Perbatasan Bahasa

 

Perbatasan bahasa adalah garis semu yang memisahkan dua wilayah bahasa. Istilah ini umumnya dimaksudkan untuk menyiratkan kurangnya kesalingpahaman antara kedua bahasa. Jika dua bahasa atau dialek yang berdekatan dapat dimengerti satu sama lain, tidak ada batas tegas yang berkembang, karena kedua bahasa dapat terus bertukar perkembangan fitur linguistik, yang dikenal sebagai kesinambungan dialek. Sebuah "pulau bahasa" adalah wilayah bahasa yang sepenuhnya dikelilingi oleh perbatasan bahasa.[1]

Peta wilayah dan perbatasan bahasa Bali, Jawa, Madura, Melayu (Betawi), dan Sunda di pulau Jawa dan sekitarnya.
Garis perbatasan dan pengaruh bahasa Yunani dan Latin di Balkan

Gagasan

Gagasan kejelasan kesalingpahaman tidak jelas. Lebih penting lagi, mungkin sulit bagi penutur asing untuk membedakan satu bahasa dari bahasa lain yang serupa. Selain itu, tidak ada pengistilahan yang jelas tentang hal yang dimaksud dengan bahasa: misalnya beberapa bahasa memiliki aksara yang sama tetapi dilafalkan secara berbeda, sementara yang lain identik ketika diucapkan tetapi ditulis menggunakan aksara yang berbeda. Sebagai contoh, "dialek-dialek" Tionghoa yang berbeda menggunakan karakter yang sama dengan arti yang sama, tetapi dilafalkan dengan sangat berbeda dalam "dialek-dialek" yang berbeda. Bahasa Jepang juga menggunakan sejumlah besar karakter Kanji (berasal dari Tiongkok) yang artinya sama seperti dalam bahasa Tionghoa, tetapi sering memiliki "bacaan" (yomi) yang berbeda, beberapa di antaranya mungkin diucapkan seperti dalam bahasa Tionghoa sementara yang lain sama sekali berbeda.

Sering juga ada istilah bersama antara dua bahasa bahkan antara bahasa yang tidak ada hubungannya satu sama lain.[2]

Sebagai contoh, bahasa Spanyol dituturkan di sebagian besar negara Amerika Tengah dan Amerika Selatan, serta di Spanyol. Ada perbedaan yang halus namun dapat dikenali antara dialek, tetapi ada dialek yang berbeda bahkan di dalam Spanyol. (Dalam banyak budaya juga ada sedikit perbedaan antara versi bahasa, baik lisan maupun tulisan ("laras bahasa") yang digunakan dalam konteks yang berbeda: misalnya saat berbicara dengan pemimpin dan berbicara dengan teman).[3]


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi