PERADABAN di MANDAILING 2

 KERAJAAN PULUNGAN

Sejarah kerajaan Pulungan, abad ke-11

Kedatangan Pulungan dan Rangkuti di Mandailing itu adalah kira-kira pada pertengahan abad ke-11.
Kerajaan Pulungan terbentuk kira-kira pada pertengahan abad ke-11.

Pulungan mendiririkan kerajaan di Hutabargot (kerajaan Pulungan) dan kerajaan Rangkuti di Runding; kedua-dua kerajaan itu berdekatan dan berhadap-hadapan di seberang Batanggadis sebelah barat Panyabungan.

Kedatangan marga Lubis setelah dua generasi Pulungan, berarti setelah satu generasi marga Rangkuti di Runding.

Marga Nasution turunan si Baroar Sutan Diaru, setelah lima generasi marga Rangkuti mendiami Runding atau enam generasi Pulungan mendiami Hutabargot.

Dengan demikian maka kedatangan Pulungan dan Rangkuti di Mandailing itu adalah kira-kira pada pertengahan abad ke-11 dan kedatangan Marga Lubis kira-kira pertengahan abad ke-12 dan Marga Nasution Sibaroar pada pertengahan abad ke-13.

Antara abad kedatangan Pulungan dan Rangkuti Mandailing, ada pendatang baru yaitu kelompok keluarga, yaitu:

Kelompok Hulubalang Ampar Mananti-Sitimbakoruma-Silasiak Jantan dan Angin Bapole, mereka alah sebenarnya mendirikan Panyabungan Sekarang, kemudian mereka bermarga:
Nasution Dolok,
Nasution Tonga,
Nasution Lombang.

Kerajaan Rangkuti marganya terletak di Runding, di seberang sungai terbesar di Mandailing bernama Batang Gadis. Kerajaan Runding ini berhadapan dengan kerajaan marga Pulungan di Huta Bargot. Kerajaan Rangkuti di Runding termasuk salah satu kerajaan tertua di Mandailing. Bila ditilik tahunnya, kerajaan ini terbentuk kira-kira pada pertengahan abad ke-11.

Wilayah kerajaan yang didiami marga Rangkuti ini cukup luas, mencakup huta-huta (kampung-kampung) di Mandailing Jae (Mandailing Godang), Batang Natal dan Mandailing Julu. Salah satu huta di Mandailing Godang adalah Hutalobu atau yang sekarang disebut Aek Marian. Di sinilah terdapat makam salah seorang leluhur marga Rangkuti yaitu, Datu Janggut Marpayung Aji, yang merupakan generasi keempat dari keturunan Sutan Pane, yang bersaudara dengan Sutan Parapat.

Raja Pulungan memutuskan untuk memindahkan pusat kerajaannya ke Sayurmatinggi saat ini, dan beberapa keturunannya pindah ke wilayah lain dan membuka huta dan menjadi raja di wilayahnya kemudian diantaranya:
– anak raja bernama Jabargot membuka hutabargot dan menjadi raja di Hutabargot,
– Jamalagi membuka huta Simalagi dan menjadi raja di Simalagi, dan
– satu bernama Japanabari membuka huta di Panabari dan menjadi raja di Panabari Tano Tombangan.
Sedangkan keluarga raja lainnya ada yang berpindah ke wilayah lainnya dan menyebar hingga ke utara.

Raja pertama kerajaan Pulungan setelah dipindahkan ke Sayurmatinggi ialah Raja Gadombang yang memerintah hingga tahun 1831. Ia kemudian digantikan oleh anaknya Sutan Kumala yang kemudian menyerahkan tahtanya karena usia lanjut kepada putranya Baginda Gadombang Parlaungan yang dikemudian hari dikenal dengan sebutan Kuria Hop dan wafat tahun 1952.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi