Mengapa negara-negara Anglo Saxon menjadi pelopor Kapitalisme Modern

 Kalau menilik sejarah, orang-orang yang berbondong-bondong datang ke AS adalah orang-orang Inggris yang tertindas selama bertahun-tahun, bahkan mungkin berabad-abad.

Benua Amerika memang ditemukan pada akhir abad ke-15. Terdapat perdebatan tentang siapa yang menemukan benua ini duluan. Ada yang bilang Amerigo Vespucci, tapi ada yang menuduh Amerigo Vespucci ini memalsukan data tanggal jurnalnya, dan yang benar seharusnya adalah seorang pemuda Italia yang terdampar di Spanyol, Christopher Columbus.

Untuk orang Inggris sendiri, tujuannya hanya dua:

  1. Perdagangan, kalau di Inggris hukumnya semua properti di tanah dan lautan Inggris itu punya penguasa alias Raja Inggris. Semuanya harus berdasarkan consent dari penguasa. Karenanya, memancing saja di Inggris bisa kena pajak tinggi.
  2. Menghindari persekusi agama, kebanyakan lari dari masa otoriter King Charles I yang mempersekusi orang Katolik Puritan.

Boston, New England (bukan Boston, Massachusetts), salah satu kota terbesar di New England. New England dulunya adalah salah satu koloni Inggris pertama di Amerika.

Itu kenapa sejak awal, orang Inggris yang bermigrasi ke Amerika memang mendambakan kebebasan yang besar. Mereka sendiri masih komunal dan juga sangat radikal soal agama. Tapi cara mereka dalam berjalan selaras dengan komunitas lain adalah dengan menggunakan konsep urus urusan masing-masing.

Nah, sebetulnya istilah "liberalisme" ini baru benar-benar datang di abad awal abad ke-19 sesudah Revolusi Prancis. Mereka sendiri belum ada beberapa tahun merdeka. Ide liberalisme yang ditiupkan dari Revolusi Prancis ditangkap baik-baik oleh orang AS.

Kalau "kapitalisme", sebetulnya muncul akibat Revolusi Industri besar-besaran di Britania Raya. Revolusi Industri ini membawa angin baru dalam sistem produksi.

Sistem produksi tadinya masih sangat tradisional, dengan para clerk sebagai tenaga ahli dan craftmen sebagai pengrajin. Pada zaman industrialisasi besar-besaran, ditemukan banyak sekali inovasi, diantaranya adalah mesin-mesin industri (pengembangan mesin uap), saham dan dividen, manajemen profesional, dan lain-lain.

Boston Tea Party.

Warga Amerika Serikat sendiri mayoritas adalah pedagang dan inovator yang kabur dari negara asli mereka untuk penghidupan yang lebih layak. Ide kapitalisme sebetulnya sangat diterima, terutama di daerah utara seperti New York, Pennsylvania, New England, Massachusetts, dan lain-lain.

Sementara daerah selatan AS dihuni orang-orang Dixie, atau orang Selatan, atau Southerners. Mereka punya perekonomian yang berbeda, yaitu mayoritas dari mereka bergerak di bidang agrikultur. Bidang ini tidak begitu terjamah dalam revolusi industri, dan orang Selatan sangat bergantung pada budak.

Maka ketika Eropa Daratan memperbesar Angkatan Darat dan Angkatan Laut mereka, Amerika Serikat yang terisolir oleh Atlantik dan Pasifik justru memperbesar banyak bisnis mereka. Salah satu titik puncak adalah justru pada Perang Sipil 1861–1865. Suplai para orang Yankee, atau orang Utara, atau Northerners mayoritas berasal dari produk domestik.

Nah, budaya ini tentunya sangat mengakar pada sejarah AS dan diteruskan secara turun temurun pada generasi penerus. Itu mengapa, orang AS itu sebetulnya kapitalis, individualis, dan liberalis tulen.

PDB per kapita AS sendiri cenderung meningkat dalam bentuk kurva sejak awal merdeka. Artinya peningkatan mereka bisa dikatakan eksponensial. Ini dikarenakan beberapa faktor, yaitu karena jiwa kapitalisme tadi, juga posisi AS yang terlindungi Atlantik dan Pasifik, sehingga mereka bisa fokus pada bisnis. Ditambah dengan hancurnya Eropa pada Perang Dunia I dan Perang Dunia II, semakin kuatlah bisnis AS dalam pasar global.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

mengenal kota aleppo