Walkabilitas

Walkability adalah sebuah ukuran seberapa ramah suatu area untuk dapat dilalui dengan berjalan kaki. Walkability memiliki manfaat untuk kesehatan, lingkungan, dan juga ekonomi.[1] Beberapa faktor yang memengaruhi tingkat area berjalan kaki termasuk ada atau tidaknya kualitas jalan setapak, trotoar atau hak jalan pejalan kaki lainnya, lalu lintas dan juga kondisi jalan, antara lain pola penggunaan lahan, aksesibilitas bangunan, dan keamanan sekitar area pejalan kaki.[2]


Jalan Gauchetière, di Montreal
Walkability merupakan konsep yang sangat penting di kawasan desain perkotaan yang sustainable.[3] Project Drawdown menjelaskan bahwa menjadikan kota sebagai kawasan yang ramah untuk berjalan kaki merupakan salah satu solusi penting dalam mengatasi perubahan iklim dan kota. Karena dengan adanya Walkability dapat mengurangi emisi karbon, dan dapat meningkatkan kualitas hidup di kota tersebut.[4]

Definisi
Sunting

Kawasan campuran penggunaan jalan yang ramah bagi pejalan kaki di Bitola, Makedonia Utara.
Salah satu definisi yang lebih tepat untuk mengartikan walkability adalah "Sejauh mana lingkungan binaan ramah terhadap keberadaan orang yang tinggal, berbelanja, berkunjung, menikmati atau bahkan menghabiskan waktu di suatu daerah".[5] Beberapa faktor yang memengaruhi suatu wilayah disebut ramah untuk berjalan kaki (Walkability) termasuk diantaranya, namun tidak terbatas pada:

Adanya konektivitas jalan
Penggunaan lahan campuran
Kepadatan tempat tinggal (unit tempat tinggal per area penggunaan tempat tinggal)
Terdapat pohon dan tumbuhan
Memiliki frekuensi dan variasi bangunan
Adanya pintu masuk dan sensasi lainnya di bagian depan jalan
Transparansi, yang mencakup jumlah kaca di jendela dan pintu, orientasi dan kedekatan rumah, dan bangunan ke jalan
Banyak terdapat tempat untuk dikunjungi dan dekat dengan sebagian besar perumahan, termasuk adanya layanan seperti toko, restoran, bar, teater, sekolah, taman, atau juga pusat olahraga[6]
Penempatan, seperti adanya desain jalan yang cocok untuk orang, bukan hanya mobil
Rasio luas lantai[7]
Faktor utama dari infrastruktur termasuk adanya akses angkutan massal, kemudian keberadaan dan kualitas jalan setapak, ada terdapat jalur perkebunan di jalan parkir atau jalur sepeda dan terdapat penyeberangan pejalan kaki, estetika, kualitas udara, adanya tempat berteduh sesuai pada musim, memiliki volume dan kecepatan lalu lintas.[2][8] dan juga kondisi angin.

Walkability juga diperiksa berdasarkan lingkungan buatan di sekitarnya. Reid Ewing dan Robert Cervero berpendapat bahwa Walkability dapat dilihat dari lingkungan binaan — termasuk kepadatan, keragaman, desain, aksesibilitas tujuan, dan jarak antar transit angkutan massal — sangat memengaruhi kondisi untuk berjalan kaki di suatu area.[9] Kombinasi dari faktor-faktor ini mempengaruhi keputusan seseorang untuk berjalan kaki atau tidak.[10]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi