Mengapa Nabi Musa a.s banyak disebut dalam Al-Qur'an

Mengapa Nabi Musa namanya lebih banyak disebutkan dalam Al-Quran dibanding nabi-nabi lainnya, termasuk dari Nabi Muhammad SAW?
Mari cek fakta apakah premis di pertanyaan sesuai.

Berikut adalah jumlah penyebutan/penulisan nama Rasul di dalam Al Qur'an yang saya himpun dan visualisaikan dalam grafik donat.


Nama Musa mendominasi sebanyak 24% dengan penulisan sebanyak 115 kali, hampir 2 kali lipat dari nama Ibrahim yang berada di peringkat kedua dengan 61 kali penyebutan atau setara 12.8%. Dengan demikian premis pertanyaan sudah sesuai dengan fakta dalam Al Qur'an.

Kemudian kita telusuri alasan detailnya. Kita bisa cek kisah Musa paling dominan berada di surat Al A'raaf, Yunus, Thaha, As Syu'ara, dan Al Qashas. Setiap kisah dalam Al Qur'an bertujuan agar dijadikan sebagai bahan pelajaran, sebagai panduan. Karena penerimanya adalah Rasul Muhammad, beliau dan pengikutnya diharapkan bisa banyak belajar dari kisah-kisah Nabi Musa.

…Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. (Al A'raaf 7:176)

Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka), kisah Musa di dalam Al Kitab (Al Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang dipilih dan seorang rasul dan nabi. (Maryam 19:52)


Setahu saya—Mas/Mba juga pasti tahu, Al Qur'an itu hadir sebagai panduan. Termasuk panduan bagi Nabi Muhammad sendiri.

Ketika beliau dalam kondisi bingung, tak tahu harus berbuat apa, atau pada suatu kondisi rendah atau tertekan, beliau bisa membaca Al Qur'an dan mengambil hikmah yang ada di dalamnya.

Beliau bisa mengasosiasikan kondisi yang ia alami dengan kisah yang ada dalam Al Qur'an. Dari kisah itu ia bisa mendapatkan panduan dalam mengatasi masalah.

Ambil contoh ketika beliau berhadapan dengan manusia-manusia yang suka banyak bertanya, seakan-akan meremehkan tugas Rasul. Manusia yang mengaku beriman, tetapi hatinya sebenarnya masih menolak. Mereka bertanya untuk mengolok-ngolok Rasul.

Adanya kisah Al Baqarah (Sapi Betina) membuat Rasul Muhammad mempunyai senjata untuk menghadang gelagat mereka. Pada kisah Al Baqarah ini, Bani Israel diberi tugas yang mudah oleh Musa, tapi mereka mencomooh dan selalu bertanya lebih detail kepada Musa. Hingga akhirnya sampai pada titik di mana mereka kesulitan untuk melaksanakan perintah yang diberikan.

Rasul membacakan kisah Al Baqarah itu untuk memberi pelajaran bahwa manusia yang tidak taat, tapi terus bertanya, hidupnya akan menjadi susah. Kaumnya yang mau mendengar kisah ini kemudian paham, mereka akan enggan untuk bertanya hal nyeleneh lagi. Sami'na wa atho'na, jangan bertanya yang justru membuat diri sendiri jadi susah.


Banyaknya kisah di seputaran Musa dalam Al Qur'an, menandakan bahwa ada banyaknya kesamaan antara yang Nabi Muhammad hadapi dengan perjalanan hidup Musa. Nabi Muhammad dan pengikutnya diminta Allah untuk banyak-banyak mengambil pelajaran dari kisah perjalanan Musa, karena kisah-kisah ini akan memandu mereka keluar dari tekanan selama menyebarkan pesan Al Qur'an. Kisah-kisah ini dapat jadi senjata mereka untuk tetap berdiri di jalan Allah.

Saya uraikan beberapa poin kisah Musa dalam Al Qur'an yang terkait dengan perjuangan Nabi Muhammad.

Kondisi masyarakat yang sudah mulai lupa dengan ajaran monoteis, milah Ibrahim. Tugas seorang Rasul hanya menyampaikan, jika ada yang berpaling jangan sedih.
Audiens yang sama, Kaum Bani Isra'il, pembangkang, suka merubah dan menyembunyikan. Suka banyak bertanya yang ga penting sehingga membuat mereka kesusahan sendiri.
Kondisi politik yang sama, yaitu adanya penindasan, penjajahan, yang membuat mereka harus hijrah, hingga bangkit untuk berperang.
Sama-sama diberikan kitab pembeda, Al Furqan, dan sama-sama ditukar dengan kitab yang dianggap berasal dari Rasul. Namun Al Furqan tetap ada untuk memastikan kitab lain bernilai benar atau salah.
Jumlah pengikut yang banyak, terselip di dalamnya kaum munafik, seperti Samiri dan Qarun, yang lihai menarik kaumnya terperosok bersama mereka.
Common Enemy, Fir'aun dan Persia. Wilayah Rasul Muhammad saat itu juga menjadi vassal kerajaan Persia, di mana rakyatnya lebih berpihak pada Romawi; sedangkan Musa dan rakyatnya ditindas Fir'aun yang berlokasi di Persia.
Sama-sama pernah melakukan kesalahan, ditegur, dan diampuni. Diingatkan bahwa ilmu Rasul tidak seberapa, ada makhluk lain yang memiliki ilmu lebih tinggi seperti ketika Musa berhadapan dengan orang di Bahrain, dan Rasul Muhammad bertemu dengan Makhluk Super Cerdas.
Banyaknya kesamaan ini masih bisa ditambahkan lagi. Pada intinya, kisah perjalanan Nabi Musa sangat banyak kemiripannya dengan yang Nabi Muhammad hadapi dalam menyebarkan Al Qur'an.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi