PENAMAAN BENDA LANGIT

 

Tata Surya. —via GNFI

BETUL, penyebutan nama-nama planet Tata Surya di Malaysia berbeda karena merujuk pada bahasa Arab, antara lain Utarid, Zuhrah, Marikh, Musytari, dan Zuhal, berturut-turut Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus. Sedangkan dua sisanya, Uranus dan Neptun merujuk pada Dewa Romawi seperti di Indonesia, yakni Uranus dan Neptunus.

Orang Romawi sendiri menamai nama-nama planet berdasarkan dewa-dewa mereka untuk menandingi cara orang Yunani, antara lain: Merkurius (untuk Hermes), Venus (Afrodit), Mars (Ares), Jupiter (Zeus), Saturnus (Cronus), dan Neptunus (Poseidon). Sedangkan Uranus tetap menggunakan nama Yunaninya.

Di Indonesia sendiri atau tepatnya tradisi astronomi Jawa memiliki penyebutan berdasarkan bahasa Sanskrit, antara lain Raditya, Buda, Sukra, Marcapada, Soma, Anggara, Wrahaspati, Tumpak, Gunawan, Paramarta, dan Wiratama, berturut-turut: matahari, Merkurius, Venus, bumi, bulan, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto.

Nama-nama planet Sanskrit juga digunakan sebagai nama-nama hari dalam penanggalan tradisional Saka, khususnya Jawa, Sunda, dan Bali (update dari Kak Nina Supono). Selain itu, planet Venus dalam percakapan bahasa Indonesia juga lazim disebut bintang timur, bintang fajar, atau kejora.

Sedangkan penamaan planet di India menggunakan nama-nama: Budha, Shukra, Mangala, Brhaspati, dan Shani, di samping Surya untuk matahari dan Chandra untuk bulan. (*/msl)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAHUN 80an INDONESIA LEBIH MAJU DARI TIONGKOK, KINI JAUH TERTINGGAL, APA PRINSIPNYA

BAHASA DAERAH yang UNIK

Perilaku Organisasi