Apakah Myanmar negara gagal

 

Tak banyak wartawan yang meluangkan perhatian dan waktu mereka untuk meliput situasi Myanmar. Padahal tragedi yang sedang dihadapi oleh rakyat negara ini sama-sama memilukan seperti nasib yang dihadapi oleh warga Palestina, Yaman, Venezuela ataupun Ukraina. Myanmar berada di bawah kontrol junta militer kembali setelah menjalani periode transisi selama 10 tahun menuju demokrasi yang mendatangkan banyak harapan baru kepada generasi mudanya. Dua tahun setelah kudeta yang terjadi tahun 2021, masa depan Mynmar berbalik menjadi bencana yang semakin parah.

Seorang biksu sedang menerima makanan dari penduduk. Yang membuat saya terkejut waktu ke sana adalah kegemaran para biksu untuk berselfie. Kecanduan terhadap ponsel juga menjangkiti mereka.

Negara gagal. Itulah gambaran yang kita dapat jika melihat kondisi Myanmar sekarang. Istilah "negara gagal" bukan berarti bahwa keruntuhan atau ketiadaan pemerintah namun berarti bahwa suatu negara sedang mengalami periode ketidakstabilan yang parah dan berada dalam bahaya menjadi tidak dapat diatur sama sekali.

Bagaimana tidak menggunakan istilah tersebut ketika statistik mengirimkan kita kembali 15 tahun ke belakang? Pada tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Burma menyusut lebih dari 18%, kemiskinan berlipat ganda, banyak penduduknya yang terpaksa mengungsi karena konflik bersenjata. Di daerah Kayah yang dihuni oleh etnis Karen angkanya bahkan mencapai hampir 60%. Dan secara nasional, 46% penduduk kini hidup di bawah garis kemiskinan.

Potret kemiskinan di Bagan-Myanmar. Ibu tersebut tidak mampu membayar listrik saking miskinnya. Untuk mencuci pakaian, dia pergi ke sungai Irawady yang buteknya bukan main. Yang membuat saya terpesona adalah di pohon yang menjadi bagian dari rumah ibu tersebut, ratusan kelelawar raksasa bergelantungan, spesies hewan yang sudah langka atau punah di Bali, masih banyak ditemukan di negara ini yang membuat saya merasa hidup seperti masa kanak-kanak dahulu.

Kemunduran sosial ekonomi ini ditambah juga dengan melemahnya fungsi negara, khususnya dalam misi pendidikan dan kesehatan. Kudeta militer menyebabkan disorganisasi aparatur administrasi: lebih dari sepertiga pegawai negeri diberhentikan karena kebijakan, menciptakan tingkat pembangkangan dalam aparatur negara sehingga jutaan anak tidak lagi bersekolah dan banyak pasien menghindari mencari pengobatan di institusi publik. Hasilnya mengerikan: selama dua tahun warga Myanmar tidak bisa bersekolah dari tingkat sekolah dasar hingga universitas, dan ribuan korban karena kurangnya perawatan dan akses ke obat-obatan. Bagaimana membuat negara maju jika SDM-nya tidak mumpuni?

Sejarah Myanmar penuh pertikaian militer, namun apa yang terjadi sekarang tidak pernah terjadi dalam sejarah-sejarah sebelumnya di mana otoritas pemerintah melemah dan menciptakan zona-zona perang baru di wilayah pesisir. Jika di kota-kota besar pemerintah mampu meredam kaum oposisi, di wilayah lain perjuangan bersenjata meluas bahkan berhasil mengungguli tentara resmi. Di daerah Kayah, perang antara suku Karen dengan Tatmadaw (militer Maynmar) merupakan perang sipil yang terlama dalam sejarah modern. Perang tersebut telah berlangsung sejak tahun kemerdekaan Myanmar yakni 1948 dan terus berlangsung sampai sekarang. Bertolak belakang dengan semua prediksi, para pejuang Karen mampu mengalahkan tentara militer dengan senjata yang tidak seimbang. Tidak dapat memperoleh kembali keunggulan, tentara diktator Min Aung Hlaing membalas dendam kepada warga sipil, melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan yang tidak kalah bengisnya dengan kekejaman tentara Rusia di Ukraina atau kebiadaban para jihadis Negara Islam. Mereka membakar warga sipil hidup-hidup atau mengebom perumahan mereka tanpa peringatan.

Pemandu wisata dan supir kami. Saat itu mereka baru saja merasakan kebebasan dan keindahan dunia modern. Tak disangka, periode itu cuma berjalan cuma sepuluh tahun saja.

Saat negara mengalami berbagai krisis dan sanksi internasional, junta militer Myanmar dengan telaten memanfaatkan kekayaan alam Myanmar untuk memperkaya diri. Penambangan liar, yang mengeksploitasi sebagian besar emas, batu permata, batu giok, makin meracuni saluran air negara tersebut. Air bersih yang sebenarnya sudah menjadi masalah besar bahkan sebelum kudeta menjadi racun untuk generasi sekarang. Waktu kami ke sana, tiada hari tanpa diare jika makan di restoran yang bukan untuk turis.

Jika kita merujuk dari data yang dimiliki Myanmar sekarang, sulit rasanya untuk mendapatkan gambaran masa depan yang optimis untuk negara ini. Transisi menuju ke negara yang demokratis telah digagalkan, kemiskinan bertambah, dan rakyat terus ditindas. Hal ini menjadikan Myanmar sebagai negara yang terus terbelakang padahal potensi yang dimilikinya untuk bersaing dengan negara tetangga lain sangat besar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi