KENAPA PENDUDUK MALAYSIA MENGGUNAKAN NAMA BIN DAN BINTI PADA IDENTITAS MEREKA?

 Untuk meneliti nama kita harus melihat latar belakang kultur dan budaya dalam masyarakat tersebut. Mayoritas di malaysia adalah melayu yang secara kultur dan budaya terintegrasi dengan agama Islam sejak syiar Islam merambah daerah tempat masyarakat melayu menetap. Hal itu berimbas dengan penamaan yang bernafaskan Islam. Hal ini juga terjadi di sebagian daerah Indonesia, terutama di Aceh, Riau, Sumatera Barat, hingga Palembang.

Hal berbeda dengan sebagian masyarakat Indonesia di daerah Jawa, khususnya Jawa Tengah dan Timur. Sebelum islam masuk, yang pertama hadir adalah agama Hindu dan Budha. Integrasi Islam masuk dengan menyesuaikan kultur dan budaya yang sudah terbentuk (contoh paling nyata: pewayangan yang digunakan sebagai metode syiar oleh Sunan Kalijaga). Hal ini membuat banyak masyarakat tetap memakai pedoman kultur budaya yang sudah mereka miliki. Coba saja di cek, banyak orang Jawa, apapun agamanya tetapi bernama Arjuna, Bima, Yudistira (Sering disingkat Yudis), atau Rama, Shinta, atau bahkan memakai nama Syailendra dan Sanjaya (dinasti mataram kuno).

Hal sama juga bisa dilihat di Bali, ya namanya menyesuaikan dengan kultur budaya Bali seperti Made, Wayan, Nengah. Coba anda berwisata ke flores, disana mayoritas namanya memakai akhiran “us” seperti vincensius, agustinus, ambrosius, carolus, markus, petrus. Itu terjadi karena kultur budayanya terintegrasi dengan agama Katolik yang disyiarkan oleh bangsa Portugis dan diteruskan bangsa Belanda di daerah itu.

Jadi menurut saya untuk masalah nama jangan membandingkan dengan negara lain dengan kultur budaya yang berbeda dengan kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi