Rajputana dan Dinasti Gurjara

Rajputana (bahasa Hindi: राजपूताना) adalah sebuah nama yang diadopsi oleh pemerintah Inggris atas merdekanya sebuah negara bagian India yang kini disebut sebagai wilayah Rajasthan.[1] Dalam wilayah Rajputana terdapat 18 negara yang dipimpin adipati,dan distrik Inggris Ajmer-Merwara.[1] Penamaan wilayah oleh kolonialis Inggris ini tetap resmi hingga digantikan dengan nama Rajasthan menurut konstitusi pada tahun 1949.[1]


Gambar wilayah Rajputana dalam peta.
George Thomas adalah orang pertama yang menamai wilayah ini dengan sebutan Rajputana pada tahun 1800 Masehi.[2] Sejarawan John Keay dalam bukunya, India: A History menyatakan bahwa nama Rajputana diciptakan oleh orang Inggris, tetapi kata tersebut telah memiliki perubahasan secara retrospektif dari kata aslinya: dalam sebuah buku terjemahan Islamic India tahun 1829 karya Ferishta tentang awal Islam India, John Briggs membuang frase Indian Prince (pangeran India), dan diganti mejadi Rajpoot Prince (pangeran Rajput).[2] Pada dasarnya wilayah Rajputana adalah negara Gurjars.[2] Sejarawan RC Majumdar menjelaskan bahwa wilayah tersebut sebelumnya telah dikenal sebagai wilayah Gurjaratra yang sekarang bernama Gujarat, lalu kemudian disebut Rajputana, setelah datangnya orang-orang Islam memasuki wilayah tersebut.[2]

Dinasti Gurjara-Pratihara adalah salah satu kekaisaran utama selama Akhir Periode Klasik di anak benua India, yang memerintah sebagian besar India Utara dari pertengahan abad ke-8 hingga abad ke-11. Pusat pemerintahan pertama kali di Ujjain dan kemudian di Kannauj.

Kekaisaran Gurjara Pratihara
730an–1036 M
Extent of the Pratihara Empire
Wilayah terluas Kekaisaran Pratihara (hijau)
Status
Kekaisaran
Ibu kota
Ujjain
Kannauj
Bahasa yang umum digunakan
Sanskrit, Prakrit
Agama
Hindu
Pemerintahan
Monarki
Maharajadiraja
 
• 730–760
Nagabhata I
• 1024–1036
Yasahpala
Era Sejarah
Akhir Klasik India
• Didirikan
730an
• Penaklukan Kannauj oleh Mahmud Ghaznawiyah
1008 M
• Dibubarkan
1036 M
Didahului oleh Digantikan oleh
 dns Pushyabhuti
 ksr Harsha
Chandela 
dns Paramara 
Kalachuri Tripuri 
ksl Ghurid 
dns Chavda 
Chahamana Shakambhari 
 
Sekarang bagian dari
 India

Gurjara-Pratihara berperan penting dalam mengendalikan pasukan Arab yang bergerak ke timur Sungai Indus. Nagabhata I mengalahkan tentara Arab di bawah Junaid dan Tamin selama kampanye Umayyah di India. Di bawah Nagabhata II, Gurjara-Pratihara menjadi dinasti paling kuat di India utara. Dia digantikan oleh putranya Ramabhadra, yang memerintah sebentar sebelum digantikan oleh putranya, Mihira Bhoja. Di bawah Bhoja dan penggantinya Mahendrapala I, Kekaisaran Gurjara-Pratihara mencapai puncak kemakmuran dan kekuasaannya. Dimana luas wilayahnya menyaingi Kekaisaran Gupta yang membentang dari perbatasan Sindh di barat ke Bengal di timur dan dari Himalaya di utara ke daerah yang melewati Narmada di selatan. Ekspansi memicu perebutan kekuasaan tiga negara dengan kekaisaran Rashtrakuta dan Pala untuk menguasai anak benua India. Selama periode ini, Kekaisaran Pratihara mengambil gelar Maharajadhiraja dari Āryāvarta (Raja Agung dari Raja-raja India).

Gurjara-Pratihara dikenal dengan pahatan, panel berukir dan kuil gaya paviliun terbuka. Perkembangan terbesar gaya bangunan kuil mereka adalah di Khajuraho , sekarang menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO.

Kekuatan Pratihara melemah karena perselisihan dinasti dan terus melemah sebagai akibat dari serangan besar yang dipimpin oleh penguasa Rashtrakuta Indra III pada sekitar 916 yang menduduki Kannauj. Penguasa selanjutnya tidak pernah mendapatkan kembali pengaruh seperti sebelumnya. Wilayah yang kuat, satu demi satu melepaskan kesetiaan mereka sampai pada akhir abad ke-10, penguasa Pratihara mengendalikan tidak lebih dari Doab Gangga. Raja penting terakhir mereka, Rajapala diusir dari Kannauj oleh Mahmud dari Ghaznawiyah pada 1018.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi