Geografi Ekonomi
sesuai namanya adalah cabang ilmu sosial yang memadukan ilmu geografi dan ekonomi. Geografi ekonomi menekankan pokok bahasannya pada aspek keruangan atau spasial dari aktivitas ekonomi manusia.[1] Distribusi barang dan jasa serta komunikasi merupakan salah satu contoh aspek ekonomi yang sangat bergantung pada kondisi ruang atau spasial dari suatu wilayah. Kajian geografi ekonomi secara singkat adalah kajian yang bertujuan untuk menemukan atau mengoptimumkan potensi ekonomi suatu wilayah berdasarkan kondisi geografisnya. Mengingat bahwa kondisi tiap wilayah berbeda-beda, kajian geografi ekonomi terapan umumnya terbatas secara regional.[2] Hal yang membedakan geografi ekonomi dengan cabang ilmu ekonomi lainnya adalah penekanan terhadap tiga konsep kunci yaitu:
Ruang: konsep ini merujuk pada penekanan terhadap jarak dan luasan wilayah terhadap suatu aktivitas ekonomi
Tempat:berbeda dengan ruang, konsep ini menekankan pada aspek sosial seperti keadaan sosial-politik, budaya dan komoditas ekonomi.
Batasan atau skala: Batasan atau skala digunakan untuk memudahkan tipologi fisis dari suatu kawasan karena kondisi tiap wilayah yang berbeda-beda[3]
Ruang: konsep ini merujuk pada penekanan terhadap jarak dan luasan wilayah terhadap suatu aktivitas ekonomi
Tempat:berbeda dengan ruang, konsep ini menekankan pada aspek sosial seperti keadaan sosial-politik, budaya dan komoditas ekonomi.
Batasan atau skala: Batasan atau skala digunakan untuk memudahkan tipologi fisis dari suatu kawasan karena kondisi tiap wilayah yang berbeda-beda[3]
Tambang emas Grasberg di Puncak Jaya, aktivitas ekonomi dan pertambangan akan sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis dari wilayah tersebut
Sejarah dan latar belakang
sunting
Jarak merupakan salah satu faktor penghambat utama dari aktivitas ekonomi manusia dan kondisi geografis sangat mempengaruhi seberapa besar jarak yang ditempuh untuk mengadakan suatu aktivitas ekonomi. Tidak hanya jarak, kondisi geografis juga dapat mempengaruhi budaya serta komoditas pada suatu wilayah sehingga hal ini juga mempengaruhi produksi dan permintaan barang dan jasa pada wilayah tersebut. Kemudian perkembangan ilmu kartografi menjadi salah satu pijakan dari percepatan aktivitas ekonomi manusia pada masa lampau. Penjelajah-penjelajah pada masa awal peradaban manusia tidak hanya mendeskripsikan suatu wilayah berkaitan dengan aspek visual dari bentang alamnya, namun juga didalamnya termasuk aktivitas keseharian manusia serta entitas yang diproduksi dari suatu wilayah, seperti yang ditemukan pada tujuh peta dari daerah Qin, Tiongkok yang merujuk pada abad ke 4 SM.[4] Setelah itu kartografi makin berkembang pada era kolonialisme bangsa Eropa yang ingin menemukan wilayah penghasil sumber daya baru di daerah Amerika, Afrika dan Asia. Beberapa tokoh modern yang kontribusinya sering dikaitkan dengan geografi ekonomi diantaranya: Alfred Weber, Alfred Marshall, Jeffrey Sachs, Paul Krugman dan sebagainya.[2]
Komentar
Posting Komentar