Ilmuan Muslim berpengaruh


Sebelum 2015, catatan sejarah tentang Obsessional Compulsive Disorders (OCD-gangguan obsesif-kompulsif) adalah sebagai berikut:

Istilah OCD adalah istilah medis modern dari abad ke-20. Sebelumnya, penderita OCD dianggap memiliki kondisi yang disebut "scrupulosity". Catatan paling awal tentang penelitian atau OCD berasal dari teks-teks agama, bukan catatan medis dari abad keempat belas hingga abad kedelapan belas. Pada saat itu, sebagian besar bahasan OCD berpusat pada obsesi dan dorongan tentang keyakinan dan praktik keagamaan. Pada akhir abad ke-17, gejala scrupulosity terkadang dikaitkan dengan tanda-tanda "melankolis", atau yang sekarang dikenal sebagai depresi .

Menjelang akhir abad kedelapan belas dan memasuki abad kesembilan belas, dokter mulai mencatat bahwa pikiran obsesif pasien mulai berpusat pada ketakutan akan kontaminasi biologis dan pikiran seksual yang agresif dan menyusahkan. Obsesi seputar ketakutan dan kecemasan agama menjadi kurang umum. Pada saat itu, dokter berbeda pendapat tentang apakah OCD berasal dari masalah emosional, masalah tentang kemauan atau pengendalian diri seseorang, atau apakah itu merupakan indikasi cacat intelektual.

Sepanjang akhir 1800-an dan memasuki 1900-an, aliran pemikiran Freudian mulai mendominasi bidang psikologi dan kesehatan mental. Pada saat itu, Freud tidak dapat mengidentifikasi apa yang memicu obsesi seseorang tetapi berteori bahwa perasaan cinta dan benci seseorang yang ambivalen terhadap diri mereka sendiri dan orang lain mungkin ada hubungannya dengan gejala gangguan tersebut. Teori Freudian tentang OCD diterima sebagai arus utama sampai pertengahan abad kedua puluh ketika psikologi perilaku dan psikologi kognitif mulai mengambil alih teori Freudian. Psikologi kognitif dan perilaku adalah model utama untuk mengobati dan memahami gangguan saat ini.[1]

Perlu di garis-bawahi, selama ini gejala OCD baru terdeteksi di abad-14 CE. Namun itu semua berubah ketika seorang mahasiswa Universitas Stanford bernama Rania Awaad, menemukan kitab kuno berbahasa Arab yang berasal dari abad 9 CE.

Rania mengemukakan pada dosennya bahwa OCD sudah ditemukan jauh sebelum era industri. Si Dosen tak percaya, tapi Rania membuktikannya dengan cara menerjemahkan kitab tersebut dan menerbitkan journal berjudul : Obsessional Disorders in al-Balkhi's 9th century treatise: Sustenance of the Body and Soul.


Pada abstrak jurnal tersebut, ia menulis seperti ini.

Beberapa orang berpendapat bahwa kasus Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) paling awal dilaporkan oleh Robert Burton dalam ringkasannya The Anatomy of Melancholy (1621) dan baru pada abad ke-19 konsep modern OCD berkembang, membedakannya dari jenis penyakit mental lainnya. penyakit. Dalam makalah ini, kami bertujuan untuk mengungkap presentasi penyakit yang lebih awal yang sekarang kita sebut OCD berdasarkan karya abad ke-9, Rezeki Tubuh dan Jiwa, yang ditulis oleh Abu Zayd al-Balkhi selama Era Keemasan Islam. Penemuan manuskrip ini mengungkapkan bahwa Abu Zayd al-Balkhi harus dikreditkan dengan membedakan OCD dari bentuk penyakit mental lainnya hampir satu milenium lebih awal dari yang diklaim oleh antologi yang mendokumentasikan sejarah penyakit mental. Perhatian khusus diberikan pada klasifikasi al-Balkhi, deskripsi gejala, faktor predisposisi, dan modalitas pengobatan untuk gangguan obsesif. Analisis manuskrip ini berdasarkan DSM-5 dan penemuan ilmiah modern mengungkapkan konsistensi diagnostik transkultural OCD selama berabad-abad. Implikasi teoritis dan klinis dari temuan ini juga dibahas.[2]

Kembali ke pertanyaan, siapa saja ilmuwan muslim yang penemuannya terkenal hingga ke dunia internasional?

Saya hadirkan 1 saja yaitu Abu Zayd al-Balkhi, penemu gejala OCD, penyakit mental yang sudah terkenal luas di dunia internasional. Hanya saja nama dan penemuannya itu sudah terkubur selama 1 milinea hingga Rania Awaad membaca karyanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi