AFGHANISTAN dan PENYEBAB KERUNTUHAN KEDIGDAYAAN RUSIA/UNI SOVIET dan AMERIKA

Apa yang tidak kamu suka dari orang Indonesia? Mengapa?
Bisakah Anda menunjukkan foto-foto pakaian pernikahan khas dari masing-masing negara?
Mengapa Afghanistan disebut dengan "Graveyard of Empires"?
Pertanyaan: Mengapa Afghanistan disebut dengan "Graveyard of Empires"?

Julukan "kuburannya imperium" diberikan kepada Afganistan karena negeri ini sering jadi incaran imperium-imperium besar tapi sering gagal ditaklukkan. Kalau mendengar istilah "graveyard of empires" maka orang akan teringat Imperium Britania, Uni Soviet, dan tentunya baru-baru ini Amerika Serikat.

Tapi apakah memang istilah ini akurat dengan sejarah Afganistan?

Kalau dari makna frasenya, "kuburannya imperium" mengesankan imperium-imperium yang menginvasi Afganistan kemudian hancur. Hal ini tidak benar, karena:

Imperium Britania runtuh karena Perang Dunia II, 100 tahun setelah perangnya di Afganistan.
Uni Soviet memang bubar setelah penarikan mundur dari Afganistan, tapi BUKAN disebabkan oleh perangnya di Afganistan.
AS lebih jauh lagi dari keruntuhan. Sepeninggal AS dari Afganistan 2021, tidak ada tanda-tanda 'imperium' AS akan berakhir.
Di sisi lain, apakah Afganistan memang tidak pernah tertaklukkan sama sekali?

Ternyata tidak juga, karena sebagaimana kita bisa baca di sini: History of Afghanistan - Wikipedia . ada banyak imperium yang menduduki Afganistan, bahkan untuk waktu yang cukup lama.

Afganistan memang berada di persimpangan jalan antara Persia, Asia Tengah dan India. Jadi negeri ini selalu menjadi persimpangan kepentingan antara negara-negara Yunani-India, Persia-Scythia, orang Huns, orang Mongol, Timurlang, Mughal, Uzbek, dan belakangan Inggris-Rusia, India-Pakistan-Iran, dll. Membaca sejarah Afganistan bikin pusing karena sangat banyak peradaban pernah menginjakkan kaki di sini.

Tapi ada sebabnya negeri ini dijuluki demikian. Tidak mudah menaklukkan Afganistan. Geografinya yang sulit di daerah pegunungan Hindu Kush menyebabkan masyarakat di daerah ini tinggal berkelompok-kelompok yang hampir terisolasi dan hidup secara mandiri. Ini membuat mereka punya mentalitas tribal yang bertahan bahkan di peradaban modern, saat banyak bangsa sudah mulai melalui proses nasionalisme. Memeratakan pembangunan dan menerapkan kebijakan pemerintah sangat sulit di negeri ini. Pemerintah hanya punya pengaruh di kota-kota. Selebihnya, gak ada yang peduli dengan pemerintah.

Walau begitu, Afganistan pernah menjadi imperiumnya sendiri. Imperium Durrani (Durrani Empire - Wikipedia, 1747–1823 lalu 1839–1842) didirikan oleh pendiri kharismatik Ahmad Shah Durrani.


Imperium ini bahkan sampai menaklukkan Pakistan sampai ke India.


Kharisma Ahmad Shah memang bisa menyatukan seluruh negeri itu. Sayangnya, dia tidak mempersiapkan negerinya menjadi negara modern. Sepeninggal Ahmad Shah, putra-putra dan keturunannya tidak bisa menyatukan bangsa itu. Jadi mentalitas tribal tetap bertahan.

Hal ini juga yang mendatangkan bencana atas Britania di Perang Anglo-Afgan pertama (First Anglo-Afghan War - Wikipedia).


Sisa Pasukan (Remnants of an Army), lukisan karya Elizabeth Thompson pada 1879 menggambarkan satu-satunya tentara Inggris yang hidup dari pembantaian di 1842. Lukisan ini sering diasosiasikan dengan frase "Graveyards of Empires"


Lukisan berjudul Pertahanan Terakhir Resimen ke-44 di Gundamuck (The Last Stand of the 44th Regiment at Gundamuck) menggambarkan pertahanan terakhir dari pasukan Inggris waktu mundur dari Kabul ke Jalalabad pada 1842. Dari 16.000 di konvoi itu, hanya satu orang Inggris yang berhasil mencapai Jalalabad hidup-hidup bersama beberapa sepoy India

Afganistan akhirnya menjadi negara modern setelah menjadi vassal (kerajaan bawahan) dari Imperium Britania selepas Perang Anglo-Afgan Kedua (Second Anglo-Afghan War - Wikipedia, 1878–1880). Lalu setelah Perang Anglo-Afgan Ketiga (Third Anglo-Afghan War - Wikipedia, 1919) Britania melepas kendalinya atas Afganistan karena memelihara negara vassal di situ sudah menjadi terlalu mahal, sehingga Afganistan pun menjadi negara merdeka.

Sebagaimana kita tahu, belakangan di era Perang Dingin gantian Uni Soviet yang membuat Afganistan (Republik Demokratik Afganistan yang komunis) menjadi negara vassal-nya. Karena rezim komunis ini menghadapi perlawanan dari suku-suku mujahidin di pedesaan, Uni Soviet mengirimkan bala tentaranya dan memulai Perang Soviet-Afgan (Soviet–Afghan War - Wikipedia, 1979–1989).

Dan sama seperti Britania sebelumnya, Soviet mengalami perlawanan secara masif dari suku-suku di pedesaan. Apalagi mujahidin-mujahidin ini disupport oleh musuh Soviet, Amerika Serikat. Terlalu besar biaya material dan nyawa akhirnya membuat Soviet mundur pada 1989. Soviet dan AS menelantarkan negeri itu ke dalam perang saudara dan kemiskinan parah.


Tentara Merah Uni Soviet pulang dari Afganistan 1989

Berikutnya seperti yang kita tahu adalah Amerika Serikat, yang untuk membalas 9/11 2001 mereka menginvasi Afganistan untuk menumbangkan rezim Taliban dan mengejar pelaku 9/11. Walau AS termasuk berhasil menstabilkan negeri itu, namun pemerintah lokalnya terlalu korup sehingga AS yang sudah 20 tahun bercokol di situ memilih berunding dengan Taliban, mengabaikan pemerintah Afganistan, dan cabut dari tempat terkutuk itu.


Tentara AS pulang dari Afganistan 2021

Jadi kembali ke pertanyaan, walaupun Afganistan tidak menyebabkan imperium-imperium runtuh, tapi setidaknya imperium-imperium itu harus mengorbankan banyak tentara dan biaya di tanah tandus itu. Britania Raya, Uni Soviet, Amerika Serikat, ketiganya melihat bahwa me-maintain pemerintahan vassal dan pendudukan militer jadi terlalu mahal dan gak cuan. Jadi mereka pun keluar dan meninggalkan negeri itu dengan semua anarkinya.

Jadi ya cocok-cocok aja kalau mau dibilang "kuburannya imperium".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi