Apa plus minus Indonesia gabung dengan Australia atau Singapura

 Tidak ada yang menguntungkan.

Kalau gabung dengan Singapura,

Pertama, Indonesia harus berbagi lahan dan Sumber Daya Alam dengan warga Singapura. Dulu, Singapura selalu menghisap pasir dari Indonesia dan air dari Malaysia. Kalau Singapura bergabung dengan Indonesia otomatis kita harus berbagi air bersih dengan lebih dari 5.7juta warga Singapura.

Pengangkutan pasir di Singapura. Sumber gambar: bloomberg

Kedua, Budayanya berbeda jauh. Bisa stress orang Indonesia harus mengikuti budaya kerja kerasnya orang Singapura, pun sebaliknya. Para orang tua juga bakal protes anak-anak mereka masih SD sudah pressure dikasih materi STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics).

STEM Enrichment Singapore. Sumber gambar: Science Centre Singapore

Ketiga, Indonesia ini lagi krisis isu toleransi, bisa-bisa makin parah kalau bergabung dengan Singapura yang mayoritasnya Tionghoa. Tragedi 1998 saja, banyak orang Tionghoa Indonesia yang pindah ke Singapura, mana mau mereka disuruh gabung. Saya takutnya, Indonesia akan merasa ditindas oleh kaum tionghoa lagi. Meskipun prinsip saya kemalasanlah yang menindas diri sendiri, bukan orang lain.

Tragedi 1998 di Indonesia. Sumber gambar: BBC

Keempat, makin miskin orang Indonesia hanya untuk bayar denda-denda karena tidak disiplin.

Bayar denda di Singapura. Sumber gambar: amebastuff

Kalau bergabung dengan orang Australia

Pertama, Bisa-bisa negara gabungan ini mendapat julukan negara api atau negara berasap. Indonesia dan Australia kerap kali terjadi musibah kebakaran hutan. Indonesia sering terjadi kebakaran hutan di Kalimantan, sedangkan Australia bahkan ada musim api saking rutinnya terjadi kebakaran hutan dan seluruh territorial di Australia sudah pernah mengalami kebakaran hutan. Tentu ini merugikan anggaran untuk perbaikan alam.

Kebakaran hutan di Australia yang diperkirakan mengakibatkan 1 Miliar hewan mati dilumat api. Sumber gambar: Kompas

Kedua, Orang Australia kebanyakan lebih ke smart work > hard work. Kemungkinan besar yang akan mendominasi manager level adalah orang-orang Australia. Belum lagi perasaan inferior beberapa orang Indonesia (terutama di daerah) terhadap Bule berkulit putih.

Hard work VS Smart work. Sumber gambar: leverage edu

Ketiga, Kehidupan di Australia lebih ke western yang bebas. Sangat berbeda dengan Indonesia yang mengedepankan norma, nama baik, dan agama. Menurut saya kurang cocok untuk hidup berdampingan.

Kalau misal nih, harus banget memilih diantara kedua negara tersebut, menurut saya bergabung dengan Australia lebih baik dibandingkan bergabung dengan Singapura, meskipun juga akan susah.

At least, orang Australia lebih open-minded dan friendly kepada orang Indonesia sehingga tidak sulit untuk berbaur dengan mereka. Berbeda perlakuan kepada China, justru orang Australia tidak friendly dengan China menurut survey Global Times News (2017).

Sedangkan orang Singapura meski banyak anak muda-nya yang open-minded, namun orang tua di Singapura masih sangat tradisional. Kebanyakan orang Singapura juga tidak friendly kepada siapapun (tidak bisa digeneralisir).

*Note: Ini hanya menurut saya saja karena saya tidak pernah tinggal di Australia jadi mungkin tidak sepenuhnya saya tahu. Kalau gabung sama Singapura intinya sangat amat merugikan kedua belah pihak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi