintah pusat lewat Fourteenth Amendment. Ini adalah fondasi pertama dari kodifikasi federalisme, setelah sebelumnya AS terjebak dalam bentuk konfederasi. Meski begitu selama bertahun-tahun, terjadi banyak dualisme dan overlap juga antara pusat dan negara bagian.

Akhir dari konfederasi di AS adalah pada masa Depresi Hebat, dan berbagai program termasuk New Deal membuat negara bagian di AS mentransfer kewenangannya ke pemerintah federal. Ini terjadi dalam rentang waktu 1933–1936.

Jadi, inti dari federasi adalah penitikberatan kewenangan pada pemerintah pusat (serikat). Negara bagian tak seharusnya jadi semacam client dari pemerintah pusat, tapi justru bawahan yang otonom.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi