MENGAPA TAHTA INGGRIS HARUS MEMILIKI SILSILAH HINGGA SOPHIA of HANOVER?

 

Ini akan panjang. Untuk mempersingkat waktu Anda, bisa saja Anda langsung membaca kesimpulan di ujung bawah tulisan.

Inggris dan berikutnya Britania Raya ini meski usianya secara kolektif lebih dari seribu tahun, tapi berkali-kali ada perebutan kekuasaan.

Dulunya Inggris ini berada dalam Era Heptarki

, sebuah era dimana Inggris terpecah menjadi 7 kerajaan, dan kemudian disederhanakan lewat berbapagi kampanye diplomasi dan militer menjadi 4, yaitu Northumbria, Wessex, Mercia, dan East Anglia. Empat kerajaan ini akhirnya disatukan lewat King Alfred the Great dari Kerajaan Wessex dan Dinasti Wessex.

Pada masa-masa awal penubuhan Inggris saja, bolak-balik Dinasti Wessex kena kudeta oleh para penjarah Nordik. Yang pertama adalah Sweyn Forkbeard

dari Dinasti Knytlinga yang mengalahkan King Æthelred the Unready . Æthelred the Unready sempat bertahta lagi, tapi lalu meninggal dan pewarisnya Edmund Ironside masih sangat muda. Edmund akhirnya dikudeta lagi oleh Cnut the Great , anak dari Sweyn Forkbeard.

Sesudah masa King Harthacnut

pada 1042, Dinasti Wessex sempat direstorasi lagi dan Edward the Confessor menjadi raja. Tapi Edward sendiri akhirnya dikudeta oleh Harold Godwinson yang sebetulnya masih punya garis pertalian darah dengan Edward.

King Harold lalu diserang oleh Duke William of Normandy. Penyerangan ini membuahkan hasil manis bagi William, dan dia mengangkat dirinya sebagai King William I of England

. Sejak saat ini, Dinasti Godwin tamat sudah riwayatnya, dan berkuasalah Dinasti Normandia.

Suksesi tahta pertama dalam sejarah Inggris terjadi ketika King Henry I

dari Dinasti Normandia tidak punya keturunan. Ada perebutan antara Stephen dari Dinasti Blois dan Matilda yang menikah dengan Geoffrey Plantagenet, Duke of Anjou. Terjadi sebuah kompromi. Stephen akan memerintah sampai akhir, lalu anak dari Matilda akan meneruskan tahta Stephen.

Praktis, kini Inggris diperintah oleh Dinasti Plantagenet. Dinasti Plantagenet ini pertalian darahnya dengan Dinasti Normandia sangat sedikit. Tapi, Dinasti Plantagenet mewarisi seluruh Inggris dan hampir setengah Prancis.

Soalnya mereka sendiri sudah menguasai wilayah Anjou, tapi mewarisi wilayah Normandia dan Inggris. Mereka disebut-sebut sebagai Inggris Angevin, atau Kekaisaran Angevin. Raja-raja Plantagenet disebut sebagai Kaisar Angevin atau Raja Angevinian.

Nah, masa paling kacau dalam suksesi Inggris dimulai sesudah Plantagenet.

Jadi King Edward III

secara tidak langsung membentuk dua dinasti kadet (dinasti cabang) baru dari Plantagenet lewat anak-anaknya yang tidak mewarisi tahta. Anak keempat Edward III yaitu John of Gaunt , diberi gelar Duke of Lancaster. Keturunan John of Gaunt akan melabeli diri sebagai Dinasti Lancaster. Anak kelima yaitu Edmund of Langley diberi gelar Duke of York dan keturunannya melabeli diri sebagai Dinasti York.

Sementara anak sulung dari Edward III, yaitu Edward the Black Prince

meninggal. Tapi dia sudah memiliki anak yang nantinya akan meneruskan Edward III menjadi King Richard II .

Richard II ini nantinya dikudeta oleh Dinasti Lancaster dengan bantuan Dinasti York dan Dinasti Northumberland. Dinasti Northumberland sendiri lebih tua dan merupakan Earl dari wilayah Northumberland. Wilayah ini sampai sekarang masih ada dan setingkat Duchy. Pemegang gelar ini sekarang adalah Lord Ralph Percy, 12th Duke of Northumberland

.

Tokoh dari Dinasti Lancaster yang naik tahta adalah Henry IV

. Henry IV nantinya akan punya anak Henry V yang menaklukkan Prancis di Pertempuran Agincourt alias Battle of Agincourt dan secara de jure berhasil merebut tahta Prancis, meski akhirnya tahta Prancis ini direbut lagi oleh keturunan King Charles of France.

Setelah Henry V wafat dan Henry VI anaknya juga wafat, barulah terjadi kekacauan kedua. Dinasti York dan Dinasti Lancaster saling berebut tahta selama setidaknya lima kali naik turun. Kekacauan Plantagenet, Lancaster, dan York ini akhirnya diselesaikan oleh King Henry VII

yang mengalahkan King Richard III , Raja York terakhir.

Kekacauan suksesi Inggris ini belum selesai. Masih panjang.

Henry VII ini sebetulnya adalah keturunan Lancaster. Henry VII menikahi Elizabeth of York

dan mempersatukan Dinasti Lancaster dan York. Nama dinasti ini berubah menjadi Dinasti Tudor.

Kekacauan berikutnya terjadi karena ulah King Henry VIII

, penerus Henry VII. Kekacauan Henry VIII ini kebanyakan karena sikap arogan, semena-mena terhadap wanita, dan juga opresif. Akibatnya Inggris hampir jatuh ke perang saudara dengan berbagai isu horizontal.

Henry VIII ini terkenal karena memancung Anne Boleyn dan pernah saya bahas di jawaban lain:

Jawaban Michael Lam untuk Mengapa nama Anne Boleyn begitu terkenal di Eropa?

Karena akhirnya garis keturunan Henry VIII habis pada Queen Elizabeth I

, akhirnya tahta diteruskan oleh sepupu jauh Elizabeth I yaitu King James I of England and VI of Scotland . Soal garis rumitnya suksesi antara Elizabeth I dan James I & VI of England & Scotland pernah saya bahas di jawaban lainnya. Pokoknya, keturunan raja Inggris sempat ada yang menikah dan beranak pinak dengan penguasa Skotlandia. Karena itu sejak James I & VI, Inggris dan Skotlandia masuk dalam suatu personal union.

Jawaban Michael Lam untuk Apakah Elizabeth II ada garis keturunan dengan Mary Tudor (Bloody Mary)?

James I & VI naik dan kini Inggris dikuasai Dinasti Stuart. Tapi meski konflik suksesi sudah clear, tidak serta merta Inggris langsung stabil. Inggris benar-benar jatuh dalam konflik horizontal internal dan eksternal. Konflik ini bahkan melibatkan Skotlandia dan Irlandia, dan sebetulnya cukup lucu. Bahkan keturunan James I & VI, yaitu Charles I

, menambah kekacauan dengan menjalankan roda pemerintahan menggunakan konsep Divine Rights of King yang sudah usang.

Charles I kena pancung, lalu seorang tokoh bernama Oliver Cromwell

mengambil paksa kekuasaan dari Parlemen. Cromwell ini adalah salah satu Jenderal yang bertugas di Tentara Parlementer. Masuklah Inggris dalam masa First Interregnum Sempat stabil, anak dari Oliver Cromwell yaitu Richard Cromwell menggantikan ayahnya dan performanya buruk. Dinasti Stuart dikembalikan sebagai penguasa lewat King Charles II .

Baru saja tongkat estafet tahta sampai ke adiknya King James II

yang menggantikan Charles II, raja Inggris kena kudeta lagi. Kudeta ini melahirkan masa Second Interregnum. Ini terjadi karena James II secara terbuka mengaku sebagai Katolik dan sejak saat itu Katolik dilarang menjadi penguasa Inggris. Hanya Protestan saja yang diperbolehkan.

Nah, karena sudah sejak lama terjadi konflik suksesi yang sebetulnya tidak penting dan konyol, maka dari itu muncullah Act of Settlement 1701

. Lingkup keluarga kerajaan sudah terlalu besar akibat usia Inggris yang sudah lebih dari 7 abad. Ibaratnya sekarang hampir seluruh bangsawan itu keturunan Alfred the Great. Itu kenapa, lingkup dari pewaris harus diperkecil.

Selain karena konflik suksesi berkepanjangan, ada faktor lain. Ratu saat itu yaitu Queen Anne tidak punya keturunan. Queen Anne total hamil 17 kali dan semua anaknya meninggal saat masih bayi. Dalam kondisi Anne tidak punya keturunan, otomatis konflik suksesi akan terjadi lagi.

Konflik pertama pasti antara pewaris Katolik melawan pewaris Anglikan. Pewaris Katolik cenderung mendapat dukungan dan bantuan dari Eropa tapi dibenci di dalam negeri. Pewaris Anglikan cenderung ditentang Eropa tapi disukai di dalam negeri.

Orang yang mungkin mengklaim tahta adalah:

  1. Charles Edward Stuart yang beragama Katolik.
  2. Princess Henrietta dan Phillipe I, Duke of Orleans yang juga beragama Katolik.

Oleh karena itu, langkah pertama yang dilakukan oleh Parlemen adalah membuat Katolik ilegal untuk menjadi penguasa. Langkah kedua adalah membatasi suksesi ke keturunan kakak perempuan dari King Charles I, yang pada masa itu justru urutan suksesinya sesudah Charles I yang anak bungsu karena gender.

Sang kakak ini bernama Elizabeth of Scotland atau Elizabeth Stuart

yang menikah dengan Frederick V, Elector Palatine, King of Bohemia . Keturunan dari Elizabeth Stuart ini ada banyak, tapi yang Protestan hanya Sophia, Electress of Hanover yang disebut dalam pertanyaan. Karena itu, keturunan Sophia-lah yang dipilih menjadi pewaris Queen Anne.

Selain aturan suksesi, Act of Settlement 1701 juga mencegah beberapa hal:

  1. Penguasa Inggris dari luar Inggris tidak boleh berperang untuk kepentingan negara lain yang dipimpinnya, atau untuk rebutan tahta. Ini mengacu ke kejadian King Henry V yang memerangi Prancis.
  2. Penguasa Inggris tidak boleh pergi dari Britania Raya tanpa persetujuan parlemen.

Jadi, kesimpulannya:

  1. Inggris mengalami berbagai konflik suksesi. Contoh:
    1. antara Dinasti Wessex dan penjarah Nordik
    2. antara Dinasti Plantagenet, Lancaster, dan York
    3. antara Dinasti Tudor dan Dinasti Stuart
    4. antara Protestan dan Katolik Roma
  2. Inggris punya banyak garis kekerabatan di luar negeri yang dari waktu ke waktu selalu berpotensi menjadi penguasa.
  3. Penguasa Inggris dari keturunan luar negeri selalu punya ambisi teritorial untuk menguasai wilayah asalnya. Misalkan King Henry V.
  4. Queen Anne yang menjabat pada akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18 tidak bisa memiliki keturunan. Sudah 17 kali hamil dan anaknya tidak ada yang selamat.
  5. Kalau Queen Anne sampai tidak beranak, Inggris bisa jatuh lagi ke konflik suksesi yang lebih besar, melibatkan bangsawan Skotlandia, dan penguasa daerah di dalam Kekaisaran Romawi Suci dari keturunan Elizabeth Stuart yang merupakan anak dari King James I.
  6. Keturunan Sophia of Hanover ditetapkan sebagai penguasa Inggris (berikutnya menjadi Britania Raya sesudah Act of Union 1707) karena semua saudara Sophia itu Katolik. Hanya Sophia yang Protestan.

Demikian.

Wer rastet, der rostet

Catatan Kaki

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi