GASIB

 KERAJAAN GASIB

Sejarah kerajaan Gasib, abad ke-14

Keberadaan Kerajaan Gasib sulit diungkap karena keterbatasan sumber, namun berdasarkan pernyataan dari beberapa tokoh lokal meyakini bahwa Kerajaan Gasib ini memang benar-benar pernah ada.

Sebuah kerajaan yang berdiri pada abad ke-14 dan ke-15 setelah runtuhnya kerajaan Sriwijaya pada akhir abad ke-13. Kerajaan Gasib berakhir pada tahun 1622 M.

Kerajaan Gasib dalam pemerintahannya memiliki dua periode yakni masa pemerintahan dengan raja beragama Hindu/Buddha dan masa pemerintahan raja beragama Islam. Sebelum masuknya agama Islam di kerajaan Gasib pada pemerintahan raja Bedagai, ada seorang panglima yang sangat gagah berani , bertubuh besar dan panjang beliau bernama ‘’Jimbam’’ dengan gelar panglima Panjang.

Pada masa pada masa itu kerajaan Majapahit tengah giat-giatnya untuk memperluas wilayah kekuasaannya ke pesisir selat malaka untuk menaklukkan raja-raja melayu di kawasan Sriwijaya termasuk kerajaan Gasib dengan sang raja benama ‘’Bedagai’’. Maka Raja Gasib menggunakan satu muslihatnya yakni ikut bergabung dengan pasukan Majapahit. Raja Gasib mengutus Panglima Jimban utuk membantu pasukan Majapahit. Perjuangan Panglima Jimbam bersama anak buahnya dan pasukan Majapahit dalam peluasan wilayah di selat malaka berlangsung sangat lama. Hingga diakhir hayatnya panglima Jimbam tidak diketahui dimana keberadaannya, baik hidup maupun mati.

Pada masa itu kerajaan Gasib berada di bawah tekanan, dikarenakan kerajaan Malaka ingin menguasai kerajaan Gasib. Kerajaan Gasib berniat meminta bantu kepada Majapahit namun Majapahit juga sudah tidak bisa diandalkan lagi karena pesatnya perkembangan kerajaan di Nusantara dan selat Malaka yang telah memeluk agama Islam.

Akhirnya kerajaan Gasib dapat di  taklukan oleh kerajaan Malaka. Raja Gasib pada saat itu yang bernama Permaisura ditawan. Anak Raja Gasib yang bernama Megat Kudu di Islamkan lalu nama beliau diganti dengan nama Ibrahim kemudian dilantik menjadi raja Gasib dibawah naungan kerajaan Malaka. Disinilah cikal bakal kerajaan Gasib beragama Islam.

Dibawah naungan kerajaan Malaka masyarakat di kerajaan Gasib berangsur-angsur memeluk agama islam. Kemudian dinobatkan juga Sultan Abdullah sebagai Raja Gasib menggantikan ayahnya Sultan Ibrahim. Kerajaan Gasib berkembang dibawah kerajaan Malaka. Selanjutnya Sultan Husin Pula yang melanjutkan kerajaan Gasib menggantikan Sultan Abdullah.

Kemudian terjadi kemunduran pada kerajaan Malaka disebabkan datangnya orang-orang portugis ke dunia Timur. Sehingga membuat kerajaan Malaka dapat ditaklukkan. Pada saat Malaka ditakhlukkan Portugis tahun 1551, kerajaan Gasib tidak ada beritanya hampir 100 tahun lamanya  sehingga kerajaan Gasib hilang ditelan waktu.
Kerajaan Gasib berakhir pada tahun 1622 M.


Makam Putri Kaca Mayang

Makam Putri Kaca Mayang terletak di Desa Gasib Kabupaten Siak. Makam ini merupakan salah satu makam bersejarah dari seorang putri dari Raja Gasib yang bernama Kaca Mayang. Putri ini dulunya diculik oleh Raja Aceh, kemudian utusan dari Raja Gasib bernama Panglima Jimbam berhasil menyelamatkan Putri Kaca Mayang. Namun diperjalanan pulang menuju Gasib Putri meninggal maka sang Putri dimasukkan ke dalam peti kaca. Konon Putri ini sangat cantik jelita sehingga banyak yang ingin menikahinya.

Putri kaca mayang merupakan Putri yang cantik dan merupakan Putri dari Raja Gasib. Keberadaan Putri kaca Mayang dianggap sebagai sosok yang misterius bagi warga Gasib, menurut warga Gasib dulunya di sekitar Makam utri kaca Mayang ditemukan benteng dan juga bekas puing-puing kerajaan, namun kini semuanya telah sirna dan hilang, karena minimnya pengetahuan masyarakat sekitar mengenai Sejarah dan Cagar Budaya.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi