Kesalingpahaman Bahasa

 

Dalam linguistik, kesalingpahaman merupakan hubungan antara bahasa-bahasa atau dialek-dialek yang penuturnya dapat saling memahami tanpa harus sengaja mempelajarinya meski bahasa atau dialek tersebut memiliki perbedaan ragam, tetapi masih berkaitan satu sama lain. Kesalingpahaman biasanya dipakai sebagai kriteria paling penting untuk membedakan bahasa dengan dialek selain faktor-faktor sosiolinguistik yang juga sering dipakai.

Kepahaman antarbahasa dapat terjadi secara asimetris, misalnya saat penutur bahasa A lebih memahami bahasa B daripada penutur bahasa B memahami bahasa A. Adapun kepahaman antarbahasa yang cukup simetris berciri "saling memahami". Fenomena kepahaman antarbahasa ini muncul dalam berbagai tingkatan pada bahasa-bahasa yang serumpun atau berdekatan secara geografis di dunia, sering kali dalam konteks kontinum dialek.

Daftar bahasa yang berkesalingpahaman sunting

Berikut ini adalah rintisan daftar bahasa yang berkesalingpahaman secara menyeluruh atau hanya sebagian.

Bentuk tulis dan lisan sunting

Hanya bentuk lisan sunting

Hanya bentuk tulis sunting

Dialek atau laras satu bahasa yang kadang dianggap terpisah sunting

  • Hindustan: Hindi, Urdu[38]—bentuk bakunya merupakan laras bahasa terpisah dari satu bahasa yang sama secara struktural (disebut bahasa Hindustan atau Hindi-Urdu), bahasa Hindi ditulis dengan aksara Dewanagari, sedangkan bahasa Urdu utamanya dengan abjad Persia.
  • Katalan: Valencia—bentuk bakunya merupakan satu bahasa yang sama secara struktural sehingga saling dapat dipahami. Kedua bahasa itu dianggap terpisah karena alasan politik.
  • Melayu: Indonesia,[39] Malaysia, dan Brunei[40]
  • Neo-Aram Asyur: Neo-Aram Khaldea,[41] Lishana Deni,[42] Hértevin,[43] Neo-Aram Bohtan,[44] dan Senaya[45][46]—bentuk bakunya merupakan satu bahasa yang sama secara struktural sehingga saling dapat dipahami sampai tingkat tertentu. Oleh karena itu, bahasa-bahasa itu kadang dianggap sebagai dialek bahasa Neo-Aram Asyur. Bahasa-bahasa itu dianggap terpisah karena alasan geografis dan agamais.[34]
  • Rumania: Moldova—bentuk bakunya merupakan satu bahasa yang sama secara struktural sehingga saling dapat dipahami. Kedua bahasa itu dianggap terpisah karena alasan politik.[47]
  • Serbo-Kroasia: Bosnia, Kroasia, Montenegro, dan Serbia—bentuk bakunya merupakan satu bahasa yang sama secara struktural sehingga saling dapat dipahami,[48] baik lisan maupun tulis (jika sama-sama menggunakan alfabet Latin).[49] Bahasa-bahasa itu dianggap terpisah karena alasan politik.[50]
    • Dialek-dialek bahasa Serbo-Kroasia (Kajkavia, Chakavia, Shtokavia, dan Torlakia) dianggap sebagian orang sebagai bahasa. Bentuk baku keempat dialek tersebut didasarkan pada bentuk baku dialek Shtokavia. Kesalingpahaman keempat dialek itu sangat bervariasi, baik antardialek maupun dengan bahasa lain. Dialek Kajkavia berkesalingpahaman dengan Slovenia serta dialek Torlakia (dianggap sebagian orang sebagai subdialek Shtokavia) berkesalingpahaman secara signifikan dengan Makedonia dan Bulgaria.[51]
  • Tagalog: Filipino[52]—sebagai bahasa nasional Filipina, bahasa Filipino didasarkan hampir seluruhnya pada bahasa Tagalog dialek Luzon.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi