NEGERI-NEGERI ULHEEBALANG DI ACEH DARUSSALAM

 KERAJAAN PEUSANGAN

Sejarah kerajaan Peusangan, abad ke-8

Kuta Panjoe atau juga disebut dengan Kuta Meuse adalah sebuah pemukiman yang terletak di bantaran sungai Krueng Panjoe yang berpuncak hulu ke sungai peusangan. Sejarah Kuta Panjoe tak bisa dilepaskan dari sejarah berdirinya kenegerian Peusangan karena disinilah awal pusat pemerintahan kenegerian Peusangan Raya.
Kuta Panjoe sendiri letaknya tak jauh hanya beberapa ratus meter dari mesjid Bugak sekitar daerah Bugak Krueng Matee, yang didirikan oleh Habib Bugak Al Asyi, seorang ulama aceh yang termasyur di tanah suci Mekkah. Kerajaan Peusangan sendiri awalnya merupakan bagian dari wilayah kerajaan Jeumpa yang didirikan pada akhir abad ke-8 M oleh pangeran Syahriansyah Salman yang berasal dari persia yang istananya berpusat di Blang Seupung Bireuen.
Kerajaan ini pun hancur setelah muncul kerajaan islam Samudra Pasai pada 1297 M. Sisa-sisa keturunan dinasty Jeumpa ini sebagian melarikan diri ke wilayah Samalanga dan sebagian lagi melarikan diri ke sekitar wilayah Kuala Jangka Peusangan, disanalah para kabilah dari dinasty Jeumpa kemudian mendirikan pemukiman baru.

Awal abad ke-20, setelah perang Aceh, pemerintah Hindia Belanda membagi Daerah Aceh atas 6 Afdeeling (Kabupaten) yang dipimpin seorang Asistent Resident, salah satunya adalah Affleefing Noord Kust Van Aceh (Kabupaten Aceh Utara) yang meliputi Aceh Utara sekarang ditambah Kecamatan Bandar Dua yang kini telah termasuk Kabupaten Pidie (Monografi Aceh Utara tahun 1986, BPS dan BAPPEDA Aceh Utara). Afdeeling Noord Kust Aceh dibagi dalam 3 (tiga) Onder Afdeeling (Kewedanaan) yang dikepalai seorang Countroleur (Wedana) yaitu, Onder Afdeeling Bireuen, Onder Afdeeling Lhokseumawe, dan Onder Afdeeling Lhoksukon.

– Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Peusangan,_Bireuen

The last ruling raja of Peusangan; an extremely well-ruling raja; T Johan Alam Syah. With his family.


Wilayah Ulebalang Peusangan

Di bawah pimpinan uleebalang sebagai pemimpin puncak daerah Peusangan dipimpin oleh beberapa pimpinan menengah.
Di antaranya para tuha-peut dan uleebalang nam yang selanjutnya membawahi para peutuwa, keutji dan panglima. Para tuha peuet:
*T. Keudjroun Moeda dari Pante Ara
*T. Hakem dari Matang
*T. Hakem Tji dari Raja
* T. Keudjroeen Kuala dari Boegak

Menurut pengakuan dari sisi Gluempang Doewa, Boegah di masa lalu merupakan bagian darinya dan T. Keudjroeen. Kuala pada waktu itu adalah satu dari tuha peuet dari Gloempang-Dua. Pengakuan ini tentu saja ditolak oleh pihak Peusangan.

Para uleebalang:
1. T. Bentara Peukan dari Djangka
2. T. Keudjroeen Seurawa dari Langkoeta
3. T. lrneurn Rajat dari Meunasah Meutjat
4. Pangoelee Side dari Bajoe
5. T. Hakim dari Roesip
6. Panglima Prang Pasoe dari utheuen Gathom

Para tuha peuet adalah Hakim dari daerah, dan persetujuan mereka sangat diharapkan oleh oeleebalang pada saat pengambilan keputusan penting.
Mereka sudah ada sejak lama, sehingga menurut pengakuan penduduk lebih tinggi kedudukannya dari para oeleebalang-nam, yang baru saja dibentuk oleh T. Tji Seuma’on.
Mereka adalah pelaksana dari perintah perintah uleebalang, dan khususnya berfungsi sebagai panglima perang atau pemimpin (komandan) tempur. Pimpinan utama di bahagian barat Peusangan yang dibawahi oleh T. Mahradja Djeumpa adalah:

• T. Keudjroeen dari Djeumpa
• T. Keudjroeen dari Djuli Baroh
T. Keudjroeen Toenong dari Poelo Miroe
• T. Imeum Rajat dari Bireuen

Teuku Muhammad Djohan Alamsjah, Uleebalang ke-9 Peusangan. 19 April 1908.

Daerah di Gluempang Duwa yang termasuk tunduk pada uleebalang Peusangan adalah
Leuboe dan Lapehan
Oeleebalang dari Leuboe adalah T. Rih.
Lapehan sebaliknya dipimpin oleh 3 peuteuwa, yang masing masing langsung menerima perintah dari Uleebalang Peusangan.
Mereka adalah:

1. T. Hakim dari Lapehan;
2. T. Moeda Bale dari Blang Koethang
3. T. Keutjik Pidie dari Gampong Meusejit, yang terakhir karena usianya yang uzur tidak dapat lagi Memegang tampuk kekuasaan, dan perlahan lahan tersingkirkan oleh T. Bintara Blang, yang berasal dari Sawang. (foto keluarga besar ampon chik peusangan).
– Sumber: Adi Fah, Facebook

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi