Kerusuhan anti Muslim di Sri Lanka (2014)

Kerusuhan anti-Muslim tahun 2014 di Sri Lanka adalah kerusuhan agama dan etnis pada bulan Juni 2014 di barat daya Sri Lanka . Umat Muslim dan harta benda mereka diserang oleh umat Buddha Sinhala di kota Aluthgama , Beruwala dan Kota Dharga di Distrik Kalutara . Setidaknya empat orang tewas dan 80 lainnya luka-luka. [5] Ratusan orang kehilangan tempat tinggal setelah serangan terhadap rumah, toko, pabrik, masjid, dan taman kanak-kanak. [6] 10.000 orang (8.000 Muslim dan 2.000 Sinhala) mengungsi akibat kerusuhan tersebut. [7] Kerusuhan tersebut menyusul aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh Bodu Bala Sena (BBS), sebuah kelompok Buddha garis keras. [8] BBS banyak disalahkan karena menghasut kerusuhan namun mereka menolak bertanggung jawab. [9] [10] [11] Media arus utama di Sri Lanka menyensor berita tentang kerusuhan tersebut berdasarkan perintah dari pemerintah Sri Lanka. [12]

Kerusuhan Anti-Muslim di Sri Lanka
Kerusuhan anti-Muslim 2014 di Sri Lanka terletak di Sri LankaAluthgamaAluthgamaBeruwalaBeruwalaWelipennaWelipennaPanaduraPanaduraBandaragamaBandaragama
Lokasi
Distrik Kalutara , Sri Lanka
Tanggal
15 Juni 2014 - 17 Juni 2014
Target
terutama warga sipil Muslim
Senjata
Senjata api , tongkat , pisau , bom molotov , pedang dan batu
Meninggal
4 [1]
Terluka
80 [2]
Korban
10.000 [3]
Pelaku
Kelompok nasionalis Buddha Sinhala : terutama Bodu Bala Sena [4]

Latar belakang
sunting

Aluthgama
Sejak tahun 2012 telah terjadi sejumlah serangan terhadap minoritas Muslim di Sri Lanka yang dilakukan oleh mayoritas umat Buddha. [13] [14] Bodu Bala Sena (BBS) telah terlibat dalam berbagai kampanye anti-Muslim. [15] [16]

Di Poson Poya (12 Juni 2014) biksu Buddha Ayagama Samitha dan sopirnya diduga diserang oleh umat Islam di Kota Dharga . [17] Massa dari kuil Samitha, bersama dengan pendeta, menyerbu Kantor Polisi Aluthgama menuntut tindakan segera diambil. [18] Tiga Muslim ditangkap dan ditahan hingga 25 Juni 2014 oleh pengadilan. [18] Malam itu situasi tegang muncul di Aluthgama ketika sekelompok umat Buddha Sinhala mulai memprotes dugaan penyerangan tersebut. [17] Protes tersebut berubah menjadi kekerasan dan massa mulai melemparkan batu ke arah polisi dan menyerang toko-toko Muslim. [19] [20] Menteri Pemerintahan Kumara Welgama dan Rohitha Abeygunawardena mengunjungi lokasi kejadian untuk membereskan situasi namun kendaraan Welgama dilempari batu oleh massa. [17] Polisi terpaksa menggunakan gas air mata terhadap para pengunjuk rasa. [17] Tiga orang ditangkap atas kekerasan tersebut. [21]

Pada tanggal 15 Juni 2014 BBS mengadakan aksi unjuk rasa di Kota Aluthgama, Beruwala dan Dharga di Kabupaten Kalutara . [22] Dihadapan massa yang bersorak-sorai di Aluthgama, pemimpin BBS Galagoda Aththe Gnanasaara mengancam "Di negara ini kita masih memiliki polisi Sinhala ; kita masih memiliki tentara Sinhala . Setelah hari ini jika ada satu Marakkalaya [Muslim, dalam konteks digunakan secara menghina] atau beberapa paraya lainnya [alien, orang buangan, juga istilah yang menghina] menyentuh satu orang Sinhala…..itu akan menjadi akhir mereka." [23] [24] [25]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi