NEGERI TENGAH
Dalam dialek Hokkian, Tiong (中) berarti "pusat" atau "tengah" dan Kok (國) berarti "negara" atau "kerajaan" sehingga Tiongkok (中國) secara harafiah berarti Negara Tengah.
Sebutan "Negara Tengah" ini pertama kali resmi digunakan pada masa pemerintahan Dinasti Qing (1644–1912), dinasti yang didirikan bangsa Manchu yang sekaligus merupakan dinasti terakhir dalam sejarah Cina.
Sebenarnya, kemunculan paling awal dari kedua karakter Negara Tengah ini (中國) adalah pada bejana perunggu Hezun (何尊) di era Zhou Barat (1046–771 SM). Kedua karakter ini digunakan untuk merujuk "Bangsa Tengah" (bangsa di Lembah Sungai Kuning pada era Dinasti Zhou) sebagai pembeda dari "Suku-suku Pinggiran". Namun, pada periode-periode selanjutnya sebutan ini tidak lagi digunakan dalam pengertian tersebut. Sebaliknya, nama-nama dinasti lah yang digunakan untuk menyebut negara di Kekaisaran Cina.
Sebutan dengan bunyi awalan Chin-/Cin-/Sin-/Shin- yang banyak dipakai beragam bahasa di dunia saat ini termasuk Indonesia (Cina) diyakini berasal dari nama Dinasti Qin/Chin (221–207 SM). Selain itu, ada juga sebutan lain di negara-negara bekas Soviet seperti Cathay/Kitay/Khitai yang diambil dari nama Khitan, bangsa pendiri Dinasti Liao (916–1125).
Setelah menaklukkan "Tanah Bangsa Han" (漢地, China Proper), bangsa Manchu menyebut kekuasaan mereka ini sebagai Dulimbai Gurun (ᡩᡠᠯᡳᠮᠪᠠᡳ ᡤᡠᡵᡠᠨ). Dalam bahasa Manchu, Dulimbai berarti "pusat" atau "tengah", gurun berarti "bangsa" atau "negara".
Semenjak saat itu, seluruh teritori Dinasti Qing (termasuk Cina Timur Laut saat ini, Xinjiang, Mongolia, Tibet, dan daerah lainnya) disamakan sebagai Negara Tengah dalam bahasa Han dan Manchu. Negara Tengah alias Tiongkok ini didefinisikan sebagai negara multi-etnis yang tidak hanya meliputi Tanah Han / China Proper saja.
Kaisar Qing menyatakan bahwa semua orang Han dan non-Han adalah bagian dari Tiongkok dan Tiongkok digunakan untuk merujuk Qing dalam seluruh dokumen resmi, perjanjian internasional, dan hubungan luar negeri.
"Bahasa Tiongkok" (Manchu: Dulimbai gurun i bithe) mencakup bahasa Han, Manchu, dan Mongol. Begitupun "Orang Tiongkok" (中國之人, Manchu: ᡩᡠᠯᡳᠮᠪᠠᡳ ᡤᡠᡵᡠᠨ ᡳ ᠨᡳᠶᠠᠯᠮᠠ Dulimbai gurun i niyalma) mengacu pada semua orang Han, Manchu, dan Mongol.
Sampai saat ini, sebutan dengan makna "Negara" dan "Tengah" masih dipakai sebagai sebutan utama negara Cina di seluruh negara yang bahasanya terpengaruh aksara Han (Hanzi/Kanji), seperti di Korea (Jung Gug), di Jepang (Chū Goku), di Vietnam (Trung Quốc), dan di Indonesia (Tiong Kok), selain di Cina Daratan dan Taiwan itu sendiri (Zhong Guo).
Referensi
https://web.archive.org/web/20140325231543/https://webspace.utexas.edu/hl4958/perspectives/Zhao%20-%20reinventing%20china.pdf
Komentar
Posting Komentar