Mengapa eropa barat lebih maju dari eropa timur?

 

Gambar hanya pemanis, tapi ini memang ini di Eropa Timur, di Semenanjung Krimea

Oke, jadi pertama, kita akan memakai definisi geo-historis untuk Eropa Timur, jadi disini yang kita anggap Eropa Timur adalah negara-negara Balkan + Baltik + Hungaria, Polandia, Ceko, Slovakia, Moldova, Romania, Ukraina, Belarus, dan Rusia. Semua negara Eropa Timur tadi yang saya sebutkan memiliki satu kesamaan : pernah jadi negara komunis.

Mengenai pertanyaannya, memang tidak salah lagi kok. Secara umum, negara-negara Eropa Timur itu gak terlalu berkembang, baik dalam hal standar hidup maupun inovasi teknologi, apalagi jika dibandingkan dengan Eropa Barat dan bahkan Asia Timur (kecuali Korea Utara dan Tiongkok Daratan bagian barat).

Ada baiknya, sebelum kita menganggap komunisme sebagai satu-satunya penyebab ketertinggalan Eropa Timur dari Eropa Barat, analisis dulu sejarah Eropa Timur sebelum era Blok Timur dimulai.

Jadi, kita pergi dulu ke zaman dimana Republik Romawi masih berjaya. Kira kira peta Eropa seperti ini :

Fokuslah ke arah Eropa Timur tadi. Pada abad itu, kawasan Eropa Timur dihuni oleh orang-orang Slavia Kuno dan Finno-Ugric (oleh orang-orang Romawi dan Yunani, mereka juga diklasifikasikan sebagai bangsa barbar). Selain itu, terdapat juga suku-suku Sarmatia dan Scythia, keduanya kalau gak salah adalah bangsa-bangsa yang hidupnya nomaden atau pastoralis.

Lalu, pada abad ke-3 Masehi, saat Kekaisaran Romawi mulai mengalami serangkaian krisis ekonomi, politik, dan militer, bangsa-bangsa yang mereka anggap barbar (suku-suku Jermanik dan Slavia) mulai menyebar ke berbagai teritori didalam Kekaisaran Romawi, akibatnya menyebabkan krisis migran (sounds familiar, ehh?) dan juga politik + militer. Romawi dan Barbarian ibarat air dan minyak, sulit sekali membaur. Romawi menganggap Barbarian itu bangsa rendahan, dan hal sebaliknya juga berlaku. Hampir setiap saat pasti ada konflik antara keduanya. Romawi beruntung memiliki legiun-legiun yang terorganisir dengan teknologi yang lebih maju.

Jika dilihat di peta pada abad ke-3 Masehi tadi, kawasan Eropa Timur akhirnya juga dihuni oleh suku-suku Jermanik, yakni Ostrogoth (aka Goth Timur). Intinya, pada abad segitu, kawasan Eropa Timur yang dikuasai Romawi hanya sebatas semenanjung Balkan, sisanya ditinggali oleh suku-suku yang gaya hidupnya lebih sederhana ketimbang orang Romawi. I mean, this…

Suku-suku Slavia Kuno

Bangsa Sarmatia

Bangsa Scythia

Bangsa Ostrogoth yang lagi melanglang buana di kota Roma yang mereka kuasai, setelah keruntuhan Kekaisaran Romawi Barat - eh kok malah ada mas-mas banteng pas invasi Republikan di Gedung Capitol yah HAHAHA

Jadi, saat itu, di Eropa Timur, nyaris sama sekali tak ada reruntuhan bekas benteng atau kota-kota yang dibangun Romawi. Malah, banyak penghuni Eropa Timur saat itu yang tidak punya hunian tetap (karena nomaden atau pastoralis). Kalaupun ada, yah terbuat dari kayu dan pastinya tidak tahan lama. Fyi, kebanyakan rumah di Eropa Timur itu modelannya kek begini :

Iya, gak ada bedanya dengan kebanyakan rumah-rumah di kawasan Eropa Barat (selain semenanjung Italia) saat itu. Tapi nanti saya ceritakan momen dimana Eropa Barat mulai menjadi lebih maju daripada sodara timurnya.

Jadi, pada sekitar tahun 370 Masehi, gerombolan barbarian baru dari Timur, yakni suku-suku Hun, mulai menyerbu dan menjarah kawasan Eropa Timur. Ini mengakibatkan orang-orang Slavia dan Jermanik secara bertahap menyingkir ke arah Barat dan Selatan (ke arah Semenanjung Balkan).

Note : Bangsa Hun, sebenarnya kumpulan suku-suku nomaden dan pastoralis dan budaya mereka tidaklah seragam. Apa yang membuat mereka bersatu adalah gaya hidup mereka.

Bukan hanya mengalahkan kumpulan barbarian yang ditakuti orang-orang Romawi, mereka juga sering mengalahkan pasukan Romawi. Banyak kota-kota Romawi yang mereka jarah, bahkan termasuk Semenanjung Italia pun mereka invasi, dan hanya berhenti karena kematian pemimpin mereka, Attila si Hun.

Itu di semenanjung Italia. Bagaimana dengan kota-kota Romawi di Balkan? Pasti udah hancur lah.

Nah, efek sampingnya, suku-suku Jermanik yang terus menerus memasuki wilayah Romawi akhirnya membuat Kekaisaran sendiri kewalahan. Plus, banyak dari suku-suku Jermanik tersebut menjadi sekutu Romawi, mereka dijadikan pasukan dan bahkan JENDERAL Romawi. Akhirnya, singkat cerita, karena diskriminasi terhadap orang Jermanik dan ketidakpuasan tentara Romawi berdarah Jermanik, Kekaisaran Romawi Barat jadi almarhum, sementara itu, saudara Timur-nya masih bertahan.

Nah, Eropa Timur pada masa abad Pertengahan, tidak langsung mengalami feudalisme sebagaimana halnya Eropa Barat. At least, feudalisme di Eropa Timur tidak mirip dengan Eropa Barat. Jangan bayangkan Eropa Timur kayak begini :

Mungkin Polandia dan Ceko punya banyak kastil, tapi sisanya? Hell no.

Yang ada, kebanyakan Eropa Timur kek begini sih :

Dan ini sebagian besarnya :

Kota-kota besar di Eropa Timur saat itu sangaaaattt sedikit. Setahu saya, pemukiman di Eropa Timur hingga abad ke 15 yang bisa dianggap kota cuma kota Kiev, Novgorod, dan beberapa kota di Polandia-Slovakia-Ceko, Buda (cikal-bakal Budapest) di Hungaria, dan beberapa kota yang udah ada dari zaman Romawi di Semenanjung Balkan. Makin ke timur, makin sedikit kota atau pemukiman besar. Itupun kota ala bangsa Slavia modelannya yah kayak gini :

Kayak desa besar aja WKWKWKWKW

Tapi yah mendingan ada daripada tidak sama sekali, dan yang penting tidak sekacau kota-kota di Eropa Barat pada zaman yang sama.

Satu hal yang pasti, berbeda dengan Eropa Timur, pengaruh feudalisme di Eropa Barat sangat kuat. Perbedaan kelas sosial benar-benar terasa di Eropa Barat, mulai dari bangsawan, rohaniawan, ksatria, pedagang, hingga petani (maksudnya, peasant bukan farmer). Nah Eropa Timur? Feudalisme pasti ada, tapi nggak sekental di Eropa Barat. At least di Polandia, Ceko, dan Hungaria, ada feudalisme. Jika Eropa Barat abad pertengahan punya feudalisme

MAKA

Eropa Timur punya…..TRIBALISME DAN DESPOTISME!

Sekedar catatan, bila feudalisme adalah sistem pemerintahan dimana kelas bangsawan yang berkuasa, memberikan tanah kepada kelas-kelas sosial dibawahnya, sebagai gantinya kelas sosial dibawahnya harus menyerahkan sebagian dari hasil keuntungan yang didapat (misalnya hasil pertanian) dan WAJIB ikut perang apabila bangsawan yang berkuasa terlibat konflik dengan bangsawan lainnya.

Sementara itu, despotisme adalah sistem pemerintahan dimana satu orang berkuasa atas segalanya di negerinya, mulai dari urusan duniawi, ekonomi, hingga militer. Bukan oleh sebuah kelas, TAPI satu orang saja! Dan yang pasti, mau seluas apapun sebuah negeri yang sistemnya despotis, tetap saja yang dimakmurkan hanya pusat pemerintahannya saja. Sisanya yaaahh…biarin aja, Мне все равно? (kalau diterjemahkan ke logat Jakarta, jadinya "Emang Gue Pikirin?"). Sentralisasi iya, tapi komunitas lokal dibiarkan tanpa pengawasan bangsawan lokal, mostly cuma kepala suku atau pendeta, sementara mereka yang tinggal di ibukotanya diawasi langsung oleh si despot yang bersangkutan.

Jadi singkatnya, Eropa Barat yang feudal itu bisa dibilang lebih terdesentralisasi, sehingga wajar saja kemakmuran disana tidak terpusat ke satu kota saja, plus karena penduduk lebih merata sehingga jumlah kota-kotanya juga lebih banyak, ketimbang Eropa Timur (kecuali Ceko dan Hungaria) dimana kota-kota besar sangat jarang, sekalinya ada, sudah sekaligus menjadi pusat budaya dan bahkan template budaya daerah tertentu. Iya, Anda tidak salah baca. Saking tersentralisasinya Eropa Timur ini, kota besar sampai jadi pusat segala-galanya loh.

Lah, identitas budaya Rusia aja dari Moskow dan bukan sebaliknya, dan identitas budaya Ukraina juga sebagian besar dari Kiev.

Oh wait, ayo kita sejenak lompat ke beberapa abad ke depan.

Rusia itu sangat Moskow-sentris, sampai-sampai ketika Tsar Peter Yang Agung berniat untuk memodernisasi Rusia dan mem-Baratkan Rusia, ironisnya, hal yang dia lakukan adalah sampai memindahkan ibukota ke Sankt Petersburg yang bergaya Barat.

Ironis, karena ingin mem-Baratkan dan memodernisasi Rusia, tapi hal yang dia lakukan adalah berdasarkan mindset yang sama dengan para leluhurnya yang dia cap ketinggalan jaman, bahwa ibukota = pusat peradaban negara. Padahal sebenarnya cukup membangun kota pelabuhan modern di pesisir Laut Baltik dan memakmurkan wilayah pedesaan atau kota lainnya udah cukup kok, ngapain sampai mindahin ibukota kesana?? DUUUHHH!

Okay, mari kita lompat mundur kembali beberapa abad ke belakang.

Jangan lupa, karena letaknya diantara Eropa Barat dengan Asia Tengah, Eropa Timur terutama yang bagian timur, banyak ditinggali kaum nomaden Asia Tengah. Makanya yah tadi, penduduk Eropa Timur kalau bukan tinggal di desa, yah hidupnya nomaden. Jarang yang tinggal di kota, lebih jarang dari Eropa Barat pada zaman yang sama.

Sudah lihat pola sejarahnya? Mengapa Eropa Timur lebih tertinggal daripada Eropa Barat?

Oke. Kita lanjut.

Jadi, singkatnya, mulai dari abad ke-6 hingga diusirnya keruntuhannya Gerombolan Emas, Eropa Timur senantiasa dilanda peperangan dan penjarahan oleh suku-suku nomaden. Abad ke-6, Eropa Timur dijarah oleh suku-suku Avar, yang mendesak sebagian bangsa Slavia ke Semenanjung Balkan, dan hingga sekarang mayoritas penduduk Balkan adalah bangsa Slavia Selatan, keturunan dari bangsa Slavia yang bermigrasi akibat ulah bangsa Avar tadi.

Pada abad ke-8 hingga abad ke 10 Masehi, Eropa Timur (dan Barat) berulangkali dijarah oleh suku-suku Magyar yang kalau tidak salah asalnya dari sekitaran Pegunungan Ural di Rusia, hingga akhirnya leluhur bangsa Hungaria ini menetap di tanah mereka sekarang, dan mengadopsi agama Kristen beserta budaya sedenter / menetap permanen.

Kedatangan bangsa Magyar di Lembah Carpathia

Setelah itu, beberapa bangsa nomaden datang silih dan berganti. Bangsa Bulgar, leluhur bangsa Bulgaria, datang dari sekitaran wilayah lembah sungai Volga, menyerbu dan menguasai wilayah Balkan bagia utara (kira-kira wilayah Bulgaria modern) dan mendirikan Kekaisaran Bulgaria, rival Kekaisaran Bizantium.

Lalu, hal paling naas dalam sejarah Eropa Timur (sebelum Perang Dunia II) terjadi. Yup, Invasi Mongol ke Eropa.

Pengepungan dan penjarahan Kiev oleh bangsa Mongol

Pasukan Mongol di kota Legnica, Polandia

Pasukan Mongol di tanah Hungaria setelah membantai pasukan Hungaria pada pertempuran Mohi

Lalu, setelah bangsa Mongol meninggalkan Eropa, beberapa dari mereka mendirikan Gerombolan Emas yang menguasai sebagian besar wilayah Rusia Barat. Bangsa Slavia selama 240 tahun ditindas oleh Gerombolan Emas, mereka harus menyerahkan upeti ke Gerombolan Emas, hingga ketika Tsar Ivan III berhasil mengusir Gerombolan Emas pada tahun 1480.

Apakah setelah itu, Eropa Timur dalam keadaan damai? Tidak. Persemakmuran Polandia dan Lithuania dengan Rusia sering saling baku hantam sebagaimana halnya Prancis dengan Inggris, dan Turki Utsmani juga tengah melebarkan kekuasannya ke Balkan.

Iya, jangan lupa, Eropa Barat juga sering dilanda konflik agama, terutama antara Protestan dengan Katolik. Perang Seratus Tahun, perang Tiga Puluh Tahun, dll. Tapi disatu sisi, Eropa Barat juga mengalami yang namanya……..

R E N A I S S A N C E

Dimana perkembangan sains semakin mengarah ke empirical evidence dan memakai metode saintifik. Pengaruh otoritas agama perlahan-lahan mulai terkikis. Sebelumnya, metode empiris sudah jamak dipakai para ilmuwan dari Dunia Islam ketika zaman Keemasan Islam. Pada zaman ini, penemuan mesin cetak membuat penyebaran ide-ide makin luas, alhasil dengan traffic pertukaran ide yang ramai, memberikan jalan untuk pesatnya perkembangan sains di Eropa Barat.

Bagaimana dengan Eropa Timur? Well, pas zaman Renaisans, yang berubah sedikit, cuma arsitektur aja. Beberapa gereja di kawasan ini dibangun dengan gaya Renaisans, tapi sisanya? Gak ada yang berubah. Tradisi keilmuan (sains) tak ada bedanya dengan Eropa sebelum berinteraksi dengan Dunia Islam.

Petugas pajak dari Gerombolan Emas mengoleksi pajak dari penduduk Rusia

Dan sebagian besar Eropa Timur saat itu masih dikuasai Gerombolan Emas. Emang mereka peduli sama kemajuan sains? HAHAHAHAHAHA.

Revolusi Saintifik dan Abad Pencerahan (abad ke-16 hingga abad ke-18 Masehi)

Pada pertengahan zaman Renaisans, perkembangan sains dan teknologi paling pesat sebelum zaman Revolusi Industri terjadi di Eropa Barat, dan kita menyebutnya sebagai Revolusi Saintifik. Ironisnya, yang mempelopori revolusi ini adalah Mikołaj Kopernik, aka Nikolaus Copernicus, si ilmuwan dari Polandia, yang notabene salah satu negara di Eropa Timur. Tapi harap dimaklumi yah, Polandia lebih maju dari segi sains ketimbang negara Eropa Timur lainnya saat itu, karena mereka lebih banyak mendapatkan pengaruh Eropa Barat ketimbang Russia (yang malahan lebih mirip Asia, atau Mongol jika lebih detail).

Zaman berganti, setelah Revolusi Saintifik, akhirnya Abad Pencerahan pun tiba. Bukan lagi cuma teknologi dan ilmu eksakta yang makin maju, namun juga humaniora dan ideologi. Abad Pencerahan adalah zaman dimana ide-ide seperti Liberalisme, demokrasi modern, dan humanisme dilahirkan setelah Eropa (Barat) mulai muak dengan tirani para bangsawan, peperangan atas nama agama, dan lain-lain.

Lantas, apa yang terjadi pada Eropa Timur (selain Polandia dan Ceko) saat kedua zaman tersebut?

Ketsaran Rusia - pendahulu Kekaisaran Rusia, didirikan oleh Ivan IV (aka Ivan yang Mengerikan) - pada saat Eropa Barat lagi nyari pencerahan setelah galau karena perang mulu be like :

Iya, dilanda kerusuhan internal dan eksternal. Kasihan mereka, dibully ama Polandia dan Lithuania, sampai gak ada kesempatan buat mengembangkan sains saat itu. Jadi saat itu, penguasa Rusia yang cacat mental, si Fyodor I, meninggal tanpa penerus, alhasil banyak orang yang ngaku-ngaku sebagai penerus Dinasti Rurik - nama keluarga Tsar. Orang Rusia bilangnya Dimitri palsu. Persemakmuran Polandia-Lithuania, mengambil kesempatan dalam kesempitan, menduduki teritori Rusia selama periode kekacauan 15 tahun itu. Selama zaman itu pula, kelaparan, ketiadaan penegakan hukum, dan kekacauan sosial, terjadi di Rusia.

Fun fact : setelah Rusia diduduki Gerombolan Emas hingga dimodernisasi oleh Tsar Peter yang Agung, kebanyakan orang Rusia, baik rakyat jelata atau bangsawan, pakaiannya kira kira seperti ini :

Mereka berpakaian mirip seperti orang Mongol atau bangsa Turkik (bukan Turki Ottoman yah), inilah sebabnya saya menganggap Russia itu sebenarnya bagian dari Timur.

Ukraina saat Revolusi Saintifik dan Abad Pencerahan di Eropa :

Ukraina disaat itu wilayahnya belum seperti sekarang, di teritori Ukraina sekarang (sebelum invasi Rusia), teritori Ukraina dikuasai oleh beberapa pemerintahan yang berbeda. Bagian barat dan utara dikuasai oleh Persemakmuran Polandia - Lithuania, bagian tengah dikuasai oleh Kehetmanan Cossack, dan bagian selatan dikuasai oleh Kekhanan Krimea, basically penerus Gerombolan Emas yang diusir dari tanah Rusia tahun 1480 yang menetap di Semenanjung Krimea.

Dari semua penguasa di Ukraina saat itu, tak ada yang peduli soal kemajuan IPTEK dan sains, hampir seperti Ketsaran Rusia HAHAHA. Eh, kalau PPL sih ada, tapi yang memajukan IPTEK mostly bukan negara tapi institusi tertentu atau individual. Nicolaus Kopernikus memang dari PPL tapi bukan dari daerah Ukraina.

Dan Kekhanan Krimea? Hmmmmmmmmmmmmm…..

Wanita bangsa Slavia yang ditangkap (desanya dijarah oleh Tatar Krimea) dan akan dijual sebagai budak

Well, malahan mereka masih jualan budak. Budak-budak tersebut hampir semuanya dari bangsa Slavia, dijual ke Timur Tengah (terutama ke Persia dan Ottoman). Mereka juga tak peduli dengan perkembangan sains dan teknologi, apalagi reformasi sosial.

Kroasia saat Revolusi Saintifik dan Abad Pencerahan di Eropa :

Kota Dubrovnik saat masa Republik Ragusa - salah satu negara bawahan Kesultanan Ottoman

Kalau Kroasia (lebih tepatnya, Republik Ragusa), mungkin tidak se-terbelakang Eropa Timur lainnya semasa abad yang sama, karena mereka punya aset berharga : Akses ke laut! Meski demikian, tidak banyak penemuan IPTEK atau reformasi sosial yang diketahui dari negara ini. Dan ekonomi mereka lesu setelah penemuan jalur alternatif dari Barat ke Timur via Semenanjung Harapan dan kolonisasi Benua Amerika, karena jalur perdagangan yang menjadi penghasilan mereka, menjadi sepi. Kroasia bagian yang lain dikuasai oleh Dinasti Habsburg, dan bisa dibilang kondisi sosial mereka tak jauh beda dengan Eropa Barat meski tanpa reformasi sosial yang berarti.

Hungaria dan Semenanjung Balkan saat Revolusi Saintifik dan Abad Pencerahan di Eropa :

Kota Budapest saat zaman Ottoman

Kota Sarajevo zaman Ottoman

Fyi, Hungaria pernah dikuasai Ottoman loh! Dan mayoritas pemandian umum air panas di Hungaria juga warisan dari Ottoman.

Saat zaman Pencerahan dan Revolusi Saintifik, Hungaria berada di bawah kontrol Ottoman. Namun, karena intervensi dari Dinasti Habsburg, Hungaria lebih duluan terbebas dari Ottoman. Semenanjung Balkan juga dikuasai Ottoman saat kedua zaman itu, malahan udah dari abad Renaisans. Dan Kesultanan Ottoman tak terlalu peduli dengan perkembangan sains modern apalagi reformasi sosial, mereka lebih menitikberatkan terhadap pencapaian militer dan perdagangan. Hal yang nanti membuat mereka menyesal setelah tertinggal secara intelektual dari bangsa Eropa beberapa abad kemudian. Hal ini juga yang mereka wariskan kepada bekas kekuasaan mereka di Eropa : ketertinggalan ekonomi, industri, dan sosial.

Jadi, disaat Eropa Barat mengalami Renaisans hingga sebagian besar Pencerahan, nah kebanyakan negeri di Eropa Timur melewatkannya.

Dan, setelah konflik yang cukup panjang, termasuk antara Rusia dengan Utsmaniyah, pada akhirnya, pada abad ke 19, kira kira peta Eropa seperti ini :

See? Eropa Timur hampir seluruhnya dikuasai oleh empat kekuatan besar : Kekaisaran Rusia, Prussia, Kekaisaran Austria, dan Kesultanan Utsmaniyah. Akan tetapi, dari 4 penguasa Eropa Timur, hanya dua saja yang berhasil memajukan wilayahnya dari segi SDM dan IPTEK. Yah sudah pasti jawabannya Prussia dan Austria. Russia, meskipun sudah pernah mengalami modernisasi sewaktu zaman Peter yang Agung, akan tetapi kebanyakan bangsawan dan rakyatnya (maaf) masih tertinggal mindsetnya daripada Eropa Barat. Turki Utsmaniyah jangan tanya, jangankan masyarakat, militernya saja zaman itu udah ketinggalan zaman.

Supaya lebih jelas, mari kita bandingkan 2 kota, masing-masing 1 dari Eropa Barat dan Eropa Timur.

London, abad ke 18

VERSUS

Moskow*, abad ke 18 - saya ingat ada beberapa figur (tapi saya lupa namanya) menganggap Moskow sampai abad ke 19, cuma kampung besar doang, kota tapi suasana desa masih terasa

Kelihatan kan siapa yang lebih maju? No offense, tapi realita memang kejam.

Oke saya tambahkan aja deh, yang abad ke 19.

Paris, akhir abad ke 19

London, akhir abad ke -19

VERSUS

Moskow, tahun 1890an

Istanbul, tahun 1890an

Sarajevo, tahunnya tidak diketahui, namun pastinya sebelum PD1 - kok malah mirip beberapa kampung di Indonesia yah? Kayak, kampung-kampung di dekat Puncak Bogor atau Bandung

Itu baru kota loh. Daerah pedesaan dan kota kecil pasti lebih parah lagi. Coba baca buku Kisah Para Diktator, dan langsung aja ke bab tentang Nikita Khrushchev. Nah, di biografi dia, Khrushchev lahir dan dibesarkan di sebuah kampung kumuh dan becek dimana hampir tiap orang cuma punya sepasang sepatu bot, saking miskinnya. Dan dia pernah bekerja di sebuah kota tambang penuh tenda pekerja. Jika benar, maka ini bisa menjadi gambaran betapa miskinnya Rusia (dan secara umum Eropa Timur) sebelum zaman Komunisme.

Sebagai perbandingan, di Inggris, para pekerja biasanya ditampung di apartemen kumuh dekat pabrik, bukan di tenda-tenda.

Dan ini diperparah oleh Revolusi Industri, yang semakin memperlebar kesenjangan ekonomi antara Kekaisaran Rusia dengan Imperium British.

Di zaman Revolusi Industri di Eropa Barat, kota-kota bertambah padat, ekonomi tumbuh pesat, infrastruktur dan IPTEK maju pesat. Eropa Timur? Rusia baru mengalami industrialisasi massal pada akhir abad ke -19, dan elit-elit Ottoman umumnya menolak, atau lupa urgensi modernisasi (itulah mengapa Young Turks dibentuk).

Hingga akhirnya, Perang Dunia Pertama memukul pertumbuhan ekonomi di wilayah Eropa Timur. Sebelumnya, pada Perang Balkan dan Perang Balkan II, Turki Utsmani sudah sekarat, dan makin merana. Balkan yang mewarisi keterpurukan dan kepayahan Turki Utsmani dalam industrialisasi menyebabkan negara-negara tersebut lebih miskin dan tertinggal ketika mereka merdeka dari Turki.

Revolusi Rusia, perang Soviet-Polandia, Ukraina-Polandia, hingga kelaparan besar dan Perang Saudara Rusia, membuat perekonomian dan sosial Eropa Timur (kecuali Balkan) babak belur. Uni Soviet, buah dari ketidakpuasan dan kesenjangan sosio-ekonomi selama bertahun-tahun, berusaha untuk meningkatkan taraf hidup rakyatnya dan menyaingi Barat, dengan cara industrialisasi singkat tapi ngeri dibawah Om Stalin.

Alhasil, Uni Soviet beberapa tahun sebelum Om Kumis Kotak mengobarkan Perang Dunia II, sudah menjadi negara industri dengan standar hidup yang gembel, dari awalnya sebuah negara agraris dengan standar hidup yang diluar nalar untuk standar Eropa zaman itu.

Namun, bagaimana dengan Eropa Timur selain USSR sebelum PD2 dan sesudah PD1? Saya kurang tahu, dan artikel yang membahasnya juga sulit didapatkan. Intinya, dari sekian negara-negara berdaulat di Eropa Timur saat itu, hanya USSR (itupun tepat sebelum PD2 meletus) dan Cekoslovakia yang berstatus negara industri, sisanya negara agraris dengan standar hidup jauh dibawah Eropa Barat.

Oh yah, soal mengapa Cekoslovakia udah maju saat itu, adalah karena mereka dulu dikuasai ama Kekaisaran Austria-Hungaria, yang dimana IPTEK-nya gak kalah maju dari Kekaisaran Jerman dan Inggris. Wilayah Ceko dan sebagian Slovakia dijadikan basis industri Kekaisaran, jadi wajar aja mereka udah maju. Hungaria gak seberuntung Ceko, lah mentang mentang wilayahnya mostly kayak gini :

lantas Hungaria dijadikan daerah pertanian dan peternakan saja, cuma buat urusan pangan aja, makanya industri mereka kurang berkembang, alhasil meskipun dulu bagian dari Austria-Hungaria tapi mereka gak mewarisi industrinya wkwkw.

Bagaimana dengan Kerajaan Yugoslavia? Well, dilanda perpecahan etnis (tapi nggak sampai bubar) dan ekonomi yang gak semaju Eropa Barat, juga korupsi yang endemik.

Albania? Well…

Negara paling tertinggal se-Eropa. Kalau gak salah yah, pas zaman itu.

Akhirnya, pasca PD2, kota-kota besar di Eropa Timur luluh lantak akibat ulah seorang pria yang pernah ditolak masuk sekolah seni.

Warsawa setelah PD2

Istana Peterhof di Leningrad (sekarang nama kotanya menjadi Sankt-Petersburg lagi) dihancurkan tentara Nazi.

Sebuah desa di Uni Soviet, 17.000-an desa lainnya di Uni Soviet bernasib sama atau mirip atau bahkan lebih parah lagi dari desa ini. Ini baru Uni Soviet, belum Polandia dan Yugoslavia.

Selepas PD2, Amerika menawarkan bantuan Marshall ke Eropa Timur juga, namun Stalin menolaknya dan malah memberikan alternatif : Molotov Plan. Mostly, perdagangan Uni Soviet dengan negara-negara Komunis satelitnya adalah Moskow memberikan SDA dan satelit-satelitnya memberikan produk teknologi. Tentu saja tidak se-efisien Marshall Plan.

Nah, karena banyaknya warga yang kehilangan rumah dan ledakan populasi di kota-kota, pemerintah-pemerintah komunis di Eropa Timur kelabakan mencari solusi supaya bisa bikin hunian yang cepat dan murah dibangun. Sebagai gantinya, aestetiknya dikorbankan. Itulah sebabnya di kota-kota besar di Eropa Timur banyak bangunan kayak begini :

Perencanaan ekonomi ala Komunisme (tersentralisasi, mengabaikan kebutuhan konsumer, insentif kerja yang rendah, tertutup, dan fokusnya kebanyakan ke industri berat) mengakibatkan ekonomi Eropa Timur yang sudah tertinggal sejak dulu dari Eropa Barat dan babak belur akibat perang, menjadi semakin tertinggal dari Eropa Barat (terutama tahun 1990an) dan bahkan Asia Timur, kecuali Korea Utara yang masih menjalankan konsep ekonomi ala Uni Soviet.

Ajaibnya, pada tahun 2000an, sebelum krisis moneter Euro, ekonomi negara-negara Eropa Timur bekas komunis mengalami pertumbuhan pesat, dan beberapa negara bekas Komunis malahan sudah hampir seimbang taraf hidupnya dengan beberapa negara Eropa Barat (atau lebih tepatnya Eropa Selatan, yakni Italia dan Portugal). Siapakah mereka? Slovenia, Estonia, dan Ceko.

Jadi singkatnya?

Ketika zaman Antiquity, ekonomi Eropa Timur kebanyakan kalau bukan berburu dan mengumpulkan makanan, yah bertani secara subsisten dengan metode dan teknologi yang lebih primitif dari Romawi.

Ketika zaman Abad Pertengahan, Eropa Timur sering dilanda penjarahan dan invasi oleh suku-suku nomaden dari Asia Tengah.

Ketika abad Renaisans, Revolusi Saintifik, hingga Abad Pencerahan, Eropa Timur malah skip ketiga kesempatan tersebut.

Ketika Revolusi Industri terjadi di Eropa Barat, Eropa Timur antara belum siap, atau tidak mau sama sekali.

Ketika pasca PD1, mereka dilanda banyak peperangan antara negara-negara yang baru lahir pasca PD1.

Ketika PD2, merekalah bagian di dunia (selain Tiongkok Daratan tentunya) yang kondisinya paling hancur.

Sistem ekonomi ala komunisme memperlambat pemulihan ekonomi mereka dan daya saing mereka terhadap Eropa Barat.

Dan ketika sistem komunis tersebut runtuh dan mereka buru-buru shift ekonomi ke neoliberal, hanya sedikit yang tidak jadi lebih miskin.

Kesimpulannya? Eropa Timur lebih tertinggal dari Eropa Barat karena LEBIH sering dilanda peperangan, sistem kekuasaan yang sangat tersentralisasi, namun pemimpin dan elit-elit masyarakatnya kebanyakan tidak berpikir maju, nyaris tidak ada reformasi sosial dan revolusi saintifik hingga abad ke 19, dan komunisme.

Fyi :

  • Meskipun tujuan dan coraknya beda jauh, tapi komunisme di Eropa Timur sebenarnya sama tersentralisasinya dengan pemerintahan yang mereka runtuhkan. Uni Soviet masih menganut sistem pemerintahan yang tersentralisasi, semua urusan ekonomi dikendalikan pemerintah pusat.
  • Sepertinya nyaris semua negeri Eropa Timur sejak dahulu, lebih sering diperintah oleh strongman ruler - pemimpin yang mengandalkan militer dan terkadang institusi agama untuk mempertahankan kekuasaannya. Tsar Ivan si Mengerikan dan Kehetmanan Cossack adalah contohnya (bahkan Kehetmanan Cossack itu sendiri adalah negeri militer - orang Cossack walaupun demokratis tapi juga militeristik). Kalau di abad modern ini, bisa dibilang Lord Putin adalah strongman Rusia.

Sekian dari saya, terimakasih.

NOTE :

*Pada zaman tersebut, Moskow bukan ibukota Rusia, tapi Sankt-Petersburg. Tapi saya memilih Moskow sebagai perbandingan disebabkan Moskow adalah pusat kebudayaan Rusia, sebagaimana halnya London adalah pusat kebudayaan (dan juga ekonomi, de facto) dari Inggris.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi