KISAH ZAMAN VOC

 Saya ingin fokus mencoba menjawab bagian ini: Karena sejarah kita hanya menggambarkan kekejamannya saja, tapi masa orang-orang Belanda tidak ada yang baik?

Kejahatan yang dilakukan Belanda/VOC bersifat sistematik. Jadi jangan dibayangkan setiap harinya orang Belanda bertindak kejam seperti mencambuki atau merendahkan pribumi.

Kejahatan yang bersifat sistematik umumnya memiliki dasar formal/legal dan normatif. Sehingga yang sebetulnya "jahat" acap kali justru dipandang "baik, normal, dan harus dipertahankan".

Sebagai ilustrasi, silahkan bayangkanlah diri Anda sebagai seorang anak pribumi dari keluarga petani miskin. Pagi-pagi sekali, Anda sudah harus membantu orangtua di sawah. Padahal sarapan pakai beras katul saja belum.

Anda pun kabur. Di jalan, tiba-tiba Anda terjatuh. Namun tanpa disangka-sangka, seorang Nona Belanda mengulurkan tangannya untuk membantu Anda berdiri. Ia pun dengan suka rela berbagi beberapa kue lezatnya pada Anda.

Si Nona Belanda memang baik. Dan memang tak sedikit orang Belanda yang baik pada waktu itu. Hanya saja, Anda dan si Nona Belanda dipisahkan oleh norma dan aturan hukum yang diskriminatif, di mana aturan tersebut lebih menguntungkan si Nona ketimbang Anda.

Ia, misalnya, bisa melanjutkan sekolah ke sekolah yang bagus. Sementara Anda justru dilarang sekolah. Selain itu, si Nona Belanda juga hidup dari orangtuanya yang merupakan pengusaha pabrik gula. Agar bisa untung besar, mereka bodo amat memberikan upah yang demikian sedikit pada pribumi.

Mau melawan? Tidak bisa. Di masyarakat, telah tertanam semacam "aturan tak tertulis" bahwa pribumi memang tempatnya di bawah. Hukum pun menyatakan hal serupa. Jadi ketika Anda melawan, Anda akan dipandang aneh baik oleh sesama pribumi maupun orang Belanda.

Dengan kata lain, sebetulnya kekejaman era kolonialisme bukan semata-mata kekejaman fisik. Pada kehidupan sehari-hari, kejahatan yang dirasakan adalah kekejaman akibat kejahatan "mental", kehancuran "moral suatu bangsa", hingga cuci otak.

Awal mula terciptanya sistem seperti ini sendiri cukup panjang dan kompleks. Pada kasus kerajaan Mataram, contohnya, status vasal akhirnya harus ditelan karena kerajaan tersebut memiliki "hutang" pada VOC baik secara finansial maupun secara militer.

VOC sendiri adalah sebuah perusahaan yang cukup modern dan kapitalistik sehingga kekayaan dan kekuasaannya bisa menyamai entitas kerajaan yang sistemnya masih feodal. Sebagai catatan, sebuah sistem yang "advance" biasanya memang mampu menelan sistem yang lebih "sederhana" (tribalisme dikalahkan feodalisme, feodalisme dikalahkan kapitalisme, dan seterusnya).

Ya mirip-miriplah dengan beberapa perusahaan zaman now yang memang sangat kaya. Bedanya, VOC diberi hak merekrut tentara hingga mata uang sendiri. Jadi mereka ini semacam korporat multinasional yang berlaku selayaknya negara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi