KERAJAAN SARAWAK

Kerajaan Sarawak awalnya didirikan seorang pangeran dari Kesultanan Brunei yaitu Pangeran Muda Tengah bin Sultan Muhammad Hasan, Sultan Brunei ke-9. Berdirinya Kerajaan Sarawak ini bermula ketika wilayah Sarawak itu diberikan kepada Pangeran Muda Tengah oleh Abangnya yang adalah Sultan Brunei yang memerintah pada saat itu yaitu Sultan Abdul Jalilul Akbar. Maka kemudian pada sekitar tahun 1627 M didirikanlah Kesultanan Sarawak yang merupakan Kerajaan pertama di wilayah Sarawak dengan Pangeran Muda Tengah bin Sultan Muhammad Hasan sebagai Sultan Sarawak / Raja Sarawak yang pertama dengan gelar Sultan Ibrahim Ali Omar Shah yang lebih populer dengan sebutan Sultan Tengah atau Raja Tengah dengan pusat pemerintahan disekitar Kota Kuching sekarang. Dengan demikian berarti Sultan Tengah atau Raja Tengah inilah yang pertama kali membuka wilayah yang kemudian menjadi Kota Kuching yang sekarang ini. Kerajaan Sarawak 1842–1946 Bendera Sarawak Bendera {{{coat_alt}}} Lambang Semboyan: Dum Spiro Spero Lagu kebangsaan: Sarawak Bahagia Duration: 1 menit dan 3 detik.1:03 Lokasi Sarawak Status Protektorat Britania Raya Ibu kota Kuching Bahasa yang umum digunakan Bahasa Inggris, Iban, Melayu, Tionghoa Demonim Sarawakian Pemerintahan Monarki Rajah Koloni Mahkota Sarawak adalah sebuah koloni mahkota Britania yang dibentuk pada 1946 tak lama setelah pembubaran Administrasi Militer Britania. Koloni Mahkota Sarawak 1946–1963 Bendera Sarawak Bendera {{{coat_alt}}} Lambang Lagu kebangsaan: God Save the Queen Ibu Pertiwiku Duration: 1 menit dan 23 detik.1:23 Lokasi Sarawak Status Koloni Britania Raya Ibu kota Kuching Bahasa yang umum digunakan Inggris, Iban, Melayu, Tionghoa Pemerintahan Koloni mahkota Era Sejarah Imperialisme baru • Sarawak dijadikan Koloni Mahkota 30 Juni 1946 • Kemerdekaan 22 Juli 1963 • Perjanjian Malaysia 16 September 1963 Mata uang dolar Sarawak, kemudian dolar Malaya dan Borneo Britania Didahului oleh Digantikan oleh Administrasi Militer Britania (Borneo) Malaysia Sekarang bagian dari Malaysia Sunting kotak info Sunting kotak info • Lihat • Bicara Info templat Gubernur Koloni Mahkota Britania Sarawak Gelar His Excellency Kediaman The Astana Ditunjuk oleh Raja George VI digantikan pada 1952 oleh Ratu Elizabeth II Pejabat perdana Sir Charles Noble Arden-Clarke Dibentuk 1946-1963 Pejabat terakhir Sir Alexander Waddell Jabatan dihapus 16 September 1963 (Pembentukan Federasi Malaysia)[1] Administrasi sunting Gubernur Koloni Mahkota Britania Sarawak (Melayu: Tuan Yang Terutama Gabenor Koloni Mahkota British Sarawak) adalah sebuah jabatan yang dibuat oleh Pemerintahan Britania untuk wilayah Sarawak dari Afministrasi Brooke pada 1946. Pelantikannya dilakukan oleh Raja George VI, dan kemudian Queen Elizabeth II sampai kemerdekaan Sarawak pada 22 Juli 1963 dan pembentukan Federasi Malaysia pada 1963.[1] Setelah pembentukan Malaysia, gelar tersebut diubah menjadi 'Tuan Yang Terutama Yang di-Pertua Negeri Sarawak' dan pelantikannya dilakukan oleh Yang di-Pertuan Agong atau Raja Malaysia. Tempat tinggal resmi Gubernur Sarawak pada waktu itu adalah The Astana, yang terletak di Tepi Utara Sungai Sarawak. Daftar Gubernur Koloni Mahkota Sarawak sunting No. Nama Mengambil jabatan Meninggalkan jabatan Catatan 1. Sir Charles Noble Arden-Clarke 26 Oktober 1946 26 Juli 1949 Gubernur Koloni Mahkota Sarawak Pertama 2. Sir Duncan George Stewart 14 November 1949 10 Desember 1949 Dibunuh oleh Rosli Dhobi ketika berkunjung ke Sibu pada 3 Desember 1949 3. Sir Anthony Foster Abell 4 April 1950 15 November 1959 Aslinya dilantik untuk masa jabatan selama 3 tahun saja, namun masa jabatannya diperpanjang sampai 1959. Ia kemudian menjadi salah satu anggota Komisi Cobbold. 4. Sir Alexander Waddell 23 Februari 1960 22 Juli 1963 Gubernur Sarawak terakhir. Hari Kemerdekaan Sarawak (juga disebut sebagai Hari Sarawak) adalah sebuah hari libur nasional yang dirayakan pada 22 Juli setiap tahun oleh Sarawak memperingati pembentukan pemerintahan sendiri dan secara de facto merdeka pada 22 Juli 1963.[1][2][3][4][5] Hari libur tersebut baru dirayakan oleh masyarakat dan pemerintah negara Sarawak sejak 2012, setelah ketidaksetujuan publik terhadap Hari Kemerdekaan Malaysia yang dipandang terlalu mengunggulkan suku Melayu yang merasa superior di Malaysia.[6][7][8] Hari Kemerdekaan Sarawak Hari Sarawak Nama resmi Hari Kemerdekaan Sarawak; Hari Sarawak Dirayakan oleh Sarawak Jenis Negara berdaulat Makna Menandai pendirian pemerintahan sendiri di Sarawak Tanggal 22 Juli Frekuensi tahunan Bendera Kerajaan Sarawak digunakan sebagai bendera negara Sarawak pertama setelah meraih kemerdekaan pada 22 Juli 1963. Meskipun secara de facto wilayah Sarawak adalah negara berdaulat, namun secara de jure wilayah ini masih didefinisikan sebagai negeri bagian (atau provinsi) Malaysia oleh Persekutuan Malaysia.[9] • 1841–1868 James Brooke • 1868–1917 Charles Anthoni Johnson Brooke • 1917–1946 Charles Vyner Brooke Legislatif Dewan Negeri Era Sejarah Imperialisme Baru • Kemerdekaan 18 Agustus 1842 • Protektorat 14 Juni 1888 • Digabung ke Britania Raya 30 Juni 1946 • Federasi 16 September 1963 Luas 124.450 km2 (48.050 sq mi) Mata uang Dolar Sarawak Didahului oleh Digantikan oleh ksl Brunei Koloni Mahkota Sarawak Pendudukan Jepang di Borneo Britania Sunting kotak info Sunting kotak info • Lihat • Bicara Info templat Sultan Tengah / Raja Tengah itu kemudian menurunkan zuriatnya di Sambas yang mana keturunan Baginda itu kemudian turun temurun menjadi Sultan-Sultan Sambas. Namun setelah Sultan Tengah wafat pada sekitar tahun 1657 M, karena situasi dan kondisi tertentu, anak Baginda tidak diangkat sebagai penggantinya yang meneruskan tahta Kesultanan Sarawak itu tetapi Negeri Sarawak itu kemudian dikembalikan ke pemerintahan Kesultanan Brunei yang kemudian oleh Sultan Brunei diangkat seorang Wakil Sultan Brunei di wilayah Sarawak itu dengan gelar Pangeran Indra Mahkota. Sehingga dengan demikian Sultan Tengah atau Raja Tengah itu adalah Sultan Sarawak yang pertama dan sekaligus sebagai Sultan Sarawak yang terakhir. Selanjutnya pada masa Pangeran Indra Mahkota yang ke-3 yaitu Pangeran Indra Mahkota Muhammad Saleh, yaitu pada sekitar tahun 1834 M, seorang Saudagar yang juga mantan tentara Inggris yang bernama James Brooke datang ke Sarawak dan bertemu dengan Pangeran Indra Mahkota Muhammad Saleh itu. James Brooke ini yang memang sangat berambisi untuk menjadi Seorang Raja Melayu itu kemudian melihat peluang bahwa ia dapat memperoleh kekuasaan di wilayah Sarawak ini. Maka kemudian setelah berhasil mempengaruhi Pangeran Muda Hasyim yaitu seorang tangan kanan (kepercayaan) Sultan Brunei saat itu, Pangeran Indra Mahkota Muhammad Saleh disingkirkan dan kemudian sebagai gantinya James Brooke diangkat oleh Sultan Brunei sebagai Gubernur di wilayah Sarawak itu. Dalam waktu kurang dari 10 tahun kemudian James Brooke dengan strategi liciknya berhasil mengkhianti Sultan Brunei sehingga kemudian wilayah Sarawak terlepas dari kekuasaan Kesultanan Brunei yaitu pada tahun 1842 M. Setelah itu maka James Brooke mengumumkan dirinya sebagai "Raja" yang kemudian disebut orang dengan sebutan Raja Putih Sarawak atau Rezim Brookes. Setelah menjadi Raja Sarawak yang wilayah pemerintahannya berdampingan dengan pemerintahan Kesultanan Brunei, James Brooke ini dengan berbagai strategi licik dan kekuatannya yang semakin besar dengan tentunya dukungan British dibelakangnya, kembali merongrong wilayah kekuasaan Kesultanan Brunei lainnya sehingga dari masa ke masa wilayah Kesultanan Brunei menjadi semakin kecil hinggalah seperti yang ada sekarang ini. Dalam pandangan para Sejarawan dan Pemerhati Sejarah bahwa bila disebutkan "Kesultanan Sarawak" maka itu adalah merujuk kepada Kerajaan Sarawak yang didirikan oleh Sultan Tengah sedangkan bila disebutkan "Kerajaan Sarawak" maka itu adalah merujuk kepada Kerajaan Sarawak yang didirikan oleh James Brooke. Kerajaan Sarawak adalah negara yang didirikan oleh Sir James Brooke tahun 1842 dengan memperoleh kemerdekaan dari Kesultanan Brunei. Pada tahun 1888, Charles Anthony Johnson Brooke, penerus James Brooke, menerima menjadi Protektorat Britania. Kerajaan ini terus menjadi Protektorat sampai tahun 1946, ketika penguasa ketiga, Charles Vyner Brooke, menyerahkan haknya kepada Britania Raya. Jadi Kerajaan Sarawak yang didirikan oleh Sultan Tengah itu jauh lebih dahulu yaitu pada tahun 1627 M sebagai Kerajaan yang pertama di wilayah Sarawak yang kemudian pada sekitar tahun 1660 M diganti dengan pemerintahan Wakil Sultan Brunei di wilayah Sarawak dengan gelar Pangeran Indra Mahkota. Pada sekitar Tahun 1840 M, Pemerintahan Pangeran Indra Mahkota digantikan dengan pemerintahan Gubernur Sarawak yang dipimpin olej James Brooke yang masih berada di bawah kekuasaan Kesultanan Brunei hingga kemudian James Brooke merebut kekuasaan wilayah Sarawak itu dari Sultan Brunei dan mendirikan pemerintahan sendiri di Sarawak pada tahun 1842 M. Dengan demikian urutan pemerintahan yang pernah memerintah di wilayah Sarawak adalah: Kesultanan Sarawak di bawah pemerintahan Sultan Ibrahim Ali Omar Shah yang populer dengan sebutan Sultan Tengah atau Raja Tengah dari tahun 1627 M hingga tahun 1657 M, kemudian digantikan dengan pemerintahan Wakil Sultan Brunei di Sarawak dengan gelar Pangeran Indra Mahkota, mulai dari Pangeran Indra Mahkota ke-1 hingga Pangeran Indra Mahkota ke-7 yaitu dari tahun 1657 M hingga tahun 1834 M, lalu digantikan dengan pemerintahan Gubernur Sarawak James Brooke yang berada di bawah Kesultanan Brunei dari tahun 1840 M sampai tahun 1842 M, lalu pemerintahan James Brooke dan keturunannya sebagai Raja Putih Sarawak dari tahun 1842 M hingga diserahkannya kekuasaan pemerintahan Sarawak itu oleh Pemerintah Britania kepada Pemerintahan Persekutuan Tanah Melayu hingga kemudian menjadi Pemerintahan Negeri Sarawak seperti yang ada sekarang ini. Daftar Raja Kerajaan Sarawak sunting Zaman Kesultanan Sarawak Sultan Ibrahim Ali Omar Shah/sultan Tengah/Raja tengah memerintah kesultanan Sarawak (yang berakhir apabila dia dibunuh oleh seorang pengikutnya[1][2]) (1627-1657) Zaman Kerajaan Sarawak (diperintah Oleh Raja Putih) James Brooke (Raja Putih sarawak Pertama) (1841-1868) Charles Anthoni Johnson Brooke (Raja Putih sarawak Kedua) (1868-1917) Charles Vyner Brooke (Raja Putih sarawak Ketiga) (1868-1946)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi