Bulan sabit subur

Sebenarnya pada masa peradaban Sumer muncul, daerah itu merupakan daerah yang subur loh. Pernah dengar "Fertile Crescent"? Di daerah itulah Babilonia Kuno berada.


Justru Peradaban Sumer adalah peradaban manusia tertua (yang kita ketahui). Dan peradaban Sumer bergantung kepada pertanian. Berkat Peradaban Sumerlah kita menanam gandum dan jelai (barley).


Peta hasil pertanian dan peternakan di Fertile Crescent

Dan peradaban Sumer memberikan manusia beberapa alat serta teknik pertanian yang masih dipraktikkan sampai sekarang. Contohnya : sistem irigasi dan bajak tanah. Bahkan sistem irigasi yang mirip dengan yang digunakan di jaman Babilonia Kuno masih digunakan juga di Irak sekarang.

Lalu, kenapa kok daerah yang disebut sebagai the Fertile Crescent sekarang menjadi kurang subur? Secara sederhana alasannya adalah ternyata tanah di daerah Fertile Crescent, termasuk Irak sekarang, merupakan wilayah yang rentan dengan risiko kerusakan lingkungan karena minimnya curah hujan yang jatuh di daerah tersebut.

Akibat berkembanya peradaban Sumer dan Babilonia Kuno, penduduknya membutuhkan wilyah yang semakin luas untuk dijadikan tempat tinggal dan tempat bertani atau berternak. Solusinya adalah dengan menebang hutan-hutan untuk dibuka menjadi lahan pertanian serta hunian. Sayangnya di daerah Fertile Crescent yang minim curah hujan, hutan-hutan yang digunduli tidak bisa tumbuh kembali secepat itu. Sehingga, secara tidak sengaja para masyarakat Sumer dan Babilonia Kuno menghancurkan lingkungan tempat tinggalnya akibat majunya peradaban mereka.

Di jaman modern sendiri Irak memiliki tantangan untuk menanggulangi risiko kekeringan. Tren pemanasan global menghantam Irak cukup parah. Irak di tahun 2021 mencatat bahwa suhu udara di atas 47 derajat Celcius lebih sering daripada tahun-tahun sebelumnya. Rata-rata kenaikan suhu udara di Irak juga jauh lebih tinggi daripada negara-negara lainnya.

Iran serta Turki juga memperparah risiko Irak mengalami bencana kekeringan. Faktor utamanya adalah pembendungan sungai Tigris dan Euphrates yang dilakukan oleh kedua negara tersebut. Berhubung Irak terletak di hilir kedua sungai tersebut, bendungan yang dibangun oleh Iran serta Turki mengurangi arus air yang mengalir sampai ke Irak. Mahdi Rashid Hamdani, Menteri Sumber Daya Air Irak, menyatakan bahwa arus air dari Turki berkurang hampir 2/3, sedangkan arus air sungai dari Iran malah lebih parah karena turun hampir 90%. Saat ini Irak tengah meminta kedua negara tetangganya tersebut untuk membagi air sungainya ke Irak dengan lebih adil. Sayangnya respon dari kedua negara tetangganya cukup dingin.

Oleh karena itu Irak menduduki rangking ke-5 negara yang paling rentang terhadap dampak pemanasan global di dunia, menurut laporan dari PBB.

Jadi, secara ringkas, faktor-faktor yang menyebabkan Irak memiliki kondisi lingkungan yang tidak subur adalah :

Overpopulasi di masa Sumer serta Babilonia Kuno yang menyebabkan terlalu banyak hutan yang ditebang untuk dijadikan tempat hunian serta pertanian
Faktor geografis yang menyebabkan Irak mendapatkan curah hujan yang minim
Faktor persaingan dengan negara tetangga terkait akses sumber air dari sungai Tigris dan Euphrates

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi