Apakah negara Palestina memiliki tentara?

Negara Palestina tidak punya tentara. Mereka hanya punya kepolisian yang berada di bawah pemerintah PA (Otoritas Palestina) di Ramallah dan hanya beroperasi di area A (area yang sepenuhnya dipegang oleh PA). Kenapa Palestina gak ada tentara nasional, saya pernah jelaskan di sini: Bagaimana kebenaran tentang serangan Israel ke Gaza? Mengapa kita banyak mendengar tentang Hamas ketimbang tentara nasional Palestina sendiri? Pertanyaan bagus nih: Bagaimana kebenaran tentang serangan Israel ke Gaza? Kenapa kita banyak mendengar tentang Hamas ketimbang tentara nasional Palestina sendiri? Saya detailkan dulu pertanyaannya. Apakah ada Tentara Nasional Palestina? Tidak ada. Sesuai dengan Perjanjian Oslo II (Oslo II Accord) yang adalah perjanjian penting dalam hubungan Israel-Palestina, Israel hanya setuju untuk berunding dan mendukung negara Palestina jika negara tsb dalam kondisi demilitarisasi (tanpa memiliki angkatan militer). Angkatan militer berarti AD, AL, AU dengan semua alutsista-nya, tidak bisa dimiliki oleh negara Palestina. Jadi perjanjiannya adalah, pertahanan dari serangan luar akan di-handle oleh Israel (simpelnya, kalau Palestina diserang oleh siapa pun dari luar, IDF/Israeli Defense Forces yang akan membela teritori Palestina). Itu berarti wilayah udara Palestina sepenuhnya dikuasai militer Israel. Tapi perjanjian itu mengijinkan Negara Palestina memiliki kepolisian sebagai aparat penegak hukum. Namun penyediaan senjata jenis apa pun untuk kepolisian Palestina harus melewati persetujuan Israel dulu. Kepolisian Palestina ini disebut sebagai Palestinian Security Services (PSS / Dinas Keamanan Palestina). PSS sudah beberapa kali mengalami reorganisasi, khususnya setelah di Intifada II (2002) infrastrukturnya dihancurkan Israel karena kepolisian Palestina ikut melakukan penyerangan terhadap Israel. Sejak terpisahnya Palestina antara Tepi Barat yang dikuasai pemerintah Palestina/PA (Otoritas Palestina) dengan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas pada 2006–2007, PSS praktis hanya berfungsi di Tepi Barat saja. Sementara di Jalur Gaza Hamas dan Jihad Islam memiliki milisi-milisi mereka sendiri yang menegakkan hukum mereka sendiri. Mengapa PSS tidak menyerang Israel? Seperti yang disinggung di atas, PSS pernah diduga terlibat dalam Intifada II. Tapi sejak pecahnya Gaza dari PA akibat permusuhan antara Fatah dengan Hamas, PSS sekarang lebih menjalankan fungsinya dalam menegakkan hukum di Tepi Barat area A (sepenuhnya dikendalikan PA) dan area B (pemerintahan sipil PA, keamanan oleh gabungan Palestina-Israel) dan juga melindungi rezim PA yang didominasi Fatah. Secara legal, PSS dan juga PA terikat perjanjian dengan Israel untuk tidak melakukan serangan militer, karena mereka tidak sedang perang. Perjuangan untuk kedaulatan Palestina adalah di jalur politik dan diplomasi, jadi PSS tidak melakukan operasi militer ke Israel. Malah PSS ada kerja sama anti terorisme dengan aparat keamanan dan intelijen Israel. Apa latar belakang serangan ke Gaza baru-baru ini? Nah kalau kita ngomong Gaza, berarti kita sedang bicara tentang wilayah kekuasaan Hamas dan Jihad Islam. Mereka adalah faksi-faksi yang tidak mau tunduk pada PLO yang sekarang sudah menjelma menjadi PA (pemerintah resmi Palestina). Pemilu 2006 yang dimenangi Hamas tidak diterima oleh faksi Fatah sehingga pada 2007 keduanya berperang dan akhirnya terpisah di wilayah masing-masing. Ini memudahkan Israel karena itu berarti musuh Israel yang lebih berbahaya bisa diblokade di Gaza. Biasanya serangan Israel ke Gaza terkait dengan memburu pejabat-pejabat Hamas dan Jihad Islam yang dianggap teroris oleh Israel (kedua organisasi ini tidak mau menerima perjanjian damai Israel-Palestina). Sering juga serangan Israel sebagai balasan dari tembakan-tembakan roket Hamas dan Jihad Islam ke wilayah Israel. Berita terbaru (Februari 2020) link-nya saya kasih di bawah ini. Gaza-Israel feud escalates, but cautiously Jadi sejak Maret 2019 sebenarnya Hamas dan Israel sedang gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir. Kalau dibandingkan dengan balas-balasan roket antara Israel-Hamas sebelum-sebelumnya, konflik kali ini tidak terlalu besar. Menurut berita itu, Hamas menembakkan beberapa roket dan balon berapi ke wilayah Israel sebagai pernyataan ketidaksetujuan mereka terhadap Usulan Perdamaian Donald Trump dan sebagai protes pada Israel yang tidak komit terhadap perjanjian gencatan senjata. Tapi tidak ada penjelasan resmi dari pihak Hamas, tidak seperti biasanya. Sementara dari pihak Israel sendiri, serangan diarahkan ke daerah-daerah kosong, kelihatannya karena Israel juga menghindari eskalasi, kemungkinan karena situasi politik dalam negeri yang sedang tidak stabil. Ya ginilah kalau dua belah pihak bermusuhan, komunikasi dilakukan dengan tembak-tembakan roket. Berikut ini adalah jawaban-jawaban saya terkait Palestina dan kondisinya yang terpisah dua sejak 2007. Jawaban Rufus Panjaitan untuk Siapa yang salah dalam konflik Israel-Palestina? Jawaban Rufus Panjaitan untuk Mengapa Israel dan Palestina tidak berbagi wilayah saja agar damai? Jawaban Rufus Panjaitan untuk Apa yang banyak disalahpahami di dalam konflik Israel-Palestina? Jawaban Rufus Panjaitan untuk Apakah kondisi Palestina memang semengerikan yang diberitakan? Apakah warga Palestina ada yang hidup mewah? Hamas itu bukan tentara Palestina. Hamas itu adalah partai politik, sama seperti Fatah. Mungkin imbangannya kalau di RI, Hamas itu kayak PKS, Fatah itu kayak PDIP. Saya pernah jelaskan perbedaan keduanya di sini: Apa perbedaan antara Hamas, Fatah, dan Hezbollah? Pertanyaan: Apa perbedaan antara Hamas, Fatah, dan Hezbollah? Fatah (Fatah - Wikipedia) singkatan dari ḥarakat al-taḥrīr al-waṭanī al-Filasṭīnī (Gerakan Nasional Pembebasan Palestina. Singkatannya dibaca dari kanan ke kiri. "fath" dalam bahasa Arab artinya "kemenangan" atau "penaklukan") adalah organisasi nasionalis Palestina berideologi sosialis-sekuler. Lambang Fatah Fatah didirikan pada 1959 oleh beberapa diaspora Palestina, salah satunya adalah Yasser Arafat. Organisasi ini akhirnya menjadi organisasi perlawanan Palestina paling utama di era 60an hingga 80an dan menjadi faksi terbesar di PLO (Organisasi Pembebasan Palestina, organisasi yang memayungi faksi-faksi Palestina). Sebelum Perjanjian Oslo, Fatah adalah 'organisasi teroris' bagi Israel. Mereka melakukan serangan-serangan kepada sasaran sipil Israel. Yasser Arafat, pemimpin Fatah yang menjadi presiden pertama Palestina Pembantaian Munich Pemimpin Fatah sekarang yang juga presiden Palestina, Mahmoud Abbas Hamas (Hamas - Wikipedia) adalah singkatan dari Ḥarakat al-Muqāwamah al-ʾIslāmiyyah (Gerakan Perlawanan Islam. Dalam bahasa Arab "hamas" artinya "semangat"/"zeal", "keberanian", "kekuatan") adalah organisasi perlawanan Palestina yang didirikan tahun 1987 dan berbasis di Jalur Gaza. Lambang Hamas Hamas banyak melakukan aksi-aksi bom bunuh diri terhadap sasaran Israel di era Intifada. Namun sekarang, khususnya dengan terisolasinya Hamas di Gaza pasca perang Fatah-Hamas 2007, Hamas lebih mengandalkan roket-roket untuk meneror Israel. Sheikh Ahmed Yassin, pemimpin Hamas yang tewas diroket helikopter Israel pada 2004 Abdel Aziz al-Rantisi, pendiri Hamas, juga tewas diroket pesawat Israel pada 2004 Bom bunuh diri 2003 yang didalangi Hamas Serangan roket Hamas dari Gaza menuju kota-kota Israel Ketua Biro Politik Hamas sekarang, Ismail Haniyeh Apa perbedaan Fatah dengan Hamas? 1. Ideologi. Walaupun sama-sama mayoritas muslim, Fatah adalah organisasi dengan ideologi sosialisme dan bersifat sekuler. Bukan hanya muslim yang ada di Fatah, tapi juga Kristen. Istri Yasser Arafat adalah seorang Kristen. Dan banyak wanita yang aktif sebagai pejabat Fatah dan menjabat di posisi-posisi tinggi pemerintahan Palestina (PA) sekarang. Hamas adalah organisasi Islamis berideologi Ikhwanul Muslimin (IM / Moslem Brotherhood). Sebagai organisasi Islamis, tidak ada pejabat Hamas yang wanita. 2. Cita-cita. Fatah di AD/ART-nya bercita-cita untuk membentuk negara Palestina merdeka. Gak disebut agama apa pun disebut di situ. Berbeda dengan Hamas yang mencantumkan pembasmian Yahudi dan pendirian Negara Islam Palestina dalam AD/ART-nya. 3. Solusi dua negara, yaitu kesepakatan bahwa negara Palestina akan hidup berdampingan dengan negara Israel, diterima oleh Fatah. Itu sebabnya Fatah dan PLO bisa duduk berunding dengan Israel dalam mencapai kesepaktan Oslo. Hamas tidak menerima perjanjian damai apa pun dengan Israel dan tidak mau menerima solusi dua negara. Kesepakatan yang bisa dicapai dengan Israel hanya gencatan senjata, itu pun dimediasi oleh negara lain (biasanya Mesir). 4. Negara-negara sponsor. Selama Perang Dingin, Israel-Palestina tidak luput dari ajang proxy kedua belah pihak. AS mendukung penuh Israel. Fatah dan banyak faksi-faksi lain di PLO (hampir semua berideologi kiri) didukung oleh Uni Soviet dan negara-negara blok kiri. Setelah Perang Dingin berakhir dan PLO akhirnya mau duduk dan berdamai dengan Israel, PA (Pemerintah Palestina yang dipimpin Fatah) mendapat dukungan dari negara-negara Arab dan juga AS. Sementara itu Hamas mendapat sponsor dari negara-negara Islam. Utamanya Arab Saudi sampai tahun 2012–2013 waktu akhirnya Saudi mencabut dukungannya kepada Hamas karena Hamas mendukung presiden Mesir Mohamad Morsi (seorang Ikhwanul Muslimin) yang digulingkan militer dukungan Saudi. Sekarang ini pendukung utama Hamas ada tiga negara berorientasi Islamis: Turki (yang dipimpin Erdogan yang berlatar belakang IM), Qatar (yang mana keluarga emir-nya simpatisan IM) dan Iran (walaupun Syiah, tapi merupakan pemerintahan Islamis dan punya agenda berperang melawan Israel). Iran khususnya membantu dalam bidang militer dengan pelatihan membuat roket drone. Kedua organisasi utama perlawanan Palestina ini memang bertolak belakang. Yang sama dari mereka hanyalah, mereka ingin Palestina merdeka. Persamaannya cuma sampai di situ. Sisanya mereka gak pernah cocok, bahkan sampai berperang pada 2007 akibat hasil pemilu 2006 yang memenangkan Hamas. Hezbollah (artinya Partai Allah), adalah organisasi yang berbeda lagi. Mereka bukan orang Palestina melainkan orang Lebanon. Hezbollah adalah organisasi perlawanan yang berasal dari Lebanon selatan, basisnya penganut Syiah miskin yang hidup di ghetto-ghetto, dibentuk sebagai perlawanan terhadap pendudukan Israel atas Lebanon selatan dan keberadaan militer AS di Lebanon. Lambang Hezbollah. Pake AK-47, gak pake pedang :) Pendirian Hezbollah dibidani oleh pasukan khusus Iran Quds Force dari Garda Revolusi. Sebelum Hamas melancarkan bom bunuh diri, Hezbollah sudah melakukannya duluan. Hezbollah di Lebanon menjadi negara dalam negara: mereka mengelola teritori mereka sendiri dan mereka punya militer sendiri. Militer Hezbollah bahkan lebih kuat daripada militer nasional Lebanon. Di parlemen Lebanon Hezbollah menjadi partai yang punya pengaruh kuat. Sebagai kekuatan militer, Hezbollah berpengalaman berperang gerilya/asimetrik melawan IDF dan juga berperang konvensional di Suriah melawan pemberontak dan ISIS. Imad Mughniyeh, panglima militer Hezbollah yang tewas dibunuh CIA dan Mossad dalam operasi gabungan pada 2008 Pengeboman barak marinir AS di Beirut 1983 yang dilakukan oleh Jihad Islam (bukan Jihad Islam Palestina), cikal bakal Hezbollah Hassan Nasrallah, sekjen Hezbollah Dibanding Fatah dan Hamas, Hezbollah sebenarnya lebih mirip Hamas, dengan persamaan: 1. Sama-sama Islamis. 2. Sama-sama benci Israel dan AS. 3. Sama-sama didukung Iran dan Suriah. 4. Sama-sama memegang kekuatan politik penting. Hamas menang pemilu Palestina tahun 2006, Hezbollah memiliki posisi penting di parlemen Lebanon. 5. Sama-sama memegang kekuasaan de facto. Hamas menguasai Jalur Gaza, Hezbollah menguasai wilayah-wilayahnya di Lebanon selatan. Perbedaan antara Hamas dan Hezbollah: 1. Ideologi. Hamas adalah organisasi Sunni Islam yang berideologi Ikhwanul Muslimin. Sedangkan Hezbollah adalah organisasi Syiah Islam yang menganut velayat-e-faqih (kekuasaan di tangan ulama), sehingga Hezbollah secara tersirat akan lebih tunduk pada Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran (sekarang dijabat Ayatollah Ali Khamenei) dibanding presiden atau PM Lebanon. 2. Kekuatan militer. Hezbollah lebih unggul secara militer karena secara geografis lebih mudah disupport oleh Iran dan Suriah. Ini membuat Israel dalam perang 2006 harus mengerahkan kekuatan yang lebih besar untuk menghadapi Hezbollah (dan perang berakhir dengan Israel mundur tanpa tujuan militernya tercapai) dibanding dengan Hamas yang lebih terisolasi di Gaza. Hezbollah lebih dulu punya teknologi roket murah dan drone daripada Hamas (suhunya sama: Iran). 3. Keberpihakan dalam Perang Saudara Suriah. Hezbollah yang memang lebih akrab dengan Iran mengerahkan pasukannya untuk membela rezim Bashar al-Assad yang memerintah Suriah. Almarhum Mayjen Qasem Soleimani, panglima Quds Force Iran, pernah mengeluh bahwa dia lebih bisa mengandalkan disiplin milisi Iran Basij dan Hezbollah daripada tentara Suriah (ini di awal-awal perang), sehingga Hezbollah beroperasi di Suriah di bawah komando Soleimani sepenuhnya. Ini tentunya menambah lagi pengalaman perang Hezbollah. Hamas berpihak kepada pemberontak Suriah, yang mana ada banyak laskar-laskar Ikhwanul Muslimin dan salafi di sana. Ini langkah yang salah sebenarnya, karena membuat Hamas sempat kehilangan dukungan dari Iran dan sampai sekarang masih dingin dengan pemerintah Suriah yang selama ini mendukungnya melawan Israel. 4. Jangkauan internasional. Hamas hanya beroperasi di wilayah Palestina, yaitu Jalur Gaza dan Tepi Barat. Sejak perang dengan Fatah di tahun 2007, wilayahnya lebih terbatas lagi hanya di Gaza, walaupun dia bisa merekrut simpatisan di Tepi Barat. Hezbollah tidak hanya berperang di Lebanon, tapi juga Suriah (seperti yang saya ceritakan di atas) dan Bosnia. Saya membaca buku The Devil We Know karya mantan CIA Robert Baer. Baer bertugas di Lebanon waktu atasannya (station chief) tewas dibunuh Hezbollah. Waktu dia dipindah ke Bosnia, dia terkejut karena harus berhadapan dengan Hezbollah yang mengancam nyawa personel-personel CIA juga di sana. Hezbollah juga punya jaringan ekonomi ala mafia yang luas sampai ke Amerika Selatan. Semua faktor-faktor di atas ini membuat aparat intelijen dan militer Israel lebih waspada dengan gelar kekuatan Iran dan Hezbollah dibanding Hamas. Suriah selatan sering jadi target rudal Israel, karena Iran dan Hezbollah berusaha membangun pangkalan aju di sana untuk memudahkan penyerangan terhadap Israel. Saya pernah menulis artikel-artikel ini seputar Fatah, Hamas, dan Hezbollah. Jawaban Rufus Panjaitan untuk Benarkah PLO pernah bentrok dengan tentara Yordania? Jawaban Rufus Panjaitan untuk Apa reaksi Fatah atas konflik Hamas-Israel di Gaza? Jawaban Rufus Panjaitan untuk Darimana Hamas mendapatkan rudal dan roket? Jawaban Rufus Panjaitan untuk Mengapa gencatan senjata Israel-Palestina dinarasikan sebagai kemenangan Palestina? Jawaban Rufus Panjaitan untuk Mengapa Amerika membunuh Qasim Soleimani? Apa dampak kejadian tersebut bagi kedua negara serta negara-negara sekutunya? Jawaban Rufus Panjaitan untuk Sekuat apa militer Iran? Sehingga berani menentang kebijakan militer AS atau Israel? Jawaban Rufus Panjaitan untuk Mengapa Pemerintah Lebanon tidak melucuti senjata Hezbollah/Hizbullah? Jawaban Rufus Panjaitan untuk Siapa saja yang terlibat pertempuran Suriah dan apa tujuan mereka masing-masing? Jawaban Rufus Panjaitan untuk Mengapa kekuatan Milisi Hizbullah Libanon yang notabene mayoritas penganut Syi'ah jauh lebih kuat secara militer di bandingkan kekuatan militer libanon itu sendiri? Jawaban Rufus Panjaitan untuk Bagaimana sebenarnya peta koalisi konflik di Timur Tengah? Apakah kamu bisa menjelaskan pihak siapa saja yang terlibat , berkawan, dan bermusuhan dengan siapa saja? Jadi yang nyerbu Israel pada tanggal 7 Oktober itu BUKAN tentara Palestina, tapi lebih mirip kayak satgas parpol-nya PKS (kayak banser gitu, tapi buat PKS, apa sih namanya?). Lha kok bisa satgas parpol bersenjata lengkap siap perang begitu?? Ini masalahnya dengan Palestina. Penyakit yang mereka idap itu adalah faksionalisme. Parpol di Palestina itu bukan sekedar pilihan kalau nanti pemilu siapa yang bisa jualan program paling menarik. Rakyat Palestina itu terbagi-bagi berdasarkan parpol-parpol ini. Ada Fatah yang sekuler, Hamas yang Islamis, PFLP yang komunis, dll. Seumur hidup bahkan turun temurun beserta sanak keluaga orang Palestina akan join ke salah satu faksi ini dan stay di sana turun temurun, mengadopsi pemikiran partainya. Mereka akan jadi fanatik pendukung partai dan hidup di bawah kendali pimpinan partainya. Dan semua partai-partai ini punya milisi-milisi bersenjata. Hamas, dengan modal besar dari Iran, punya milisinya sendiri (sayap militer) yang disebut Brigade Izz ad-Din al-Qassam (Izz ad-Din al-Qassam Brigades - Wikipedia). Jadi bayangkan waktu menjelang Black September 1970 faksi-faksi bersenjata ini yang memulai rusuh di negara host (Yordania) dan malah akhirnya mengancam akan membunuh raja Hussein. Saya pernah cerita tentang ini di sini: Benarkah PLO pernah bentrok dengan tentara Yordania? Pertanyaan: Benarkah PLO pernah bentrok dengan tentara Yordania? Jawabannya: BENAR, di peristiwa yang disebut Black September (Black September - Wikipedia). Wah ini seru sebenarnya. Saya usahakan cerita ini tidak terlalu panjang. Saya harap pembaca jadi tahu penyebabnya dan apa konsekuensinya. Siapa itu PLO? Buat anak-anak kekinian yang mungkin belum lahir sebelum Otoritas Palestina terbentuk, PLO adalah Organisasi Pembebasan Palestina (Palestine Liberation Organisation ). Ini adalah payung yang beranggotakan organisasi-organisasi (faksi-faksi) pejuang Palestina, seperti Fatah (Yasser Arafat berasal dari sini), PFLP (Popular Front For Liberation of Palestine, pimpinannya Kristen namanya George Habash), DFLP (Democratic Front for Liberation for Palestine) dll. Pemimpinnya yang terkenal adalah almarhum Yasser Arafat dari Fatah. Fatah memang bisa dibilang faksi dalam PLO yang paling kuat. FYI, Hamas dan Jihad Islam yang sekarang terkepung di Jalur Gaza, tidak pernah bergabung dengan PLO karena beda ideologi. Faksi-faksi dalam PLO semua menganut pan-Arabisme, sekulerisme, dan sosialisme. Sedangkan Hamas dan Jihad Islam menganut Islamisme. Dalam Perjanjian Nasional Palestina (Palestine National Covenant, semacam AD/ART atau piagam pendirian PLO) tidak disebutkan agama sama sekali di situ, hanya nasionalisme dan tanah air Palestina saja. Yasser Arafat, pemimpin PLO yang kharismatik Sekarang PLO sudah menjadi Otoritas Palestina (Palestinian Authority/PA), pemerintah Negara Palestina yang diakui internasional, berkedudukan di Ramallah, Tepi Barat. Negara mana tuh Yordania? Buat yang gak tahu, Kerajaan Hasyimiyah Yordania (Jordan - Wikipedia) adalah monarki Arab yang posisinya di sebelah Timur sungai Yordan. Kalau lihat di peta, istilah Tepi Barat Palestina itu adalah wilayah Palestina di sebelah Barat sungai Yordan. Buat yang Kristen tahu banget sungai Yordan ini, tempat Yesus dibaptis. Kerajaan Yordania diperintah oleh raja yang adalah keturunan dari Sharif Mekkah Hussein bin Ali al-Hasyimiyah, yang masih keturunan dari Muhammad. Untuk sejarah Kerajaan Yordaina, saya pernah posting di sini: Jawaban Rufus Panjaitan untuk Bagaimanakah sejarah terbentuknya kerajaan-kerajaan di Jazirah Arab? Negara Yordania sekarang adalah warisan dari Emirat Trans-Yordania yang adalah protektorat Inggris, merdeka menjadi kerajaan sendiri pada tahun 1946. Pada waktu Israel memproklamirkan negaranya pada 1948, Yordania dengan negara-negara Arab lain memerangi Israel. Yordania berhasil menganeksasi wilayah Tepi Barat. Jadi Tepi Barat itu dulu adalah milik Yordania. Setelah aneksasi ini pemerintah Yordania memberi kewarganegaraan kepada orang-orang Palestina di Tepi Barat. Ini menyebabkan demografi Yordania terbagi dua: 2/3 orang-orang Arab Palestina dan 1/3 orang Arab Yordania sendiri. Dari Tepi Barat ini Fatah mengorganisir serangan-serangan terhadap Israel, dan Israel tentunya membalasnya dengan serangan-serangan ke wilayah Tepi Barat Yordania. Raja Hussein sama sekali tidak merestui serangan-serangan tsb dilancarkan dari wilayah Yordania, tapi kelihatannya dia tidak berdaya mengendalikan PLO. Kemudian di Perang Enam Hari 1967 Israel berhasil merebut Tepi Barat dari tangan Yordania. Akibatnya PLO harus mengungsi dari Tepi Barat ke wilayah Yordania. Yordania jadi harus menampung banyak pengungsi Palestina dari Tepi Barat di kamp-kamp pengungsi yang bertebaran di negara itu. Ini termasuk fedayeen atau pejuang-pejuang Palestina bersenjata yang adalah anggota faksi-faksi dalam PLO. PLO memilih kota Karameh di perbatasan sungai Yordan untuk melancarkan serangan-serangannya ke Israel. Peta Yordania, berbatasan dengan Israel dan Palestina (Tepi Barat) di barat, Saudi di selatan-timur, Irak di timur, dan Suriah di utara Raja Hussein bin Talal al-Hasyimiyah, raja Yordania dan panglima angkatan bersenjata Kerajaan Yordania Pertempuran Karameh Dalam 3 bulan di awal 1968 Fatah melancarkan 38 serangan teroris ke Israel, menyasar rakyat sipil. Puncaknya adalah bulan Maret di mana bis sekolah meledak diranjau oleh Fatah. IDF (militer Israel) menyebrang perbatasan menuju Karameh dan memerangi PLO di sana (Battle of Karameh - Wikipedia). Pertempuran berkecamuk selama satu hari penuh. PLO menderita 200 korban dan 150 ditawan Israel, tentara Yordania tewas 80an, tentara Israel tewas 30an. IDF mundur tanpa berhasil menangkap Yasser Arafat. Walau PLO hanya bisa membalas sedikit, faksi-faksi dalam PLO mempropagandakan pertempuran ini sebagai kemenangan PLO. Raja Hussein juga membiarkan mereka mengklaim kemenangan walau dia tahu tentara Yordania lebih banyak berkontribusi dalam perang. Faksi-faksi PLO memanfaatkan ini untuk merekrut fedayeen sebanyak-banyaknya. Fatah menerima 5000 anggota baru dalam 48 jam setelah pertempuran itu. Pada akhir Maret jumlah fedayeen di Yordania sudah mencapai 20 ribu orang. Negara-negara Arab Teluk juga menawarkan pelatihan dan dana kepada PLO. Di tahun yang sama, Fatah sudah melebarkan sayapnya ke 80 negara. Fedayeen Palestina dari negara-negara lain seperti Suriah dan Lebanon juga masuk membanjiri Yordania. PLO -Tamu yang Mengancam Tuan Rumah Dengan kondisi seperti ini, PLO dan faksi-faksi Palestina mulai bertingkah, lupa kalau mereka tinggal di 'rumah' orang lain. Kamp-kamp pengungsi Palestina seperti al-Hussein dan Wehdat, polisi dan tentara Yordania mulai kehilangan otoritas. Lama-lama kantong-kantong PLO di Yordania sudah seperti republik sendiri, tanpa aparat Yordania bisa menegakkan hukum Yordania di situ. November 1968 bentrok pertama terjadi. Kelompok fedayeen bernama Al-Nasr menyerang polisi Yordania, dan Al-Nasr balas diserang oleh tentara Yordania. Konflik ini diselesaikan dengan Tujuh Poin Kesepakatan antara Raja Hussein dengan PLO, yang berisi PLO harus tunduk pada hukum Yordania. Tapi kesepakatan ini tidak diindahkan oleh pihak-pihak PLO. Lama kelamaan kantong-kantong fedayeen semakin menjadi-jadi, seperti negara dalam negara. Disiplin fedayeen sangat buruk dan PLO juga tidak bisa mengendalikan seluruh faksinya. Banyak dari fedayeen-fedayeen ini yang tindakannya makin radikal dan anarkis untuk menarik lebih banyak rekrutmen. Tahun 1970 PFLP dan DFLP malah mulai mengagitasi untuk menggulingkan kekuasaan dinasti al-Hasyimiyah. Kelompok lain seperti As-Sa'iqah (cabang dari Partai Baath Suriah) dan Front Pembebasan Arab (cabang dari Partai Baath Irak) menganggap Raja Hussein sebagai "boneka imperialisme Barat", "alat Zionist". Menurut mereka, jalan menuju Tel Aviv (menaklukkan Israel) harus lewat Amman dulu (Amman = ibukota Yordania. Maxudnya menaklukkan Yordania). Mereka juga memasang slogan-slogan provokatif anti agama Marxis-Leninis di mesjid-mesjid. Makin jumawa fedayeen-fedayeen ini, makin berani mereka. Di Amman mereka keliling-keliling dengan jeep bersenjata, malakkin masyarakat "sumbangan untuk perjuangan Palestina". Mereka tidak mengindahkan aturan lalu lintas, tidak mendaftarkan mobil-mobil mereka, menghina-hina tentara Yordania yang dianggap perannya kecil dalam melawan tentara Israel. Mereka juga menculik rakyat sipil. Kelakuan seperti ini tentu sudah merupakan ancaman bagi Kerajaan Yordania. Raja Hussein sendiri dilema. Kalau dia menggunakan pemaksaan untuk mengusir fedayeen, dia akan kehilangan respek dari orang-orang Palestina (ingat, 2/3 rakyat Yordania itu orang Palestina). Tapi kalau dia tidak melakukannya, dia akan kehilangan respek dari tentara Yordania. Februari 1970 Raja Hussein menemui presiden Mesir Gaman Abdul Nasser untuk mencari dukungan. Nasser setuju untuk Yordania bisa lebih tegas demi menegakkan hukum. Maka dibuatlah 10 Butir Edikta yang melarang fedayeen membawa-bawa senjata di tempat umum, menimbun senjata, demo tanpa ijin, dll. Para fedayeen melawan pengaturan ini dengan kekerasan, sampai-sampai Raja Hussein menunda pemberlakuannya. Fedayeen bahkan menuntut untuk Mendagri Muhammad al-Kailani yang dianggap anti-Palestina diganti (yang ini dikabulkan oleh Beliau). Yang menambah dilema Hussein lagi adalah negara-negara pendukung fedayeen Libya, Saudi dan Kuwait memberi bantuan keuangan kepada Yordania. Bayangkan kalau kamu jadi Raja Hussein. Udah bermaksud baik nampung PLO, tapi PLO-nya malah sekarang menginjak-injak kedaulatan negara induk semangnya dan bahkan mau menggulingkan pemerintahan yang sah. Kalau dibiarkan rakyat sendiri dan dunia internasional akan memandang Raja Hussein gak ada wibawa dan kekuasaan. Sementara mau mengusir PLO terancam ditentang rakyatnya sendiri yang mayoritas orang Palestina dan dikucilkan dari dunia Arab karena tamu yang satu ini primadona banget walaupun kelakuannya kayak gitu. Ironisnya, dukungan terhadap Hussein hanya bisa didapat dari AS dan tentu saja musuh Yordania, yaitu Israel. Berikutnya bentrok antara fedayeen dan tentara Yordania berlangsung lagi beberapa kali. Fedayeen bahkan menembaki markas intelijen Yordania. Raja Hussein yang mengunjungi markas tsb dihujani dengan tembakan dari fedayeen. Tentara membalas dengan memortir kamp Al-Wehdat dan Al-Hussein. Gencatan senjata sempat diberlakukan antara Raja Hussein dan Yasser Arafat, tapi PFLP menyandera dua hotel berisi warga asing di Amman dengan tuntutan Pasukan Khusus Yordania dibubarkan dan beberapa pejabat diganti. Sekali lagi, Hussein mengalah dengan mengganti pejabatnya. Black September 1 September konvoi Raja Hussein sekali lagi ditembaki oleh fedayeen. (DUA KALI Raja Yordania mau dibunuh sama fedayeen! Bayangin deh) Bentrok kembali terjadi dengan tentara Yordania sampai tanggal 6. Di hari itu, PFLP membajak tiga pesawat SwissAir, TWA, dan Pan Am. Penumpang diturunkan, lalu ketiga pesawat diledakkan di hadapan para wartawan internasional. Para sandera ditahan hingga 2 minggu. Akhirnya kesabaran Raja Hussein habis. Dia mengumpulkan kabinetnya pada 15 September, memberlakukan pemerintahan militer pada keesokan harinya untuk melancarkan perang terhadap PLO. 17 September tentara Yordania memusatkan serangannya pada kamp Al-Wehdat dan Al-Hussein, dilanjutkan dengan kamp-kamp lain di kota-kota seluruh Yordania. 18 September tentara Suriah dengan label "Tentara Pembebasan Palestina" (padahal isinya tentara Suriah semua) masuk ke kota perbatasan Irbid untuk membela PLO di sana. PLA bertempur sengit dengan brigade lapis baja Yordania. Tidak ada pernyataan resmi dari pemerintah Suriah, karena PLA ini dianggap "Palestina". Ini dicurigai niatnya adalah untuk menggulingkan Raja Hussein. Akhirnya AU Yordania dikerahkan untuk menghajar PLA, dan tentara Suriah pun mundur kembali ke perbatasan. Untung Suriah tidak mengerahkan AU-nya, kemungkinan karena sedang ada perpecahan politik juga di dalam partai Baath Suriah. Sementara itu, Israel juga sudah bersiap-siap, kalau Yordania kolaps dikeroyok Arab, Israel akan menduduki wilayah Yordania juga sebagai buffer. Sempat ada kecurigaan juga Irak juga akan mengirimkan pasukannya, karena ada 17 ribu tentara lapis baja Irak ditempatkan di perbatasan. Tapi rupanya tentara Irak tidak bergerak masuk Ke Yordania, walau sudah siap 'disambut' oleh satu brigade Yordania di perbatasan. Liga Arab mengadakan Rapat Darurat. Di situ Raja Hussein dimusuhi oleh segenap dunia Arab sementara Yasser Arafat mengundang simpati semua delegasi. Akhirnya kesepakatan gencatan senjata dibuat dengan presiden Mesir Nasser sebagai penengah pada 27 September. Pihak pemerintah militer Yordania sendiri memberlakukan gencatan senjata itu setelah semua kota-kota dan persimpangan strategis dikuasai. Setelah itu diberitakan bahwa ada total 360 markas militer PLO di Amman saja dan ada 20 ribu tahanan dari hasil operasi militer, termasuk beberapa "konsultan China". Total korban di pihak Palestina sekitar 2000–3400 jiwa, Suriah 600 tentara dan 120 tank, Yordania 537 jiwa. Setelah Black September Pemerintahan sipil berikutnya dipimpin oleh PM Wasfi Tal, seorang politikus yang tidak pernah mempercayai Arafat. Walaupun PLO secara keseluruhan sudah mematuhi kesepakatan, tapi PFLP dan DFLP masih melawan. Jadi Tal melancarkan serangan pada mereka di bulan Januari 1971 sampai kedua faksi itu terusir dari Irbid. Tal lalu mengancam PLO untuk pindah ke hutan antara Ajloun dan Jerash. Akhirnya di bulan Juli sisa fedayeen sekitar 2000 orang menyerah setelah dikepung tentara Yordania dan mereka pindah ke Suriah. Akhirnya markas PLO pindah ke Lebanon Selatan, yang belakangan memicu Perang Saudara Lebanon. Perdana Mentri Wasfi Tal Tanggal 17 Juli Raja Hussein menyatakan bahwa kedaulatan Yordania sudah dipulihkan. Dampak Bagi Yordania, peristiwa ini menegaskan identitas nasional Yordania. Sebelumnya rakyat Yordania tidak terlalu tegas pemisahan antara orang Arab dari Yordania maupun orang Arab dari Palestina. Kinerja militer Yordania mengesankan Barat hingga AS belakangan memberikan bantuan keuangan dan militer kepada Yordania setelah Yordania menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada 1994. Fatah membentuk kelompok Black September (Black September Organization - Wikipedia), yang tadinya fokusnya adalah untuk balas dendam kepada Yordania. Kelompok ini berhasil membunuh PM Wasfi Tal pada November 1971. Tapi kelompok ini jadi terkenal dengan Pembantaian Munich (Munich massacre - Wikipedia) di mana atlit-atlit Olimpiade Israel menjadi korban. Dan sebagaimana PLO dulu tidak bisa mengendalikan milisi-milisi bersenjata ini (hingga memicu peristiwa Black September), PA juga gak bisa mengendalikan faksi-faksi yang ada di bawahnya, apalagi Hamas dan Jihad Islam (PIJ).. Mereka (Hamas vs Fattah) bahkan pernah berperang satu sama lain pada 2007, yang menyebabkan Gaza diperintah sendiri oleh Hamas dan Tepi Barat oleh PA. Jadi apa yang dilakukan Hamas (nyerbu ke wilayah Israel) pada 7 Okober itu sama sekali gak ada andil dari Otoritas Palestina (PA).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi