Revolusi Irak 1958
Kudeta 1958 atau Revolusi 14 Juli
itu terjadi sekitar 6 bulan setelah pembentukan Federasi Arab (Iraq & Yordania) pada 14 Februari 1958.
Kudeta 1958 ini juga berlangsung ketika hubungan Federasi Arab tengah memanas dengan Republik Arab Bersatu (Mesir & Syria). Hubungan Panas itu didasari oleh bertolak-belakangnya pemahaman kedua negara, mengenai Pan Arabisme.
RAB (Merah), Federasi Arab (Hijau Tua).
Republik Arab Bersatu dibawah pimpinan Gamal Abdel Nasser, memandang visi Pan-Arabisme sebagai penyatuan negara-negara Arab bebas dari campur tangan asing, terlebih pihak Barat. Pan-Arabisme versi Nasser juga menginginkan pembubaran Monarki yang berkuasa.
Hal itu berbanding terbalik dengan versi Federasi Arab, yang mana negara ini merupakan sebuah negara Monarkis, serta Iraq & Yordania merupakan kerajaan yang Pro-Barat. Hashemites juga bisa dibilang sebagai Dinasti warisan Inggris, semenjak pendirian kedua negara pada tahun 1921.
.
Oke, masuk ke inti Kudeta 1958..
Kudeta 1958 atau Revolusi 14 Juli Iraq dipimpin oleh Brigadir Abd al-Karim Qasim, yang juga merupakan pemimpin kelompok Nationalist Officers' Organization .
Abd al-Karim Qasim.
Qasim bisa dikatakan sebagai seorang yang Pro-Nasser. Dia melakukan kudeta Iraq 1958, juga terinspirasi oleh Revolusi Mesir 1952 yang dilakukan oleh Nasser & kelompoknya. Kelompok Kudeta NOO Iraq sendiri, juga terinspirasi dari FOM Mesir.
Dari situ kita bisa tahu bahwa Qasim adalah seorang yang 'menganut' Pan-Arabisme nya Nasser, yang menentang barat, pro-republik, & anti-monarki.
Kudeta ini disebut ditujukan untuk menggulingkan rezim Monarkis yang Korup & antek Barat, yang melemahkan Iraq itu sendiri (Iraq kala itu sedang dalam ketidakstabilan ekonomi).
Pembunuhan Raja Faisal II of Iraq, tak lain merupakan bagian dari penghapusan Monarki. Kelompok NOO Iraq adalah Anti-Monarki dan Pro-Republik, sehingga mereka tak masalah membunuh Raja Faisal II, karena itu adalah bagian dari Kudeta.
Begitu pula dengan PM/Wapres Ibrahim Hashem yang tengah melakukan kunjungan ke Baghdad pada 14 Juli. Kelompok NOO mengeksekusinya, karena ia dianggap sebagai orang Royalis atau Monarkis.
Abdul Salam Arif menjelaskan tujuan Kudeta di depan banyak orang Iraq.
"Mengecam imperialisme dan kelompok yang berkuasa; memproklamirkan republik baru dan mengakhiri rezim lama... mengumumkan dewan kedaulatan sementara yang terdiri dari tiga anggota untuk menjalankan tugas kepresidenan; dan menjanjikan pemilihan presiden baru di masa depan".
Abdul Salam Arif, Baghdad, 14 Juli 1958.
Sumber : Wikipedia English.
.
.
.
Catatan Kaki :
Komentar
Posting Komentar