Mengapa Indonesia tidak merdeka pada 1942?

 Ketika Nazi Jerman berhasil menguasai Belanda, Soekarno saat itu sedang berada di pengasingannya di Bengkulu. Sudah tahun kedua Soekarno berada di Bengkulu ketika peristiwa tersebut terjadi. Tujuan pengasingan ini ialah untuk menjauhkan Soekarno dari teman-teman seperjuangannya.

Selama di Bengkulu, gerak-gerik beliau diawasi dengan ketat oleh Politieke Inlichtingen Dienst (PID), polisi rahasia Hindia Belanda. Setiap dia keluar dari rumah, Soekarno akan diikuti oleh dua polisi rahasia. Oleh karena itu, pada masa awal Soekarno tinggal di Bengkulu, orang-orang pada takut bertemu dengan dia karena takut berurusan dengan polisi rahasia.

Dalam bukunya yang berjudul Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat karya Cindy Adams, Soekarno menceritakan pengawasan yang ketat dari polisi rahasia Belanda seperti ini:

Polisi kolonial terus mengawasi rumahku siang-malam. Setiap tamu yang namanya telah dicatat, esok harinya dipanggil untuk ditanyai, kemudian dibayang-bayangi reserse.

Setiap gerak-gerak Soekarno akan dilaporkan ke Residen Bengkulu. Nantinya residen Bengkulu membuat laporan politik mengenai aktivitas Soekarno serta apakah dia mengumpulkan orang banyak dan mengirim laporan itu ke pemerintah pusat Hindia Belanda di Batavia.

Selama di pengasigannya di Bengkulu, Soekarno boleh bepergian ke tempat manapun yang dia mau. Akan tetapi tempat yang dia kunjungi tidak boleh lebih dari radius 40 km dari rumahnya. Jika melewati radius itu, beliau akan dikejar-kejar oleh polisi kolonial, ditangkap, dan mungkin diasingkan ke tempat yang lebih buruk.

Soekarno bersepeda.

Soekarno juga suka mengendarai sepeda dan suka memboncengi orang. Belanda geram dengan tindakan itu dan mengeluarkan peraturan yang melarang pemilik sepeda di kota Bengkulu untuk memiliki bagasi sepeda dan siapapun yang ketahuan akan didenda atau hukuman penjara tiga hari.

Soekarno sendiri menyimpan sebuah kenangan ketika Belanda berhasil diduduki oleh NAZI pada tahun 1940. Ketika pemerintah kolonial Belanda mendengar kabar itu, mereka memanggil Soekarno ke Fort Marlborough. Sesampainya di sana, mereka meminta Soekarno untuk membuat tugu peringatan buat mengenang peristiwa kelam itu. Dengan berat hati, dia menerimanya dan membangun tugu peringatan itu dengan menumpukkan tiga batu saja. Pada saat itu, Soekarno saja tidak kepikiran untuk memproklamasikan kemerdekaan.

Ketika Belanda jatuh ke tangan NAZI pada bulan Mei 1940, daerah jajahan Belanda, Hindia Belanda, tetap setia kepada pemerintahan Belanda pimpinan Ratu Wilhelmina yang melarikan diri ke London. Belum lagi Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan kebijakan pembekuan pertemuan politik warganya merespon kejadian tersebut. Dengan begitu, sulit sekali untuk melakukan mengadakan kegiatan politik dengan mengumpulkan massa yang besar.

Sama satu lagi, Bung Hatta pada saat itu masih berada dalam pengasingan di Banda.


Berdasarkan paparan di atas dengan melihat kondisi Soekarno saat NAZI Jerman berhasil menduduki Belanda pada tahun 1940, pergerakan dia yang diawasi ketat oleh polisi rahasia Belanda serta Pemerintah Kolonial Hindia yang Belanda masih tunduk dan setia kepada Ratu Wilhelmina membuat melakukan aktivitas politik saja susah. Boro-boro mau memproklamasikan kemerdekaan, yang ada dia akan mendapatkan hukuman yang semakin buruk.


Sumber:

Adams, Cindy Heller. 2014. Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat. Jakarta: Yayasan Bung Karno dan Penerbit Media Pressindo.

Handjaja, Richardson. 2020. "Belanda Pernah Dijajah Jerman Pada Tahun 1940. Apakah Artinya Indonesia Pernah Secara Tidak Langsung Dijajah Oleh Jerman?". Quora. Jawaban Richardson Handjaja untuk Belanda pernah dijajah Jerman pada tahun 1940. Apakah artinya Indonesia pernah secara tidak langsung dijajah oleh Jerman?.

Setiyanto, Agus. 2018. "JEJAK SEJARAH BUNG KARNO DI BENGKULU". Tsaqofah Dan Tarikh: Jurnal Kebudayaan Dan Sejarah Islam 3 (2): 129. doi:10.29300/ttjksi.v3i2.1559.

Thamrin, Mahandis Yoanata. 2019. "Tatkala Orang Indonesia Harus Prihatin Karena Hitler Kuasai Belanda - Semua Halaman - National Geographic". National Geographic. Tatkala Orang Indonesia Harus Prihatin Karena Hitler Kuasai Belanda - Semua Halaman - National Geographic.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi