‘Unsolved’ Misteri Manuskrip Voynic

Manuskrip Voynich atau naskah Voynich adalah naskah kuno yang pertama kali “diketemukan” tahun 1912 oleh seorang pedagang dan pengumpul buku-buku kuno. Wilfrid M. Voynich, seorang pedagang buku berasal dari Polandia menemukannya di antara tumpukan naskah dan buku-buku kuno yang tersimpan di Vila Mondragone di Frascati dekat Roma. Voynich sangat tertarik saat menemukannya.

Naskah atau manuskrip ini ditulis oleh pengarang yang tidak diketahui namanya. Bahasa dan sistem penulisan dalam buku ini juga tidak diidentifikasi. Tingkat kerumitan penyusunan manuskrip ini mengalahkan Da Vinci Code – nya “Leonardo Da Vinci”. Manuskrip ini telah dipelajari oleh banyak kriptografer profesional dan amatir.
Berdasar uji carbon dating, kulit kertas manuskrip ini dibuat awal abad ke-15 (1404-1438), dan itu mungkin telah disusun di Italia Utara selama Renaissance Italia. Naskah ini akhirnya dinamai The Voynich Manuscript, nama seorang penjual buku Polandia yang membelinya pada tahun 1912.

Beberapa halaman telah hilang, dengan sekitar 240 halaman yang masih tersisa. Teks ditulis dari kiri ke kanan, dan sebagian besar halaman memiliki ilustrasi atau diagram.
Manuskrip Voynic disumbangkan oleh Hans P. Kraus untuk Yale University Beinecke Rare Book dan Manuscript Library pada tahun 1969, dimana naskah ini bernomor katalog MS 408.
Buku itu ditulis tangan. Ada 250 ribu karakter asing di dalamnya. Karakter-karakter itu disusun dalam kelompok-kelompok yang mirip kata dan kalimat; beberapa punya kemiripan dengan huruf Latin dan angka Romawi, sementara karakter lainnya tak dapat ditemukan dalam bahasa manapun di dunia.
Selain itu, tulisan tangan yang membingungkan itu dikelilingi ilustrasi-ilustrasi rumit. Misalnya, tumbuhan yang tak bisa diidentifikasi, simbol astrologi, saluran pipa yang ruwet, serta perempuan telanjang yang sedang menari atau mandi dalam cairan hijau yang sangat aneh.
Gambar seperti botani dengan keterangan tulisan symbol yang masih misteri
Gambar seperti botani dengan keterangan tulisan simbol yang masih misteri
“Siapa yang tahu apa yang ditulis dalam manuskrip ini… Lihat saja gambar-gambar itu: apakah mereka organisme botanis? Atau organisme laut? Atau astrologi? Tak ada yang tahu,” kata Greg Hodgins, asisten riset sekaligus asisten profesor Jurusan Fisika University of Arizona yang bekerjasama dengan Arizona School of Anthropology.
Dengan menggunakan teknologi canggih di laboratorium NSF-Arizona Accelerator Mass Spectrometry, Hodgins memecahkan setidaknya satu dari puluhan misteri yang menyelebungi buku itu. Yakni, menentukan waktu pembuatan manuskrip.
Untuk menentukan usia manuskrip yang disimpan di Beinecke Rare Book and Manuscript Library di Yale University itu, dia memakai teknologi Carbon Dating dan menggunakan empat sampel berukuran seperenambelas inci yang diambil dari empat halaman berbeda.
manuscript-code“Empat halaman itu sengaja dipilih dari empat bagian berbeda untuk menentukan apakah buku itu ditulis dalam kurun waktu yang panjang,” ujar Hodgins kepada Discovery News. Tim Hodgins menentukan bahwa sampel itu ditulis antara 1404 dan 1438 – jangka waktu yang terhitung singkat.
“Alam berpihak pada kami. Sepanjang abad ke-15, level radio karbon berubah dengan amat cepat, yang memungkinkan kami mempersempit kurun waktunya. Terkadang level radio karbon atmosfir tetap konstan selama beberapa dekade, bahkan selama beberapa abad. Dan dalam waktu-waktu itu, proses penanggalan radio karbon tak setepat (yang kami lakukan sekarang).”
Menurut para ilmuwan, proses penentuan waktu itu dapat diandalkan karena prosesnya diulang empat kali dengan lembaran berbeda.
“Amat penting menyadari bahwa proses ini menentukan waktu hidup hewan (yang kulitnya dipakai untuk membuat manuskrip), bukan kapan buku ini dibuat. Kami belum bisa memperkirakan jarak waktu antara kematian binatang dan ketika penulisnya memakai lembaran kulitnya untuk menulis. Buku ini amat rumit, dan jelas perlu waktu beberapa tahun untuk menyelesaikannya.”
Keberhasilan Hodgins dan timnya ini mematahkan beberapa hipotesis tentang manuskrip itu.image_1195_1e-voynich-manuscript

Berisi Gambar-gambar Diagram yang Membingungkan
Sejak Wilfrid Voynich mengumumkan penemuannya, dengan harapan memecahkan isinya, teori bermunculan tentang penulis dan isi buku tersebut. Sudah banyak kriptografer profesional maupun amatir, termasuk ahli sandi Perang Dunia I dan II, berusaha memecahkan misteri isi manuskrip. Tak satu pun berhasil. Manuskrip itu tetap menjadi misteri bagi kriptografi.
Voynich mengklaim bahwa pemilik buku itu adalah Raja Rudolf dari Dinasti Habsburg, Jerman, pada abad ke-16, dan bahwa penulisnya adalah Roger Bacon, seorang pendeta Inggris yang juga ilmuwan pada abad ke-13. Sebuah teori yang dipatahkan penemuan ini.
Spekulasi lainnya, manuskrip ini adalah kitab rahasia dari sebuah sekte keagamaan, dokumen terakhir dari sebuah bahasa yang sudah punah, kode yang tak dapat dipecahkan, hingga resep untuk “eliksir kehidupan”.
Namun ada juga ahli yang beranggapan bahwa manuskrip itu adalah sebuah lelucon konyol (hoax), yang kemungkinan dibuat oleh seorang ahli matematika Inggris dan astrolog yang bekerja untuk Raja Rudolf.
Pada 2003, Gordon Rugg, seorang ilmuwan komputer, memperlihatkan bahwa teks serupa dengan yang ada dalam buku tersebut dapat dibuat dengan menggunakan Cardan Grille, sebuah alat enkripsi sandi yang dibuat sekitar 1550-an.
“Meski saya belum 100 persen yakin dengan ketepatan perkiraan waktu (yang ditemukan Hodgins dan timnya), menurut hemat saya waktunya cukup mendekati,” ujar Nick Pelling, penulis The Curse of the Voynich kepada Discovery News.
“Sejak pertengahan 1920-an, beberapa ilmuwan meyakini bahwa beberapa tulisan ditambahkan ke dalam manuskrip pada abad ke-15, yang berarti manuskrip itu tak mungkin dibuat setelah tahun 1500,” katanya.
Voynich Manuscript - Tulisan
Karakter Tulisan Manuskrip Voynic Belum Terpecahkan
“Sayangnya, banyak orang mempertahankan anggapan bahwa manuskrip itu ditulis pada abad ke-16 atau bahkan abad ke-17, terutama teori ‘hoax’, yang menyebabkan para sejarawan mainstream mengurungkan niat mereka untuk terlibat,” ujar Pelling. (Discovery News)

Komentar

  1. seorang pedagang buku berasal dari Polandia menemukannya di antara tumpukan naskah dan buku-buku kuno yang tersimpan di Vila Mondragone di Frascati dekat Roma.

    http://cf88indo.net/

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi