Suku Durian (Klan/Marga)




Suku Durian

Durian, dengan nama latinnya Durio zibethinus, merupakan buahan asli Asia Tenggara. Berjuluk “King of Fruit”, raja segala buah, namun sering membuat kontroversi, banyak orang yang menyukainya, namun banyak juga orang yang menolak aromanya. Durian termasuk buah yang mengenal musim, tidak berbuah sepanjang tahun. Walaupun berbuah pada musimnya, namun musim durian tidak serentak di seluruh wilayah, sehingga kita bisa berburu buah durian dalam waktu yang relatif panjang.

Di Muara Labuh, sebuah daerah di Kabupaten Solok Selatan, durian tidak mengenal musim. Setiap saat, setiap hari, sepanjang tahun kita bisa menemukan durian di sini. Durian apakah itu gerangan?

Di Muara Labuh, durian merupakan nama salah satu sukunya. Seperti halnya suku Jambak, Pisang, atau Dalimo, nama sukunya diambil dari nama buah-buahan, masyarakat Muara Labuh menamai salah satu sukunya dengan nama suku Durian. Jadi yang setiap hari ditemui di Muara Labuh adalah masyarakat suku Durian.

Suku Durian adalah suku khas, suku yang hanya ditemukan di Muara Labuh saja, atau dalam wilayah yang secara adat disebut Alam Surambi Sungai Pagu. Suku Durian tidak ditemukan di wilayah lain di Provinsi Sumatera Barat, hanya ditemukan di Kabupaten Solok Selatan. Tidak pula di semua nagari kita bisa menemukan suku Durian. Suku Durian hanya tersebar di Nagari Adat Pasir Talang, Koto Baru, dan Alam Pauh Duo. Dalam administrasi pemerintahan nagari saat ini, suku Durian tentunya juga tersebar di nagari-nagari pemekaran dari tiga nagari adat itu.

Kita coba menyigi lebih dalam suku Durian di Alam Surambi Sungai Pagu ini. Kita mulai dari Alam Surambi Sungai Pagu dulu. Alam Surambi Sungai Pagu merupakan sebuah kerajaan penting di kawasan Kabupaten Solok Selatan saat ini yang memiliki hubungan kekerabatan dengan Karajaan Pagaruyung. Pada masa kejayaannya, wilayah Kerajaan Alam Surambi Sungai Pagu ini menyebar sampai ke wilayah Banda Sapuluah yang saat ini masuk dalam administrasi Kabupaten Pesisir Selatan. Wilayah Banda Sapuluah itu mulai dari Salido di utara sampai Air Haji di selatan. Wilayah Alam Surambi Sungai Pagu ini sangat luas, meliputi wilayah dataran tinggi sampai ke dataran rendah di pantai barat Sumatera.
Kerajaan Alam Surambi Sungai Pagu berpusat di Nagari Pasir Talang. Nagari Pasir Talang ini memiliki kaampek suku yang terdiri dari; a). Suku Malayu IV Nyinyiak, b). Suku Panai III Ibu,  c). Suku Tigo Lareh Nan Bakapanjangan, dan d). Suku Kampai Nan XXIV. Itu nomenklatur resminya secara adat, namun dalam sebutan singkatnya hanya disebut suku Malayu, suku Panai, suku Tigo Lareh, dan suku Kampai, saja. Lalu suku Durian berada dimana?

 

Kaampek suku tersebut, masing-masing berkumpul sejumlah suku di dalamnya. Suku Malayu IV Nyiniyak ini sendiri terbagi menjadi empat suku yaitu, a). Seperempat Durian V Ruang, b). Suku Bariang IV Paruik, c). Suku Koto Kaciak IV Paruik, dan d). IV Suku Melayu Paruik. Itu juga nama lengkapnya menurut adat, namun dalam kehidupan sehari-hari hanya disebut suku Durian, suku Bariang, suku Koto Kaciak, dan suku Malayu. Maka suku Durian pun dimasukkan ke dalam kumpulan suku Malayu IV Nyiniyak.  

 

Nomenklatur suku Durian ini memang mengacu pada nama buah durian. Tambahan limo ruang di belakangnya semakin membuat imajinasi kita akan durian makin tinggi, terdapat lima ruang dalam buah durian tempat bersemayamnya sang raja buah. Lupakan dulu imajinasi itu, penamaan Durian V Ruang itu melambangkan bahwa terdapat 5 penghulu pucuk dalam suku Durian. Kalau pada suku lain penghulu pucuaknya dilambangkan dengan istilah paruik, Bariang IV Paruik, berarti ada 4 penghulu pucuak di dalam suku Bariang.  

 


Lalu dimana saja suku Durian tersebar? Suku Durian terbatas nagari sebarannya. Ia tersebar hanya di Nagari Pasir Talang, Koto Baru, dan Alam Pauh Duo. Karena terbatas nagari sebarannya, jadi tak banyak orang yang mengenal suku Durian. Suku Durian tidak menjadi suku yang familiar bagi orang Luhak Nan Tigo. Mungkin bagi masyarakat Kabupaten Solok, yang dekat dengan Muara Labuh, belum tentu mengenal durian sebagai suku.




Nagari sebaran suku Durian di Kabupaten Solok Selatan



Penyebaran penduduk Alam Surambi Sungai Pagu sampai ke Banda Sapuluah di Kabupaten Pesisir Selatan. Lalu kenapa suku Durian tidak menyebar pula ke daerah ini mengikuti penyebaran penduduk Alam Surambi Sungai Pagu ke Banda Sapuluah? Sebenarnya suku-suku yang eksis di Banda Sapuluah saat ini adalah suku yang sama dengan daerah asalnya di Alam Surambi Sungai Pagu, namun terdapat sedikit perbedaan.

 

Di Alam Surambi Sungai Pagu, kaampek suku Malayu komprehensif atas empat suku meliputi suku Malayu, Durian, Bariang, dan Koto Kaciak. Di Banda Sapuluah, kaampek suku Malayu juga terbagi atas empat suku, namun namanya berbeda. Di Banda Sapuluah, suku pecahan dari Malayu adalah Malayu Tangah, Malayu Koto Kaciak, Malayu Bariang, dan Malayu Durian. Ada tambahan Malayu di depannya. Jadi suku Durian di wilayah Banda Sapuluah memiliki nama “Malayu Durian”. Melalui data sekunder, suku Malayu Durian di Banda Sapuluh ada di Nagari Surantiah, Ampiang Parak, Kambang, Palangai, Sungai Tunu, dan Punggasan. Kalau ada di nagari lainnya, boleh isi di kolom komentar.

 

Di luar kawasan Banda Sapuluah sulit ditemukan suku Malayu Durian. Suku Malayu Durian terdata ada di Nagari Abai (Kecamatan Sangir Batang Hari Kab. Solok Selatan) yang berada dalam wilayah adat Rantau XII Koto dan di Nagari Lunang (Kecamatan Lunang Kab. Pesisir Selatan).

 


Dilihat dari peta penyebaran Suku Durian dan suku Malayu Durian, kedua suku ini  terbatas penyebarannya, hanya di kawasan selatan Provinsi Sumatera Barat. Apakah ada suku Malayu Durian di nagari lain?  (Bimbi Irawan)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi