Periodeisasi Islam

 

Peradaban Islam adalah landasan historis yang mengkaji tentang keseluruhan kebudayaan dalam suatu periodisasi sejarah. Periodisasi sejarah sangat berhubungan dengan konteks ruang dan waktu yang sangat berpengaruh pada hasil karya, Ide dan gagasan di masa yang lalu. Oleh karena itu dikalangan sejarawan terdapat perbedaan tentang saat dimulainya sejarah islam.

Secara umum, perbedaan pendapat tersebut dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, sebagian sejarawan berpendapat bahwa sejarah islam dimulai sejak Nabi SAW diangkat menjadi rasul. Menurut pendapat ini, selama 13 tahun Nabi Muhammad SAW tinggal di Mekkah, telah lahir masyarakat muslim meskipun belum berdaulat.

Kedua, sebagian sejarawan berpendapat bahwa sejarah umat islam dimulai sejak Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah karena masyarakat muslim baru berdaulat ketika Nabi Muhammad SAW tinggal di Madinah.

Karena Nabi Muhammad SAW yang tinggal di Madinah, tidak hanya sebagai rasul, tetapi juga merangkap sebagai pemimpin atau kepala Negara berdasarkan konstitusi yang disebut Piagam Madinah. Disamping banyaknya perbedaan mengenai sejarah umat Islam ini maka para sejarawan juga berbeda dalam menentukan fase dalam periodisasi Islam, salah satu contoh:

Menurut Prof. Dr. Harun Nasution[1][10] Periodisasi sejarah Islam terbagi pada 3 periode :

Periode Klasik (650 – 1250 M)

Pada periode ini, disebut juga sebagai masa keemasan di dalam sejarah islam. Sebagai masa keemasan, masa ini sering dijadikan tolak ukur dan rujukan keteladanan. Masa Nabi SAW yang hanya berlangsung kurang lebih 23 tahun. Pada periode klasik, arab sangat menonjol karena memang Islam hadir di sana.

Pada masa klasik telah terwujud kesatuan budaya islam di bawah naungan Islam dengan bahasa arab. Pada masa ini Islam meliputi dua masa kemajuan yaitu masa Rasululah SAW, khulafaurrasyidin, bani umaiyah dan masa-masa permulaan daulah Abbasiyah. Masa itu merupakan masa perluasan wilayah yang dimulai oleh khulafaurrasyidin dilanjutkan Bani Umaiyah dan mencapai keemasan pada masa bani Abbasiyah yang membuat islam menjadi negara besar.

Di masa ini peradaban Islam tumbuh menjadi peradaban baru. Dari sisi perkembangan ilmu telah berkembang kajian-kajian teologi pada masa kini. Pada awal islam pengaruh helenisme dan juga filsafat Yunani terhadap tradisi keilmuan Islam sudah sangat kental, sehingga pada saat selanjutnya pengaruh itupun terus mewarnai perkembangan ilmu pada masa-masa berikutnya.

Periode Pertengahan (1250 – 1800 M)

Pada periode pertengahan muncul tiga kerajaan besar Islam yang mewakili tiga kawasan budaya, yaitu kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia, dan kerajaan Mughal di India. Kerajaan-kerajaan islam yang lain, meski juga ada yang cukup besar, tetapi jauh lebih lemah dibandingkan dengan tiga kerajaan ini, bahkan berada dalam pengaruh salah satu diantaranya.

Kerajaan Mughal adalah kerajaan yang berdiri seperempat abad setelah berdirinya Kerajaan Safawi, jadi diantar ketiga kerajaan besar tersebut Kerajaan Mughal inilah yang termuda, walaupun kerajaan ini bukanlah kerajaan Islam yang pertama di anak benua India.

Pada periode pertengahan, pembahasan yang paling banyak mendapat tempat adalah percaturan politik di pusat Islam dan peradaban yang dibina oleh dinasti-dinasti yang kebetulan berhasil memegang hegemoni politik, serta tiga kerajaan besar Islam (Usmani, Safawi, dan Mughal) dan peradaban yang dibinanya. Pada periode ini terjadi dua masa pada tiga kerajaan besar (Turki Utsmani, daulah Shafawiyah, dan Daulah Mongoliyah) di India yakni mengalami kemajuan pada tahun 1500 – 1700 M, dan mengalami kemunduran pada tahun 1700 – 1800 M.

Periode Modern (1800 – sampai sekarang)

Pada masa ini telah terbentuk sistem masyarakat muslim yang bersifat global. Masing-masing dibangun berdasarkan interaksi antara institusi Negara Islam.

Keagamaan dan institusi Komunal Timur Tengah dengan institusi sosial dan cultural setempat, dan setiap interaksi melahirkan tipe kemasyarakatn Islam yang berbeda-beda. Meskipun setiap masyarakat bersifat khas (unique), namun diantara mereka terdapat kemiripan bentuk dan antar mereka dipertalikan oleh beberapa hubungan politik dan keagamaan dan oleh persamaan nilai-nilai cultural. Dengan demikian mereka membentuk Islam yang bersifat global (mendunia).

Hal ini tentu berbeda dengan buku Badri Yatim dalam bukunya Sejarah Peradaban Islam yang membagi sbb:

  1. Masa Kemajuan Islam (650 -100 M)
  2. Masa disintegrasi (1000 – 1250 M)
  3. Islam di Spanyol dan pengaruhnya terhadap Renaisans di Eropa
  4. Masa Kemunduran
  5. Masa tiga Kerajaan Besar (1500-1800M)
  6. Kemunduran tiga Kerajaan Besar (1700 – 1800 M)
  7. Penjajahan Barat atas dunia Islam dan perjuangan kemerdekaan Negara-negara Islam
  8. Kedatangan Islam di Indonesia dan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia

Melihat gambaran di atas masih banyak lagi fase-fase lain yang ditulis kalangan sejarawan namun periode-periode ini sudah dapat memberi batasan terhadap pemahaman kita pada sejarah islam.

Pada pembahasan kali ini hanya akan dibatasi pada masa klasik yaitu mulai dari zaman Kota Mekkah sebelum menjadi Islam sekitar abad ke 6 M sampai abad ke-12 M dan zaman pertengahan di awal abad ke 13 – 15 M serta pada zaman modern pada abad ke 15 – 18 M atau sampai zaman sekarangan ini karena pembahasan SPI diikat oleh ruang dan waktu maka kajiannya dapat fleksibel untuk melihat proses peristiwa di era dulu dengan memandang di era sekarang.

[10] Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, Terj. Nugroho Notosusanto. Jakarta : UI Press, 1986, hlm.27


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

mengenal kota aleppo