PAM

 Bila namanya sudah diubah menjadi Perusahaan Air Mandi, maka PAM sudah ada dalam kualitas yang cukup → tidak ada tuntutan untuk memperbaiki kualitas air, baik dari segi filtrasi dan lain-lain.

Endingnya, kualitas air PAM benar-benar hanya untuk mandi dan lebih minim harapan bisa digunakan sebagai air minum. Lagipula permasalahan kualitas air PAM juga dipengaruhi kualitas air yang diambil dari sungai atau sumber lainnya.

Suka tidak suka, sebaik apapun proses penyaringan dan pemurnian yang dimiliki oleh perusahaan dan sebaik apapun kualitas pipa penyalurannya, kalau sumbernya sudah terlanjur kotor seperti ini siapa yang salah ?

Apakah bisa semudah menyuruh PAM mencari sumber air lain ? Apakah ada sumber lain yang debit airnya mencukupi ? Lalu, haruskan mengeluarkan biaya ekstra untuk pembangunan jaringan penyaluran lain hanya karena kurangnya kesadaran masyarakat yang mengotori sumber air ?

Lama-lama bisa berputar di lingkaran setan kalau begitu ceritanya. Setelah berputar-putar, semuanya saling tuduh tapi masalahnya tidak selesai juga → lalu siapa yang tertawa ? Bukan saya yang pasti.

Tapi sebetulnya kualitas dari pipa yang menjadi saluran dari perusahaan ke rumah juga penting sih. Percuma air dari perusahaan sudah bersih dan layak konsumsi tapi saat melewati pipa yang tidak beres → tidak karuan kualitasnya saat sampai di keran rumah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi