Samarkand pusat peradaban dan penyebaran Islam di Asia Tengah
Samarkand merupakan salah satu kota bersejarah dalam peradaban Islam,
khususnya di wilayah Asia Tengah. Kota yang saat ini berada di Negara
Uzbekistan, dan pernah berada dibawah kekuasaan Uni Soviet ini. Juga
merupakan kota yang sangat tua, yang didirikan kira-kira 3000 tahun yang
lalu. Kota ini mempunyai sejarah yang sangat panjang, baik sejak
pertama kali ditaklukan oleh Alexander Agung (329 SM), sampai Islam
masuk ke kota ini, yaitu pada masa Dinasti Umayyah.
Samarkand sendiri merupakan ibu kota wilayah Transoksania di masa
lampau. Adapun Islam masuk ke wilayah ini pada tahun 46 H, yaitu pada
masa pemerintahan Dinasti Umayyah. Pada masa kepemimpinan Khalifah Abdul
Malik (685-705 M), ketika Khutaiba bin Muslim yang menjadi Gubernur
Khurasan ditugaskan oleh Khalifah Abdul Malik untuk menaklukan kota
Samarkand yang berada dibawah pemerintahan Tarkhun.
Penaklukan kota Samarkand pada awalnya tidak diawali dengan sebuah
peperangan, karena Khutaiba bin Muslim sebagai pemerintah wilayah
Khurasan mengadakan perjanjian damai dengan Tarkhun yang memimpin
wilayah Samarkand pada tahun 91 H/709 M. dengan ketentuan Tarkhun
membayar upeti kepada Khutaiba bin Muslim dan memberikan jaminan kepada
muslim yang ada di Samarkand.
Namun perjanjian damai itu justru membuat rakyat yang dipimpin oleh
Tarkhun marah, dan menggantinya dengan pemimpin baru. Tapi para pemimpin
yang menggantikan Tarkhun, justru menghianati perjanjian damai yang
sudah dibuat, hingga akhirnya memaksa pasukan muslim pimpinan Khutaiba
bin Muslim menaklukan kota ini. Samarkand baru bisa ditaklukan oleh kaum
muslimin pada tahun 93 H/712 M, dan sejak itulah islam mulai diterima
kalangan luas masyarakat Samarkand.
Pasca ditaklukan oleh Dinasti Umayyah, kota ini menjadi kota yang
sangat maju dan menjadi pusat Islamisasi ke wilayah Asia Tengah (Kirgiztan, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan),
China, India, bahkan Rusia. Di kota inilah pertama kali berdiri pabrik
kertas dalam sejarah peradaban Islam. Lebih tepatnya pada masa
pemerintahan Dinasti Abbasiyah, ketika terjadi Perang Talas (perang antara Dinasti Abbasiyah melawan Dinasti Tang) pada tahun 751 M.
Pasca perang tersebut, pasukan muslim menawan dua orang China dari
Dinasti Tang yang pandai membuat kertas dan memberinya fasilitas untuk
mengembangkannya di Samarkand, hingga dikembangkan sebagai salah satu
peradaban di dunia Islam. Di masa Abbasiyah ini Islam mengalami kejayaan
dalam berbagai bidang salah satunya adalah Industri Kertas dan
Percetakan.
Selain menjadi pusat Islamisasi di wilayah Asia Tengah, Samarkand
juga mempunyai andil besar dalam melahirkan para ulama dan tokoh
Intelektual Besar dalam Islam, seperti Abu Mansur al-Maturidi (pendiri
kelompok Maturidiyah), Muhammad Addi as-Samarkandi, Abu Hasan
al-Maidani, Abu Bakr as-Samarkandi, Muhammad Ibn Mas’ud as-Samarkandi
(penyusun Tafsir Al-Iyasyi), dan Naqibuddin as-Samarkandi.
Bahkan salah satu dari penyebar Islam di Indonesia yaitu Sunan Gresik,
berasal dari wilayah Samarkand.
Samarkand bukan hanya menjadi pusat Islamisasi ke wilayah Asia
Tengah, namun juga pernah menjadi pusat budaya. Karena di kota ini
terjadi pertemuan tiga budaya, yaitu budaya Arab, budaya Barat dan
budaya China.
Selain itu di kota ini juga ada Jalur Sutra yang menghubungkan negara-negara Timur dengan negara-negara Barat.
Kota yang menjadi warisan budaya peradaban islam ini, juga masuk
kedalam kota tua dalam warisan budaya dunia UNESCO. Di kota ini, salah
satu ahli hadis termasyhur di dunia di makamkan, yaitu Imam al-Bukhari.
Selain terkenal sebagai kota para ilmuan, kota ini juga terkenal
dengan kota pelajar di masa lampau. Beberapa peninggalan sejarah
peradaban Islam yang ada di Samarkand adalah Madrasah Ulug Begh, Tilya
Kari, dan Sir Dor.
Tempat ini dulunya pusat aktvitas intelektual, namun kini telah
berubah menjadi tempat wisata sejarah di Samarkand. Selain itu ada juga
Masjid Bibi Khanum yang dibangun pada masa pemerintahan Timur Lenk, dan
berbagai peninggalan sejarah peradaban Islam lainnya.
Sayangnya, sejarah peradaban Islam di wilayah Asia Tengah sering
terlupakan dalam kajian-kajian sejarah peradaban Islam. Padahal
wilayah-wilayah tersebut mempunyai peran besar dalam menyebarkan Islam
dan peradabannya.
smber : islami.co
Komentar
Posting Komentar