WALES

 Sebelum abad ke-13, sebetulnya Wales adalah sebuah negara merdeka yang tidak dikuasai oleh Inggris. Ceritanya cukup panjang.

Jadi pada awalnya, Kepulauan Britania ini adalah tempatnya orang-orang Kelt. Mayoritas penduduknya saat itu adalah orang Kelt Briton[1] . Orang Kelt Briton ini masih satu rumpun dengan orang Kelt di Galia, atau Prancis. Mereka adalah bangsa pejuang macam orang Nordik dan Jermanik.

Pada tahun 42 M, Britania diinvasi dan ditaklukkan oleh Romawi. Sejak saat itu orang-orang Briton mulai terpinggirkan. Romawi banyak berkuasa di daerah yang sekarang menjadi Inggris (bukan Britania Raya). Maka dari itu, banyak orang Briton yang mengungsi ke utara, dan bahkan juga ke barat.

Nah, sesudah orang-orang Romawi pergi karena kisah panjang lainnya, bangsa Anglo-Saxon dari daratan Jerman akhirnya datang ke Inggris dan mulai berkuasa di sana. Orang Briton banyak yang kabur ke barat, dan beberapa malah justru ke pesisir barat Prancis.

Orang-orang ini sekarang dikenal sebagai orang Brittany.

Beberapa Briton yang tersisa akhirnya juga berasimilasi dengan orang Anglo-Saxon, atau kemudian akan saya singkat Saxon. Meski Saxon ini berkuasa, tetap saja tidak semua Briton suka dengan mereka. Persatuan mereka mulai terbentuk saat orang Nordik menginvasi dan menjarah Britania selama hampir 500 tahun. Lama kelamaan identitas mereka sebagai orang "Inggris" muncul.

Tapi ini hanya mencakup daratan yang dikuasai orang Saxon saja. Orang Briton di daerah yang tidak dikuasai oleh Saxon mengembangkan budaya mereka sendiri. Mereka yang menetap di sisi barat Britania lama kelamaan juga mengidentifikasi diri sebagai orang-orang Wales.

Di daerah ini, ada beberapa kerajaan yang berkuasa.

Nah, di bawah Gruffydd ap Llywelyn[2] dari Kerajaan Gwynedd dan Powys akhirnya berhasil mempersatukan Wales menjadi Kerajaan Wales pada 1055 lewat serangkaian diplomasi dan kampanye militer. Istilah Prince of Wales atau Pangeran Wales sendiri kurang jelas akun sejarahnya.

Secara konsensus, sejarawan menduga kalau istilah ini adalah perkembangan terminologi Wales yang lama kelamaan menyebut raja mereka sebagai pangeran. Tokoh pertama yang menggunakan gelar ini adalah Owain Gwynedd[3] dengan gelar princeps Wallensium, atau secara harfiah berarti Prince of Wales.

Beberapa legenda lain juga menyebutkan kalau Gruffydd ap Llywelyn ini adalah "raja tanpa pewaris", sebab sesudah Gruffydd wafat, Wales sendiri sempat terbagi lagi jadi empat kerajaan yang berbeda. Penerus dari Wales, atau generasi pemimpin selanjutnya juga konon menggunakan gelar Prince untuk menghormati Gruffydd.

Meski begitu, sampai pada zaman Owain Gwynedd, status pemimpin Wales masih mirip seperti pemerintah federal. Bangsawan lokal tidak serta merta bersumpah setia dalam hidup dan matinya pada Owain Gwynedd. Alhasil, kepemimpinan Owain Gwynedd tak ubahnya kepemimpinan bercorak Kelt lama, yaitu macam Vincengatorix yang mempersatukan suku-suku atau kerajaan-kerajaan saja dalam format mirip aliansi.

Sesudah abad ke-10 berakhir, orang-orang Normandia menyerang Inggris dan kini kekuasaan Saxon berganti menjadi kekuasaan Norman. Orang-orang Norman cukup bermusuhan dengan Wales.

Semua bangsawan Wales sendiri akhirnya benar-benar bersatu pada abad ke-13. Cucu dari Owain Gwynedd, yaitu Llywelyn Fawr the Great[4] mendapatkan sumpah setia para bangsawan Wales dan menjadi Prince of Wales de facto dan de jure pertama. Gelar ini berlanjut hingga ke cucunya Llywelyn ap Gruffudd dan bahkan dapat pengakuan dari King Henry III of England.

Sempat ada masalah internal di istana Wales yang menyebabkan istri dari Llywelyn, yaitu Eleanor yang masih bangsawan Inggris dipenjara. Ini menjadi justifikasi dari invasi King Edward I of England[5] . Dalam perang ini Wales kalah telak. Perjanjian Aberconwy[6] menjadi perjanjian pertama yang isinya pengakuan overlordship oleh Prince of Wales kepada King of England. Mulai saat ini secara hukum, Wales adalah vassal dari Inggris.

Perdamaian tidak bertahan lama. Sempat ada pemberontakan kecil namun ini berhasil ditumpas lagi oleh Edward I. Banyak bangsawan dan garis keturunan kerajaan Wales yang dieksekusi dan lama kelamaan Wales dan Inggris berada dalam satu unifikasi personal, namun masih dua negara yang berbeda.

Lalu anak dari Edward I, yaitu Edward II lahir di Caernarfon[7] , sebuah kota yang ada kastil kerajaan Inggris di Wales. Dia diberi gelar Prince of Wales. Edward II adalah orang Inggris pertama yang mendapat gelar ini. Secara de facto, penguasa Wales tetaplah Raja Inggris. Namun berdasarkan gelar, secara de jure penguasa Wales adalah Edward II.

Seiring berjalannya waktu, praktek hukum di Wales akhirnya juga berangsur mengikuti Inggris. Wales tetaplah negara yang berbeda, namun secara de facto menjadi bagian dari Inggris.

Karena Inggris suka sekali mengikuti tradisi, maka tradisi pemberian gelar Prince of Wales kepada putra mahkota diteruskan secara turun temurun dan hingga kini masih menjadi bagian dari tradisi Britania Raya.

Wer rastet, der rostet

Catatan Kaki

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi