PERPOLITIKAN di PASUNDAN dan JAWA ZAMAN DULU

 Kerajaan Sunda terpecah beberapakali, tapi ketika ada bentrokan antara keduanya, baik Galuh maupun Sunda akan diselesaikan dengan musyawarah, yang akhirnya di satu titik menyatu kembali. Hal itu diperlihatkan ketika Batari Hyang Janapati menjadi Ratu Galuh, Ia memindahkan ibukota dari Kawali ke Galunggung yang tertulis dalam Amanat Galunggung. Beliau memiliki ketidakpercayaan yang sangat tinggi terhadap negara lain, termasuk Kerajaan Sunda. Untuk menyelesaikan hal tersebut, akhirnya diadakan pertemuan yang dihadiri oleh pemimpin-pemimpin dari tanah bawahan Sunda dan Galuh.

Jalur diplomatik memang selalu diutamakan oleh orang Sunda dalam penyelesaian sebuah masalah. Itulah kenapa ketika Portugis datang ke Kepulauan Nusantara, Kerajaan Sunda juga menyambut kedatangan mereka dengan perjanjian dagang serta kerjasama militer. Kerajaan Sunda juga beberapa kali melakukan perjanjian damai dengan Cirebon, yang saat itu mulai menjadi negara vasal Demak, padahal Cirebon ini keturunan dari Kerajaan Sunda. Tapi memang masalah diplomatik ini, sudah mendarah daging di kebudayaan Sunda. Contoh lainnya adalah pernikahan Diplomatik Puteri Dyah Pitaloka Citraresmi dan Hayam Wuruk. Maharaja Sunda dan keramahtamahannya.

Meskipun tentunya Sunda-Galuh itu monarki, tapi sebenarnya budaya orang Sunda bisa dibilang sedikit mirip dengan demokrasi. Karena ketika Raja tidak memiliki pewaris maka akan dipilih keluarga bangsawan (Ksatriya) yang paling kuatlah di tanah Sunda-Galuh yang akan menjadi pemimpin Kerajaan. (Tertulis dalam Suma Oriental).

Berbeda dengan Kerajaan Jawa yang well, selalu terpecah kemudian perang. Perang keturunan ken Arok, perang paregreg, Giyanti dll. Feodlismenya juga sangat mengakar kedalam jiwa-jiwa orang Jawa. Sampai sekarang Sabda Sulthan adalah absolut, terlalu berlebihan sih aku tapi yah begitulah.

Tapi sekarang rasanya malah kebalik, karakter pasifist orang Sunda mulai luntur dengan berbagai alasan .

Satu hal lagi, karakteristik orang sunda itu sulit mengubah agamanya, itulah kenapa Suku Sunda termasuk suku-suku besar terakhir yang masuk islam dan sekarang juga termasuk suku yang paling fanatik memeluk islam. Sementara suku Jawa, mereka lebih fleksible dalam beragama. Suku Jawa juga lebih beragam dalam segi agama dibandingkan Suku Sunda padahal yah Orang Jawa juga memiliki jasa dalam mengislamkan orang Sunda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi