Jika seluruh negara di dunia disatukan

Apa yang tidak kamu suka dari orang Indonesia? Mengapa?
Bisakah Anda menunjukkan foto-foto pakaian pernikahan khas dari masing-masing negara?
Mengapa Afghanistan disebut dengan "Graveyard of Empires"?
Mengapa LRT Jakarta masih sepi penumpang padahal sudah resmi beroperasi sejak awal Desember 2019?
Apa yang membuatmu enggan menyarankan orang untuk pindah dan tinggal di Jepang?
Masih perlukah bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia?
Bagaimanakah pandangan orang Melayu Sumatera (Riau, Jambi, Deli, Babel, dll) terhadap orang Minangkabau?
Mengapa suhu di atas gunung dingin walaupun siang? Padahal gunung lebih dekat dari matahari.
Bagaimana pendapat Anda jika negara-negara di dunia dilebur menjadi satu, dan memiliki 1 presiden saja?
Pertanyaan: Bagaimana pendapat anda jika negara-negara didunia dilebur menjadi satu, dan memiliki 1 presiden saja?

Tahukah Anda bagaimana nasibnya Imperium Ottoman dan Austria-Hungaria? Silakan baca jawaban saya di sini:

Mengapa monarki Jepang tidak dibubarkan setelah Perang Dunia II, berbeda dengan monarki Austria, Rusia, dan Jerman yang dibubarkan setelah PD I, atau monarki Italia yang dibubarkan setelah PD II?

Lebih jauh tentang kemerosotan Ottoman:

Jawaban Rufus Panjaitan untuk Mengapa kekaisaran Ottoman disebut "pesakitan Eropa"?

Gak usah lah seluruh dunia. Imperium Ottoman ini mirip dengan Imperium Romawi, mencakup Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Utara. Tapi kenapa Ottoman bubar? Tidak bisa hanya bilang "Ottoman salah pilih pihak di PD I", gak segampang itu. Pembuat kebijakan di Sublime Porte (pusat pemerintahan Ottoman) memilih pihak bukan asal 'cap cip cup kembang kuncup'. Mereka memilih pihak Triple Entente (dengan Jerman, Austria-Hungaria, dan Bulgaria) karena kemungkinannya lebih besar untuk keberlangsungan Ottoman.

Sebagaimana Anda baca di link-link di atas, Ottoman rontok karena rakyatnya yang ber-Bhinneka (kalau istilah kita) di bawah kekuasaannya yang luas itu tidak merasa "tunggal ika". Mereka punya nasionalismenya sendiri. Yang Kristen di Balkan ogah terus-terusan tunduk sama orang muslim. Orang Yunani ingat akan kemuliaan nenek moyang mereka, tidak sudi diperintah oleh orang Turki yang merampas ibukota mereka (Konstantinopel). Orang-orang Arab Beduin maupun Mesopotamia dan Levantine ok-ok aja waktu sheik mereka bilang, "Kita ikutan orang Inggris, mari kita lawan orang Turki". Gak peduli mereka seiman atau tidak. Apalagi yang dilawan itu khalifah. Apalagi motor perlawanannya (Arab Revolt) itu sharif Mekkah. Apalagi orang Mesir. Walaupun ngomongnya Arab dan agamanya Islam, dari dulu orang Mesir merasa mereka adalah entitas politik dan identitas kebudayaannya sendiri. Pada akhirnya mereka pun memilih cerai dari otoritas Istanbul.

Artikel ini Rise of nationalism in the Ottoman Empire - Wikipedia menceritakan bangsa-bangsa mana saja yang punya aspirasi merdeka dari Imperium Ottoman.


Negara-negara yang dulunya adalah wilayah Imperium Ottoman

Atau gak usah lah lihat Ottoman. Lihat lah Israel-Palestina. Mau gak mereka dijadikan satu negara, satu pemerintahan, satu presiden? Kalau mau, gak ada itu konflik overrated yang selalu kita dengar. Gak ada berebutan Yerusalem, Yudea dan Samaria.

Kesimpulannya, dunia ini terpecah-pecah karena tiap bangsa, tiap etnis, tiap suku, bisa punya aspirasi nasionalisme mereka sendiri-sendiri. Negara-negara modern yang kita kenal sekarang itu diistilahkan nation-state (negara-bangsa), yaitu negara yang terbentuk berdasarkan bangsa, bukan berdasarkan feodalisme kelas bangsawan tertentu atau taklukan dari bangsa lain.

Jangankan beda bangsa. Satu bangsa aja masih gontok-gontokan. Gimana mau menyatukan seluruh dunia jadi satu pemerintahan?

Terus juga pertanyaan berikutnya: siapa yang akan memerintah? Kalau yang memerintah orang dari bangsa A, apakah rakyat dari bangsa B-Z tidak akan protes? Apakah ada jaminan bahwa presiden/raja/sultan dari bangsa A tsb akan bertindak adil terhadap bangsa-bangsa B-Z? Tidak ada yang bisa menjamin.

Satu hal lagi, kita belajar dari Imperium Romawi.

Romawi memiliki wilayah yang sangat luas. Seluruh Laut Mediterania adalah kolam saja buat kaisar-kaisar Roma. Memerintah negara yang luas begitu bukan hal yang gampang, apalagi belum ada teknologi telekomunikasi canggih. Maka yang dilakukan adalah kekaisaran itu dibagi dua: timur dan barat. Pembagian ini akhirnya melahirkan dua monarki yang berjalan berbarengan.


Kekaisaran Romawi Timur yang disebut oleh para sejarawan modern sebagai Imperium Byzantine

Imperium Romawi saja musti dibagi, bagaimana seluruh dunia? Kebayang reportnya memerintah seluruh dunia ini dengan milyaran penduduknya. Gak kebayang berapa besar parlemennya, karena harus mengakomodir bangsa-bangsa di dunia ini. Gak kebayang ribetnya proses demokrasi untuk negara sebesar itu.

RI yang segini gedenya aja sulit banget mengkonsolidasinya, udah 75 tahun padahal. Dan kalau konsolidasi tidak bisa dilakukan, maka tidak akan terjadi pemerataan dan keadilan. Tanpa keadilan, akan ada separatisme. Indonesia termasuk yang paling berpengalaman bagaimana sulitnya mengkonsolidasi satu bangsa. Kita sudah merasakan berbagai macam pemberontakan dan ujung-ujung wilayah RI pernah/masih mengalami pemberontakan separatis. Ini baru se-Indonesia. Lha gimana seluruh dunia?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi