Tak Ada Konflik Sektarian di Suriah!

Hasil Liputan Langsung Jurnalis Indonesia:


Para peserta menyadari konflik yang terjadi di Suriah bukanlah konflik sektarian, terbukti dari kerukunan umat beragama yang terjalin selama ribuan tahun di masyarakat Suriah yang terbuka dan moderat.


Menurut Kantor Berita ABNA, KBRI Damaskus memberikan kesempatan kepada beberapa wartawan nusantara untuk bergabung dengan rombongan kemlu guna meliput secara langsung dan menghimpun fakta-fakta dari lokasi konflik.
Penyelenggaraan Kunjungan Jurnalistik ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan perlindungan WNI oleh KBRI Damaskus di tengah gejolak konflik Suriah, khususnya sebagai bentuk pencegahan pengiriman TKI ilegal ke Suriah, menyaksikan dan meliput secara langsung isu sosial kemanusiaan, keagamaan, dan keamanan di Suriah; dan pada akhirnya dapat memberikan gambaran realitas yang lebih berimbang mengenai isu Suriah sehingga dapat menjadi pelajaran berharga bagi publik di Indonesia (faktor intermestik). Secara umum, penyelenggaraan Kunjungan Jurnalistik ke Suriah pada 23—30 April 2016 berjalan sukses melebihi dari yang direncanakan sebelumnya, dengan garis besar, sbb:

a. Semula kunjungan dijadwalkan hanya di Kota Damaskus, tetapi dalam perkembangannya para peserta juga ternyata diizinkan oleh Pemerintah Suriah untuk meliput langsung ke kawasan yang hancur karena konflik, yaitu ke Palmyra, Homs.

b. Para peserta mengakui bahwa upaya KBRI Damaskus dalam mengemban misi perlindungan di tengah gejolak konflik Suriah sangat berat dan tidak mudah. Mereka juga berkesempatan meliput langsung proses repatriasi WNI gelombang ke-275. Sesuai dengan tujuan awal, para peserta berjanji akan mencoba mengangkat aspek perlindungan KBRI Damaskus pada berita laporan khusus di masing-masing media.

c. Para peserta menyadari konflik yang terjadi di Suriah bukanlah konflik sektarian, terbukti dari kerukunan umat beragama yang terjalin selama ribuan tahun di masyarakat Suriah yang terbuka dan moderat. Maka dari itu, para peserta menetapkan untuk mengangkat berita tentang kondisi riil di Suriah agar publik di Indonesia semakin sadar akan bahaya perpecahan dan agar konflik serupa jangan sampai terjadi di Indonesia (faktor intermestik).

Selama lima tahun konflik Suriah, para peserta Kunjungan Jurnalistik merupakan wartawan pertama menginjakan kaki dan meliput langsung kondisi Suriah dari dalam negeri Suriah, terlebih lagi hingga ke Homs dan Palmyra. Diharapkan kunjungan dimaksud dapat membawa dampak positif bagi berimbangnya informasi di masyarakat di Indonesia mengenai krisis Suriah. 

sumber : abna

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi