Apa yang dimaksud Londo Ireng

Londo ireng atau Belanda Hitam (Zwarte Hollanders) adalah orang Afrika yang direkrut pemerintah kolonial Hindia Belanda jadi tentara Koninklijk Nederlands Indisch Leger (KNIL). Orang Afrika yang jadi tentara KNIL pada mulanya berasal dari Pantai Emas Belanda (Nederlandse Bezittingen ter Kuste van Guinea) yang mulai direkrut pada tahun 1831. Mereka pada umumnya berasal dari suku Ashanti yang pertama kali direkrut di Elmina. Fase perekrutan besar-besaran tentara bayaran dari Pantai Emas Belanda terjadi pada tahun 1837 hingga 1841.


Perekrutan dari Pantai Emas Belanda berakhir setelah Belanda dan Britania Raya menandatangani Perjanjian Sumatra tahun 1871. Pada perjanjian itu Pantai Emas Belanda diserahkan kepada Britania Raya sehingga perekrutan orang Afrika dari wilayah tersebut berakhir pada tahun 1872. Pemerintah Kolonial setelah itu tetap merekrut orang berkulit hitam sebagai tentara KNIL. Pada kurun waktu 1876 hingga 1879, KNIL merekrut 30 orang Afro Amerika. Selain itu pada tahun 1890, KNIL juga merekrut orang Afrika dari Liberia.


Jan Kooi, Londo Ireng yang terkenal dalam Perang Aceh. Ia adalah orang Afrika pertama dalam dinas KNIL yang mendapatkan medali Ksatria Kelas 4 ordo Willem.

Para Londo Ireng dari Afrika ini diterjunkan ke medan Perang Aceh. Keberanian dan fisik yang kuat menjadikan mereka disanjung oleh pemerintah Kolonial Hindia-Belanda. Beberapa tentara KNIL dari Afrika yang diberikan penghargaan adalah Jan Kooi (dianugerahi medali Ksatria Kelas 4 ordo Willem), Sersan J. Noudjedij dan para serdadu J. Hat, W. Muil, dan W. Bamberg (dianugerahi Medali Perunggu Keberanian dan Kesetiaan). Mayoritas tentara KNIL dari Afrika yang disebut Londo Ireng ini bermukim di Jawa, terutama Semarang, Purworejo, Batavia, Salatiga, Surabaya, dan Yogyakarta. Khusus untuk Purworejo, Raja Willem III bahkan memberikan tanah bagi orang Afrika yang berdinas di KNIL pada tahun 1859.

Setelah selesai bertugas di KNIL, banyak londo ireng yang kembali ke kampung halamannya di Elmina. Mereka menetap di suatu bukit belakang benteng Saint George yang diberi nama Java Hill. Para Londo Ireng ini juga merupakan orang-orang pertama yang mengenalkan batik di Afrika. Para londo ireng yang tidak kembali ke Elmina memutuskan untuk mempratekkan kawin campur sehingga lahirlah kelompok Indo-Afrika dalam masyarakat kolonial Hindia-Belanda. Status Indo-Afrika ini dipersamakan dengan Indo-Eropa dalam struktur masyarakat di mana termasuk golongan Europeanen. Biasanya anak laki-laki dari kelompok Indo-Afrika akan mengikuti jejak orang tuanya sebagai tentara KNIL

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi