KEBIJAKAN PINTU TERBUKA

 Kebijakan Pintu Terbuka adalah kebijakan luar negeri Amerika Serikat pada tahun 1899 yang memberikan akses ke Tiongkok kepada kekuatan-kekuatan imperial. Kebijakan ini berasal dari praktik perdagangan Britania Raya, seperti yang dapat dilihat dalam traktat yang dibuat dengan Dinasti Qing setelah Perang Candu Pertama (1839–1842).[1] Setelah memperoleh Kepulauan Filipina, dan saat Tiongkok tampaknya akan dibagi-bagi oleh negara-negara Eropa dan Jepang, Amerika Serikat merasa kepentingan perdagangannya di Tiongkok terancam. Sekretaris Negara Amerika Serikat John Hay mengirim pesan ke negara-negara besar (Prancis, Jerman, Britania, Italia, Jepang, dan Rusia), dan meminta agar mereka mendeklarasikan secara resmi bahwa mereka akan menjunjung tinggi integritas wilayah dan administratif Tiongkok dan tidak akan mengganggu penggunaan pelabuhan-pelabuhan bebas di wilayah Tiongkok. Berdasarkan kebijakan ini, semua negara Eropa dan Amerika Serikat boleh berdagang dengan Tiongkok.[2]

Sebuah kartun politik AS tahun 1899: Paman Sam (AS) menuntut akses Pintu Terbuka untuk berdagang dengan Tiongkok sedangkan negara-negara besar Eropa merencanakan untuk memotong peta Tiongkok untuk diri mereka masing-masing.

Negara-negara tersebut mencoba menghindari permintaan Hay dengan menyatakan bahwa mereka baru dapat menjamin bila negara lain juga menjamin. Namun, pada Juli 1900, Hay mengumumkan bahwa negara-negara tersebut pada dasarnya sudah setuju. Meskipun begitu, persaingan yang memperebutkan konsesi hak jalur kereta api, pertambangan, pinjaman, dan pelabuhan perdagangan masih berlanjut.[2]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi