BAGAIMANA BELANDA MENGENDALIKAN BANJIR, PADAHAL MERUPAKAN DATARAN DI BAWAH PERMUKAAN LAUT?

 Sebenarnya banjir bandang pernah terjadi di Belanda tahun 1953, menghancurkan banyak bangunan serta membinasakan manusia dan hewan-hewan di kawasan yang terkena banjir. Namun, sejak saat itu pula orang-orang Belanda berevolusi dengan menciptakan kawasan yang lebih siap air.

Karya arsitektur Belanda dalam menanggulangi banjir ini diberi nama “Delta Work”. Inilah pagar air yang menyelamatkan Belanda di setiap badai sekarang.

Ukuran 1 pagar itu sebesar Eiffel Tower di Paris, jadi pagar ini sebesar 2 Eiffel Tower dijadikan 1. Layaknya pagar pada umumnya, pagar air ini bisa dibuka apabila ada kapal yang akan lewat (karena rute ini adalah rute perdagangan).

Delta works ini juga dibuat fleksible untuk mampu membuka dan menutup air karena environment ecosystem yang mereka sepakati tidak ingin mereka rusak. Ketika sebuah bendungan hanya bisa tertutup saja, nantinya ekosistem perairan seperti sungai tidak akan mengalir dengan baik dan juga menghancurkan habitat hewan-hewan yang hidup di perairan. Itulah mengapa sustainable waterplan dirancang agar kebutuhan manusia terpenuhi tanpa mengurangi esensi keberadaan ekosistem makhluk lainnya di Belanda.

Disini saya pula mau menyebutkan dari sisi arsitektur atau desain kota-kota di Belanda yang memang dibangun dengan konsep sustainable terhadap banjir. Saya mau menjelaskan desain kota Rotterdam, karena saya rasa mereka yang paling terkenal dengan kerendahan kotanya dan juga arsitekturnya.

  • Groene Daken (Green Rooftop)

Groene Daken itu konsep atap bangunan yang banyak penghijauannya. Hal ini dibangun karena apabila ada air hujan turun, nantinya bakal diserap sama tanaman-tanaman yang ada di atap itu.

  • Blauwe Verbinding (Blue Connection)

Ini sebenarnya seperti tempat mengalir nya air layaknya selokan di Indonesia (versi bersihnya). Nah, nantinya apabila ada jumlah air yang berlebih di kota, dapat mengalir dengan baik lewat rute air ini. Lalu, rute air ini kadang dipakai untuk berkano oleh orang-orang sekitar yang mau rekreasi.

Di Indonesia rata-rata selokan nya terlalu kecil dan sempit, makanya air tidak bisa mengalir dengan baik. Kadang malah terlalu banyak sampah - macet deh airnya tidak mengalir lagi dan hal ini mengakibatkan kebanjiran di daerah sekitar.

  • Creative Water-Storage

Jalanan dibangun diatas bendungan air alami mereka. Di Indonesia penerapan seperti ini masih sulit karena memang sudah terlalu padat penduduknya. Saya rasa, justru macet kalau di Jakarta dibangun seperti ini.

Ini namanya Benthemplein. Seperti alun-alun di Indonesia namun bedanya alun-alun nya bisa beralih fungsi menjadi tempat penyimpanan air karena dibuat berundak-undak. Singkatnya konsepnya menjadi seperti ini:

Air hujan jadi banyak yang tertampung dan tidak menggenang mengenai rumah-rumah warga sekitar.

  • Dakpark

Sama konsepnya seperti Groene Daken, hanya saja biasanya Dakpark itu lebih luas karena dibangun di tempat (seperti ruko) untuk pusat perbelanjaan. Ini juga di desain seperti Dijk yang mana nantinya bisa menahan air agar tidak masuk ke pemukiman warga. Traditional Dijk itu berbentuk seperti ini:

Traditional dijk seperti ini banyak ditemui di kota-kota tua di Belanda. Sedangkan pada umumnya, kota-kota yang lebih baru sudah dirancang dan dibangun di fondasi yang mereka buat lebih tinggi daripada permukaan air.

Veel leesplezier!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi