BAHASA DAERAH yang UNIK

 di wilayah timur Indonesia karena banyak sekali bahasa daerah di wilayah tersebut yang tidak berasal dari rumpun Austronesia. Selain itu, terdapat juga beberapa bahasa Austronesia yang memiliki fitur-fitur yang tidak biasa akibat kontak dengan bahasa-bahasa nonaustronesia tersebut. Salah satu bahasa yang ingin saya bahas dalam jawaban ini adalah bahasa Tobati.

Lokasi desa Engros dan Tobati[2]

Bahasa Tobati atau Yotafa merupakan sebuah bahasa yang digunakan oleh suku Tobati yang tersebar di desa Engros dan Tobati yang berlokasi di teluk Jayapura. Bahasa Tobati berasal dari cabang Sarmi-Jayapura dalam subkelompok Oseanik Barat dalam kelompok Oseanik dalam subrumpun Melayu-Polinesia dalam rumpun Austronesia. Sebelumnya, saya pernah menyebut bahasa ini sebagai saudara jauh dari bahasa Māori dan bahasa Hawaiʻi karena kedua bahasa tersebut tergolong dalam kelompok Oseanik. Namun, ibarat orang tua yang mempunyai anak yang memiliki sifat yang berbeda jauh dengan mereka, bahasa Tobati memiliki paramasastra yang sangat asing, bahkan bagi sesama penutur bahasa-bahasa Austronesia. Hal ini karena bahasa Tobati kerap melakukan kontak dengan suku-suku nonaustronesia di sekitar. Perlu diketahui, bahasa-bahasa dari kelompok Demta-Sentani yang tidak berasal dari rumpun Austronesia juga tersebar di sekitar daerah tersebut, seperti bahasa Nafri dan bahasa Sentani. Hal inilah yang menjadi penyebab dari keunikan paramasastra bahasa Tobati.

Ilustrasi

Bahasa Tobati memiliki susunan yang berakhiran verba, seperti subjek-objek-verba (SOV) atau objek-subjek-verba (OSV). Artikel dalam Wikipedia berbahasa Inggris menyebut bahwa bahasa Tobati memiliki struktur OSV yang sangat langka dan jarang ditemukan dalam bahasa manusia. Namun, sumber yang saya gunakan dalam membahas bahasa ini menunjukkan bahwa bahasa ini memiliki struktur SOV seperti bahasa Jepang dan bahasa Korea. Saya dapat menyimpulkan bahwa bahasa ini memiliki struktur yang fleksibel dengan catatan verba selalu terletak di akhir kalimat. Bagaimanapun, akhiran verba merupakan struktur yang tidak biasa dalam rumpun Austronesia karena bahasa-bahasa Austronesia cenderung memiliki struktur awalan verba atau SVO seperti bahasa-bahasa Melayu.

Hal unik lainnya yang dapat membuat Anda terheran-heran adalah bahasa ini memiliki lima buah kasus gramatika layaknya dalam bahasa Rusia. Padahal, nyaris tidak ada bahasa Austronesia yang memiliki kasus. Sebaliknya, kasus umum ditemukan dalam bahasa-bahasa nonaustronesia di Papua, seperti bahasa Dani dan bahasa Imonda. Saya akan langsung membahas mengenai pronomina dalam bahasa ini. Perlu diketahui, bahasa ini belum memiliki sistem penulisan yang konsisten sehingga sumber yang berbeda akan menggunakan ortografi yang berbeda juga.

  • nehu (subjek), neh (posesif) - saya
  • nte (subjek), nte (posesif) - kamu
  • ntia (subjek), nti (posesif) - ia
  • ninia (subjek), nini (posesif) - kami
  • ntera (subjek), nter (posesif) - kita
  • nunua (subjek), nunu (posesif) - kalian
  • ntrica (subjek), ntric (posesif) - mereka

Berikut adalah kalimat sederhana dalam bahasa ini.

  • Nanic wani. Neh hanase Isai. Nte khanase sei? Nanic wani, aka. Neh hanase Agnes.
    • Selamat siang. Nama saya Isai. Siapa namamu? Selamat siang juga. Nama saya Agnes.
  • Mony ndo nisyani muninc. Ntia Jayapuram mai.
    • Wanita itu sangat cantik. Ia datang dari Jayapura.

Akhiran -am dalam kata Jayapura merupakan kasus ablatif, serta merupakan wujud dari produktifnya kasus dalam bahasa ini. Berikut adalah lima kasus dalam bahasa ini.

  • Akusatif (-re, -at, -et)
    • Ntrica nasre riant - Mereka makan papeda.
  • Lokatif (-a, -c)
    • Nte aka nana icre upar - Kakakmu memancing ikan di sungai.
  • Allatif (-at)
    • Ninia nmata yabat miyatei - Kami akan pergi ke pantai besok.
  • Ablatif (-am)
    • Ntrica usyam rpap - Mereka berlari dari hutan.
  • Instrumental (-am, -um)
    • Nehu ic ndare hriricam kirjai - Aku memotong ikan ini dengan pisau.

Selain itu, bahasa ini juga memiliki kata sendi yang diletakkan di akhir nomina atau yang lebih dikenal sebagai posposisi. Hal ini pun menambah daftar keunikan dari bahasa ini karena posposisi hampir tidak pernah ditemukan dalam bahasa-bahasa Austronesia.

  • suya - di
  • raro - di dalam
  • muya - di atas
  • hraria - di bawah
  • tama - di depan
  • trungga - di belakang
  • riu - di depan
  • ninggi - sampai
  • hrica - di sekitar
  • roricre - tentang
  • mutia - di depan
  • muric - di belakang
  • tberitat - karena

Berikut adalah contoh penggunaan posposisi dalam kalimat.

  • Ntia rar raro tar.
    • Ia menangis di dalam kamar.
  • Nehu meja hraria ghaghare ndom.
    • Saya melihat laba-laba di bawah meja.
  • Nte num riu pus fani.
    • Kamu tidak punya kucing di depan rumah.

Apabila Anda perhatikan secara saksama, bahasa Tobati memiliki konjugasi kata kerja yang sangat kompleks yang dapat dipengaruhi oleh subjek, objek, kala, dan aspek. Berikut adalah beberapa kata kerja dan konjugasinya untuk bentuk masa kini indikatif. Secara umum, konjugasi kata kerja terbagi menjadi dua berdasarkan awalan, yaitu kata kerja yang berawalan huruf [w], [u], [o] dan yang tidak.

  • want - pergi
    • want - saya pergi
    • want - kamu pergi
    • yant - ia pergi
    • mant - kami pergi
    • tiant - kita pergi
    • mant - kalian pergi
    • riant - mereka pergi
  • oricat - membeli
    • oricat - saya membeli
    • oricat - kamu membeli
    • yoricat - ia membeli
    • moricat - kami membeli
    • tioricat - kita membeli
    • moricat - kalian membeli
    • rioricat - mereka membeli
  • mai - datang
    • mai - saya datang
    • mai - kamu datang
    • mai - ia datang
    • mai - kami datang
    • tmai - kita datang
    • mai - kalian datang
    • rmai - mereka datang
  • nemar - tertawa
    • nemar - saya tertawa
    • nemar - kamu tertawa
    • nemar - ia tertawa
    • nemar - kami tertawa
    • teremar - kita tertawa
    • nemar - kalian tertawa
    • nermar - mereka tertawa

Selain itu, pronomina yang berperan sebagai objek langsung juga ikut memodifikasi kata kerja. Berikut adalah akhiran kata kerja sesuai dengan pronomina objeknya.

  • -rok - saya
  • -ho - kamu
  • -i - ia
  • -ni - kami
  • -ten - kita
  • -nu - kalian
  • -ric - mereka

Berikut adalah contoh kalimat yang memanfaatkan fitur ini.

  • Nehu ntia orijre yoricati.
    • Aku membelikan dia baju.
  • Rhom ndo ntricat yhesric.
    • Buaya itu menggigit mereka.
  • Nunua nehut irieyrok.
    • Kalian menipu saya.

Kemudian, kala dan aspek pun dapat memodifikasi bentuk kata kerja.

  • want
    • want - makan (sekarang)
    • wa - makan (masa lalu atau perfek)
    • wnia - makan (habitual)
    • wantei - makan (masa depan)
  • nemar
    • nemar - tertawa (sekarang)
    • nemar - tertawa (masa lalu atau perfek)
    • nemar - tertawa (habitual)
    • nemaritei - tertawa (masa depan)
  • oricat
    • oricat - membeli (sekarang)
    • or - membeli (masa lalu atau perfek)
    • uriortet - membeli (habitual)
    • oricatei - membeli (masa depan)

Berikut adalah contoh kalimat yang memanfaatkan fitur ini.

  • Ninia uma monyet ndom.
    • Kami melihat seorang wanita di taman.
  • Nehu rora ca.
    • Aku kemarin menangis.
  • Ntera niu nanuhre hona-hona tuniu.
    • Kita minum air kelapa setiap hari.
  • Ntrica rum runduk manirosimre rioricatei.
    • Mereka akan membeli delapan rumah.

Sebelum saya mengakhiri perkenalan mengenai bahasa Tobati, saya akan memperkenalkan angka-angka yang digunakan dalam bahasa ini. Bahasa Tobati pun memiliki angka yang tidak biasa dan cukup berbeda dengan bahasa-bahasa Austronesia lainnya. Selain itu, sama seperti dalam bahasa Jawa, bahasa Maybrat, dan bahasa Korea, numeralia dalam bahasa Tobati juga mendahului nomina.

  • tei - satu
  • ros - dua
  • tor - tiga
  • au - empat
  • mniam - lima
  • mandosim - enam
  • runduk matiniam - tujuh
  • runduk manirosim - delapan
  • runduk manitorum - sembilan
  • tiamaha runduk - sepuluh

Berikut adalah beberapa contoh numeralia dan nomina dalam bahasa Tobati.

  • anuang tor - tiga ekor gagak
  • endor mniam - lima buah bintang
  • wagh runduk manitorum - sembilan buah perahu

Sampai di sini perkenalan mengenai bahasa Tobati. Situasi bahasa ini sangat mengkhawatirkan saat ini karena hanya tersisa 100 penutur menurut survey pada tahun 2007 dan telah berstatus 8b (nyaris punah) menurut Ethnologue[3]. Sebagian besar penutur bahasa ini telah beralih ke bahasa Indonesia dan bahasa Melayu Papua. Bahasa ini akan punah dalam beberapa dekade mendatang apabila tidak ada usaha yang serius dari pemerintah untuk menyelamatkannya. Saya menggunakan tiga sumber berikut sebagai acuan untuk membahasnya dalam jawaban ini.

Sangat disayangkan apabila bahasa ini punah karena budaya yang bersangkutan ikut punah bersamanya. Saya berharap banyak yang tertarik untuk mempelajarinya demi menyelamatkan bahasa ini dari kepunahan. Waniambe!

Ičeiž kel't ed unohta

Catatan Kaki

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

Perilaku Organisasi