Japanofilia

Japanophilia adalah ketertarikan yang kuat pada budaya, masyarakat, dan sejarah Jepang. [1] Dalam bahasa Jepang, istilah untuk Japanophile adalah "shinnichi" (親日) , dengan " shin (親) " yang setara dengan awalan bahasa Inggris 'pro-' dan " nichi (日) ", yang berarti "Jepang" (seperti dalam kata untuk Jepang "Nippon/Nihon" (日本) ). Istilah ini pertama kali digunakan pada awal abad ke-18, dan cakupannya berubah seiring berjalannya waktu. Kebalikannya adalah Japanophobia . Ilmu yang mempelajari Jepang adalah Japanology .


Lafcadio Hearn (foto) , seorang Japanophile Barat awal, memperkenalkan banyak budaya dan sejarah Jepang ke Barat.
Penggunaan awal
sunting
Istilah Japanophile berasal dari akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19, sebelum Jepang menjadi lebih terbuka terhadap perdagangan luar negeri. Carl Peter Thunberg dan Philipp Franz von Siebold membantu memperkenalkan flora, karya seni, dan objek Jepang lainnya ke Eropa yang menarik minat. [2] [3] Lafcadio Hearn , seorang penulis Irlandia-Yunani yang menetap di Jepang pada abad ke-19, digambarkan sebagai "seorang Japanophile yang terkonfirmasi" oleh Charles E. Tuttle Company dalam kata pengantar beberapa bukunya. [4] Orang lain mungkin termasuk Jules Brunet , seorang perwira Angkatan Darat Perancis yang memainkan peran terkenal dalam Perang Boshin Jepang .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi